Kapal Raksasa Ever Given yang Terjepit di Terusan Suez Kembali Berlayar
Merdeka.com - Kapal raksasa, Ever Given yang sempat terjepit di Terusan Suez pada Maret 2021 kembali berlayar. Itu setelah pemiliknya menandatangani kesepakatan kompensasi.
Seperti diketahui, terjepitnya kapal kontainer raksasa Ever Given membuat kemacetan panjang selama hampir seminggu di Terusan Suez dan berefek panjang. Bahkan insiden ini memberikan dampak kerugian sangat besar.
Melansir laman BBC, kapal Ever Given sudah ditahan selama tiga bulan di dekat Kota Ismailia. Adapun persyaratan kesepakatan tidak diungkapkan lebih lanjut, tetapi Mesir dikabarkan menuntut kompensasi sebesar USD 550 juta (Rp8 triliun).
-
Dimana kapal Israel singgah? Kapal perang Israel mendapat karpet merah dari pemerintah Maroko di bawah kepemimpinan Raja Muhammad VI saat berlabuh di pelabuhan Tangier.
-
Kenapa Maroko terima kapal Israel? Adapun keterbukaan Maroko terhadap Israel tak lain sebagai bagian dari kerja sama pertahanan antara kedua negara.'Ini memperdalam kerja sama pertahanan antara Israel dan Maroko,' tambah situs tersebut.
-
Dimana kapal transit? Pukul 14.09, kapal feri tiba di Pelabuhan Tarebung, Pulau Sapudi. Di pulau ini, kapal akan transit selama satu jam.
-
Dimana kapal tersebut ditemukan? Dua bangkai kapal kuno ditemukan di kedalaman sekitar 1.500 meter di Laut China Selatan.
-
Dimana warga Palestina ditahan? Investigasi selama tiga bulan yang dilakukan oleh New York Times yang diterbitkan pada 6 Juni mengungkapkan pelecehan seksual dan penyiksaan sistematis yang dilakukan terhadap warga Palestina yang ditahan di pangkalan militer Sde Teiman di Israel selatan.
-
Kenapa Israel menahan warga Palestina? Menurut Komisi Urusan Tahanan dan Masyarakat Tahanan Palestina, sejak awal April 2024, lebih dari 3.660 warga Palestina ditahan dengan alasan administratif di penjara Israel.
Kapal sepanjang 400 meter tersebut terjepit di jalur air dan kandas akibat diterpa angin kencang. Akhirnya, ratusan kapal terjebak kemacetan.
Operasi penyelamatan kapal berlangsung selama enam hari dan melibatkan armada kapal tunda dan keruk. Satu orang tewas dalam operasi penyelamatan tersebut.
Otoritas Terusan Suez (SCA) meminta kompensasi sebesar USD 916 juta (Rp13 triliun) dari perusahaan kapal Ever Given asal Jepang, Shoei Kisen. Tujuannya untuk membayar biaya operasi penyelamatan dan sejumlah kerugian lainnya.
Sempat Tolak Klaim
Namun, perusahaan asuransi Ever Given, UK Club menolak klaim tersebut. SCA akhirnya menurunkan kompensasi sebesar USD 550 juta (Rp7 triliun). Kapal berhasil dibebaskan pada Rabu lalu.
Melansir dari BBC, rincian kompensasi yang diterima oleh SCA, pemilik kapal, dan perusahaan asuransi tidak diungkapkan. UK Club memberikan apresiasi kepada SCA dan pihak terkait lainnya yang berhasil membuat kapal dapat berlayar kembali.
Yukito Higaki dari perusahaan Imabari Shipbuilding, anak perusahaan Shoei Kisen, mengatakan bahwa perusahaan akan menjadi pelanggan tetap dan setia dari SCA.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terusan yang berada di Mesir itu sempat menjadi 'pusat konflik' antara Amerika, Eropa, dengan Mesir.
Baca SelengkapnyaPembangunan Terusan Suez dimulai pada awal tahun 1859.
Baca SelengkapnyaKapal kargo Galaxy Leader yang dibajak pasukan bersenjata Houthi pada November lalu sampai saat ini masih ditahan di lepas pantai Al-Saif, Yaman.
Baca SelengkapnyaDengan kondisi ini, para pelaut harus merogoh kocek atau biaya lebih mahal untuk melintas di Terusan Panama.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Israel Rayu Mesir Agar Terima Pengungsi Gaza dengan Imbalan Ini
Baca SelengkapnyaTujuan serangan sebagai bentuk dukungan kepada Palestina ketika Israel dan Hamas melancarkan perang.
Baca Selengkapnya"Menteri Pertahanan Mesir saya kontak, beliau minta ditahan dulu karena kapal sekarang nunggu untuk berlabuh," kata Prabowo
Baca SelengkapnyaIsrael mengajukan dua opsi terkait, namun Mesir juga mengajukan syarat jika Israel mau menguasai sepanjang perbatasan Mesir-Gaza.
Baca SelengkapnyaPembangunan Terusan Suez dimulai pada awal tahun 1859, di ujung kanal paling utara pelabuhan Said, Mesir.
Baca SelengkapnyaKapal kargo bermuatan ribuan ton pupuk itu secara perlahan tenggelam di Laut Merah setelah diserang rudal oleh pasukan Houthi Yaman bulan lalu.
Baca SelengkapnyaHouthi melancarkan serangan menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel, AS, dan Inggris.
Baca SelengkapnyaJika kondisi di Terusan Suez dan Terusan Panama tidak kembali kondusif, bisa berdampak pada peningkatan inflasi.
Baca Selengkapnya