Kata Kepala BATAN soal peluang kehadiran pembangkit listrik tenaga nuklir di RI
Merdeka.com - Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) mengakui pemanfaatan teknologi nuklir untuk energi di Indonesia masih tersendat. Akibatnya, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) tak kunjung terealisasi.
Kepala BATAN Djarot Sulistio Wisnubroto mengungkapkan, pada Kebijakan Energi Nasional (KEN), energi nuklir masih dijadikan pilihan terakhir dalam memenuhi kebutuhan energi nasional. Padahal, berbagai studi dan kajian terhadap perencanaan pembangunan PLTN telah selesai dilakukan.
"Status PLTN memang belum menggembirakan, artinya masih menjadi pilihan terakhir. Apalagi di dua tahun ini merupakan tahun politik sehingga banyak pemangku kepentingan yang enggan berkomitmen dalam mendukung perkembangan PLTN di Indonesia," ungkap Djarot di Palembang, Rabu (4/7).
-
Apa itu baterai bertenaga nuklir? Para ilmuwan dari Universitas Bristol, Inggris meluncurkan baterai bertenaga nuklir pertama di dunia yang menggunakan radioaktif yang tertanam dalam berlian.
-
Bagaimana Meta merencanakan penggunaan energi nuklir? Meta menyatakan ketertarikan pada baik SMR maupun reaktor yang lebih besar, dan sedang mencari mitra yang akan mengizinkan, merancang, merekayasa, membiayai, membangun, dan mengoperasikan pembangkit listrik ini.
-
Apa yang dilakukan Pemprov Kaltim untuk mendukung kebijakan energi terbarukan? Dia kemudian meminta Perusda dapat mengoptimalkan peran, serta melakukan langkah-langkah nyata mendukung kebijakan pemerintah pusat.
-
Apa target PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dengan ARED, pemanfaatan air sebagai sumber energi listrik di Indonesia mampu meningkatkan pemanfaatan air menjadi 25,3 GW pada tahun 2040 atau meningkat sebesar 185 % dibandingkan Business as Usual (BaU)," papar Darmawan.
-
Apa teknologi utama yang digunakan PLTU Batang? PLTU Batang menggunakan teknologi mutakhir terbesar di Asia Tenggara untuk saat ini, yaitu Ultra Super Critical, yang memberikan tingkat efisiensi yang tinggi dan memberikan dampak lingkungan yang lebih rendah dibandingkan dengan teknologi PLTU sebelumnya.
-
Kenapa PLTU Batang dibangun? Pembangunan PLTU Batang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Pulau Jawa dan merupakan bagian dari program penyediaan listrik 35.000 MW.
Menurut dia, energi nuklir sebenarnya dapat menjadi pilihan untuk memenuhi meningkatnya kebutuhan energi listrik nasional. Namun dibutuhkan komitmen jangka panjang, konsistensi, capacity building, dan sosialisasi yang harus terus dilakukan kepada masyarakat.
"Rencana pembangunan PLTN sudah sejak 40 tahun lalu, tetapi sekarang masih proses banyak perizinan yang perlu dilakukan. Perlu diluruskan, energi nuklir aman dan yang kita bangun bukan untuk persenjataan," ujarnya.
Dia mengatakan, ada beberapa daerah yang diajukan ke pemerintah untuk membangun PLTN, yakni Jepara, Bangka Barat, dan Bangka Selatan. Sementara potensi bahan baku uranium terdapat 70 ribu ton yang tersebar di Kalimantan Barat, Bangka, dan Mamuju.
"PLTN itu nantinya bersifat komersial, bisa memenuhi kebutuhan energi listrik industri juga," kata dia.
Sementara itu, Kepala Pusat Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir BATAN, Geni Rina Sunaryo mengatakan, energi nuklir tidak hanya bisa menghasilkan listrik tetapi juga memproduksi tenaga uap panas yang bisa dimanfaatkan industri. Pihaknya sedang mendesain reaktor daya sesuai dengan kebutuhan dan pemanfaatan dalam negeri.
"Sebenarnya anak bangsa mampu mengembangkan energi nuklir, sangat bersaing dengan negara tetangga," pungkasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rencana ini sudah beberapa kali dibahas bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Baca SelengkapnyaFokus pemerintah dalam percepatan transisi energi Indonesia masih mengarah pada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Baca SelengkapnyaPLN saat ini masih lebih memilih sumber pembangkit berbasis alam yang ramah lingkungan.
Baca SelengkapnyaKapasitas pembangkit nuklir pertama di Indonesia ini sebesar 250 megawatt.
Baca SelengkapnyaRencana pemanfaatan PLTN ini telah disahkan oleh Komisi di Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menyetujui RPP KEN.
Baca SelengkapnyaHarris menyampaikan Indonesia akan memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir pertama pada tahun 2023. Adapun, kapasitas PLTN tersebut sekitar 320 megawatt.
Baca SelengkapnyaPembangkit tenaga nuklir dibangun oleh perusahaan listrik swasta asal Amerika Serikat, PT ThorCon Power Indonesia dengan kapasitas 500 MW.
Baca SelengkapnyaIni selaras dengan penyusunan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RKUN) yang dikabarkan segera selesai.
Baca SelengkapnyaAda 19 aspek yang perlu disiapkan jika Indonesia hendak menjalankan program pembangkit listrik dari nuklir.
Baca SelengkapnyaKomitmen Indonesia dalam memiliki PLTN ini pun akan diimplementasikan dalam pembentukan Organisasi Pelaksana Program Tenaga Nuklir (NEPIO).
Baca SelengkapnyaRencana ini untuk mencapai target net zero emission di 2060.
Baca SelengkapnyaLebih berhati-hati dalam menerima berbagai tawaran investasi tersebut.
Baca Selengkapnya