Keberpihakan Pemerintah Pada EBT Diminta Dituangkan dalam Bentuk Kebijakan
Merdeka.com - Pemerintah Jkoowi dinilai cukup berpihak pada pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT), seiring perubahan tren dunia. Namun demikian, berpihak saja tidak cukup karena harus dituangkan dalam bentuk kebijakan.
Direktur Eksekutif Institute Essential Services and Reform (IESR), Fabby Tumiwa menilai Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan beberapa kementerian lain cukup mendukung pertumbuhan pembangkit EBT. Dia mendorong niat baik dari pemerintah dituangkan dalam instrumen kebijakan yang lebih pasti.
"Niat baik itu belum tercermin dalam produk kebijakan. Mungkin ini masalah waktu. Saya lihat ada komitmen, tapi belum terjemahkan menjadi kebijakan yang bisa dilihat masyarakat dan menjadi acuan bagi pelaku usaha untuk investasi," kata Fabby di Jakarta, Selasa (19/10.
-
Apa yang dilakukan Pemprov Kaltim untuk mendukung kebijakan energi terbarukan? Dia kemudian meminta Perusda dapat mengoptimalkan peran, serta melakukan langkah-langkah nyata mendukung kebijakan pemerintah pusat.
-
Bagaimana Kemenko Perekonomian tingkatkan daya saing industri? 'Perjalanan transformasi industri untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah produknya masih Panjang, sehingga sinergi yang sudah terjalin selama ini harus dilanjutkan dan diperkuat lagi,' jelas Menko Airlangga.
-
Bagaimana Pertamina mendorong pertumbuhan ekonomi? 'Karena inilah kekuatan Indonesia,'ujar Nicke.
-
Apa yang dilakukan Kementerian ESDM untuk mendukung teknologi CCS? 'Pak Menteri ESDM sudah menetapkan keputusan bahwa biaya CCS dapat masuk dalam cost recover,' ujar Noor.
-
Apa yang didorong oleh Kementan? Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong HUT ke 78 RI menjadi semangat dalam membangun pertanian yang berdaulat pangan.
-
Bagaimana Pemprov Kaltim mendorong Perusda MBS untuk menerapkan bisnis kendaraan listrik? 'Saya mendorong ke depan, MBS mulai menggunakan kendaraan non fosil. Kendaraan itu bisa dipinjam atau disewakan,' ujarnya Akmal kepada wartawan.
Niat baik pemerintah mengembangkan EBT diuji dalam revisi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030. Karena ada penurunan target pertumbuhan listrik dari 6,4 persen per tahun menjadi 4,9 persen per tahun, pemerintah akan memangkas pembangunan pembangkit baru sebesar 15,5 ribu megawatt (MW) atau 15,5 gigawatt(GW). Pembangkit EBT terdampak.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Dadan Kusdiana sudah menyampaikan kapasitas pembangkit EBT akan dipangkas sekitar 400 Megawatt (MW). Di sisi lain, seperti tertuang dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), pemerintah memiliki target bauran EBT sebesar 23 persen bisa dicapai pada 2025.
"Kalau sesuai target RUEN sampai 2025 ada tambahan 10 gigawatt EBT.Kalau mengacu itungan tersebut, EBT harus dibangun 1,5-2,5 gigawatt setiap tahun. Menurutnya saya EBT seharusnya diprioritaskan, bukan dikurangi," tegas Fabby.
Fabby menjelaskan, investasi awal untuk membangun pembangkit EBT memang mahal tetapi biaya operasional dan perawatan lebih murah dibandingkan pembangkit energi termal. Karena itu, dalam jangka panjang harga EBT bisa lebih murah. "EBT seharusnya mendapat kemudahan, tapi kenyataannya tidak. Subsidi ke EBT tidak ada," ujar Fabby.
Buka Peluang Kerja
Pengembangan EBT juga bisa membuka lebih banyak peluang kerja, sangat relevan dengan kondisi saat ini di mana angka pengangguran meningkat akibat pandemi Covid-19. Badan Pusat Statistik melaporkan jumlah pengangguran periode Agustus 2020 sebanyak 9,77 juta orang.
Mengutip bps.go.id, terdapat 29,12 juta orang (14,28 persen) penduduk usia kerja yang terdampak Covid-19, terdiri dari pengangguran karena Covid-19 (2,56 juta orang), Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena Covid-19 (0,76 juta orang), sementara tidak bekerja karena Covid-19 (1,77 juta orang), dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena Covid-19 (24,03 juta orang).
Direktur Program Koaksi Indonesia Verena Puspawardani mengatakan memastikan pengembangan dan penyebaran energi terbarukan di seluruh Indonesia akan membuka banyak peluang kerja.
"Jadi energi terbarukan akan membuka akses yang lebih luas bagi masyarakat Indonesia untuk memperoleh kebutuhan esensial, seperti air bersih dan sanitasi, akses informasi dan pendidikan, peningkatan ekonomi lokal, literasi keuangan, hingga ketahanan pangan, dan mewujudkan masa depan Indonesia yang lebih bersih," kata Verena.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kampanye penggunaan mobil listrik sebagai kendaraan operasional bagian dari strategi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pemimpin di sektor EBT.
Baca SelengkapnyaProgram ini akan memberikan dampak positif bagi negara dengan mengurangi konsumsi batu bara sebesar 2,98 juta ton per tahun.
Baca SelengkapnyaPemerintah kembali mengkaji skema power wheeling dalam RUU EBET.
Baca SelengkapnyaPemerintah sedang menyusun perubahan aturan untuk dapat mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan bermotor berbasis listrik.
Baca SelengkapnyaUntuk penerapannya, Eniya melihat peluang di kawasan Indonesia Timur. Sebab, beberapa wilayah di sana masih belum punya sistem jaringan memadai.
Baca SelengkapnyaPemerintah tidak ingin Indonesia sembrono dalam mengekspor energi hijau.
Baca SelengkapnyaPemerintah di dalam nota keuangan di tahun-tahun sebelumnya juga telah mewacanakan agar penyaluran BBM bersubsidi langsung ke konsumen.
Baca SelengkapnyaAsosiasi: Energi Angin Berpotensi Besar untuk Capai Target Bauran Energi Nasional 2050
Baca SelengkapnyaRumah bersama ini merupakan komitmen pemerintah untuk memperkuat kolaborasi antar kementerian/lembaga terkait untuk percepatan transisi EBT.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan membeberkan rencananya untuk mendorong energi baru terbarukan.
Baca SelengkapnyaMenteri ESDM Bahlil Lahadalia telah memberikan arahan kepada jajarannya untuk menyelesaikan kebijakan tersebut.
Baca SelengkapnyaDibutuhkan proses guna menuju target tersebut, yang pertama harus dicapai adalah ketahanan energi yakni terjaminnya pasokan energi untuk kebutuhan nasional.
Baca Selengkapnya