Keberatan soal pajak, pengusaha hotel minta agen perjalanan asing jadi badan usaha
Merdeka.com - Bisnis agen perjalanan online tengah berkembang pesat di Indonesia, baik agen perjalanan lokal maupun asing. Tentunya, hal ini mampu memengaruhi industri hotel di Indonesia.
Ketua Umum Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia Hariyadi Sukamdani meminta agar pemerintah menjadikan agen perjalanan asing sebagai badan usaha. Sebab, perusahaan tersebut kerap membuat industri perhotelan merugi, terutama soal pajak.
"Kami akan sangat keberatan dan akan komplain kalau pemerintah sampai tidak bisa mendorong mereka jadi badan usaha tetap di Indonesia," ujar Hariyadi, di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Senin (13/11).
-
Kenapa Hotel Indonesia dibangun? Sukarno pun teringat bahwa dua tahun lagi (1962) Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games IV, sementara Ibu Kota belum memiliki bangunan yang layak untuk dibanggakan di hadapan para atlet se-Asia.
-
Siapa pemilik hotel? Pemilik hotel, Jim dan Whit Hanks, mengatakan mereka merasa terhormat memiliki peran dalam sejarah lokal.
-
Siapa yang meresmikan Hotel Indonesia? Hotel Indonesia diresmikan pada tanggal 5 Agustus 1962 oleh Presiden RI Pertama, Soekarno, guna menyambut pagelaran Asian Games IV tahun 1962.
-
Siapa pemilik hotel di Bali yang terbengkalai? Hotel yang memiliki luas wilayah yang sangat besar ini disebut-sebut sebagai kepunyaan Hutomo Mandala Putra yang juga dikenal sebagai Tommy Soeharto.
-
Kenapa pungutan wisatawan asing diharapkan bisa meningkatkan kualitas pariwisata di Bali? 'Masalah-masalah yang kita hadapi sekarang seperti soal sampah dan kemacetan harus bisa segera diatasi,' katanya saat membuka Tatanan Baru Pariwisata Bali dengan tema 'Pungutan Wisman untuk Pariwisata Bali yang Berkualitas' di Kampus Universitas Udayana (Unud), Bali, Selasa (23/1).
-
Siapa yang membangun Hotel Nusantara? Adapun pembangunan hotel ini adalah hasil investasi konsorsium yang diinisiasi oleh Agung Sedayu Group (ASG) .
Dia mengeluhkan, pengusaha hotel kerap dibebani oleh pajak dari agen perjalanan tersebut. Selama ini pemerintah melalui Ditjen Pajak, meminta pembayaran PPh OTA asing dari perhotelan.
"Top up itu artinya kita yang disuruh bayar PPH-nya dia, ya kita tidak mau lah. Rata-ratanya itu antara 15-30 persen komisinya, lalu kalau kami harus bayar yang rata-rata agen perjalanannya ini kan non tax treaty, jadi rata-rata bayarnya 20 persen PPH 26-nya. Jadi berapa harus bayar, itu bisa repot kalau kita bayar top up," jelasnya.
Menurutnya, pemerintah tengah memproses permintaan tersebut. Menurut dia pihak pajak juga sudah menyadari bahwa tidak adil jika top up tersebut diminta ke pihak hotel.
Oleh sebab itu, apabila agen perjalanan asing tersebut menolak dijadikan badan usaha tetap, Haryadi meminta Pemerintah memblokirnya.
"PPH bayar kita bayarin, PPH karyawan kita ikut bayar. Lalu di OTA lokal kita juga ikut bayar, PPH 23 ya kalau lokal ya. Jadi kalau dipaksakan tidak bisa dan mereka juga tahu itu," tegasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia meminta kebijakan ini dipertimbangkan secara teliti.
Baca SelengkapnyaPrabowo menilai, dukungan terhadap keberlangsungan bisnis sektor swasta akan mendorong aliran modal masuk ke Indonesia lebih tinggi lagi.
Baca SelengkapnyaAlasan Pemprov Bali memberlakukan pungutan bagi wisman senilai Rp150.000, lantaran Pemprovnya merasa tidak mendapatkan pemasukan.
Baca SelengkapnyaUpaya peninjauan kembali di Mahkamah Konstitusi (MK) terkait besaran pajak spa dan klasifikasinya ke jasa hiburan, diharapkan merevisi besaran tarif pajak spa.
Baca SelengkapnyaPengenaan besaran pajak 40 persen hingga 75 persen tersebut karena penikmat hiburan karaoke hingga spa tersebut berasal dari masyarakat kalangan tertentu.
Baca SelengkapnyaPemilik Atlas Beach Club, Hotman Paris mengeluhkan aturan pajak hiburan yang naik hingga 75 persen.
Baca SelengkapnyaKelompok pengusaha juga bakal menyampaikan setumpuk rekomendasi spesifik kepada pemerintah terkait sejumlah peraturan daerah (Perda) bermasalah.
Baca SelengkapnyaPengacara Hotman Paris Hutapea senggol Jokowi usai muncul kebijakan kenaikan pajak hiburan.
Baca SelengkapnyaHotman Paris Hutapea mendatangi kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di kawasan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Senin (22/1).
Baca SelengkapnyaBiaya penerbangan domestik jauh lebih mahal dibandingkan dengan biaya penerbangan internasional atau ke luar negeri.
Baca SelengkapnyaDengan harga yang tidak berbeda jauh, masyarakat Indonesia justru lebih memilih berlibur ke luar negeri dibanding wisata domestik.
Baca SelengkapnyaJika pejabat tersebut tidak segera ditindak dan diganti maka bisa membahayakan perekonomian negara.
Baca Selengkapnya