Kebijakan BI Turunkan Uang Muka KPR Gairahkan Industri Properti Tengah Landai
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) belum lama ini menurunkan suku bunga acuannya yaitu BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5,25 persen. BI juga mengeluarkan kebijakan untuk melonggarkan aturan Loan to Value ( LTV) dan Finance to Value (FTV) bagi pembiayaan kepemilikan properti, baik rumah tapak, rumah tinggal maupun rumah kantor dan rumah toko.
Country Manager Rumah.com, Marine Novita menyambut baik adanya dua kebijakan baru dari Bank Indonesia tersebut. Kebijakan tersebut diharapkan bisa menggairahkan industri properti yang belakangan ini sedang dalam kondisi melandai.
"Adanya penurunan suku bunga BI 7 Days Repo Rate menjadi 5,25 persen dan pelonggaran aturan LTV diharapkan bisa menjadi stimulus bagi industri properti di Indonesia terutama dalam penyaluran KPR bagi konsumen yang akan membeli hunian. Dengan kebijakan tersebut, bank memiliki keleluasaan untuk mengambil risiko dalam menyalurkan kredit dan memberikan batas minimum uang muka (down payment) KPR juga akan bisa lebih ringan," jelas Marine dikutip keterangannya.
-
Mengapa BNI tingkatkan kredit BUMN? Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan memasuki semester kedua 2023, perseroan mulai melihat banyak BUMN yang berbenah dan siap untuk melakukan ekspansi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih kuat.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Bagaimana Lippo Karawaci meningkatkan nilai jual propertinya? Keunggulan yang dimiliki FiberStar dan CBN akan memberikan nilai tambah bagi konsumen kami.
-
Apa yang BNI tingkatkan? PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp97.9 triliun di September 2023 kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
-
Siapa saja yang termasuk Bank Pemerintah di Indonesia? Daftar bank BUMN di Indonesia antara lain adalah BRI, BNI, Bank Mandiri, dan BTN.
-
Bagaimana Kemenko Perekonomian ingin meningkatkan kemudahan mobilitas investor? Dalam kerja sama ini, kedekatan geografis antara Kawasan Batam Bintan Karimun (BBK) dan Singapura menjadi motor penggerak kemudahan tersebut.
Landainya industri properti di tanah air juga tercermin dari Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H2 2019, di mana kepuasan secara umum terhadap iklim industri properti Indonesia sedang menurun. Iklim industri properti di tanah air saat ini tercatat meraih skor 31 persen, menurun dari skor 34 persen pada semester sebelumnya.
Hasil survei kali ini diperoleh berdasarkan 952 responden dari seluruh Indonesia yang dilakukan pada bulan Januari hingga Juni 2019. Survei ini dilakukan oleh Rumah.com sebagai portal properti terdepan di Indonesia untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di tanah air.
Tingkat kepuasan terhadap industri properti Indonesia yang sedang menurun ini, menurut hasil survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index disebabkan oleh value yang didapat antara properti yang ditawarkan dengan harga yang diminta semakin dianggap tidak wajar dan tidak senilai uangnya (worth the money). Selain itu juga semakin banyak responden yang menganggap bahwa properti yang ditawarkan saat ini tidak menarik, sementara harganya terlalu tinggi.
Menurut Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H2 2019, selain suku bunga yang tinggi, ketidakpuasan konsumen terhadap iklim properti di Indonesia juga disebabkan oleh harga properti yang mahal atau malah overpriced (menurut 82 persen responden), harga properti yang terus meningkat (menurut 65 persen responden), kondisi ekonomi yang belum begitu baik (menurut 53 persen responden) dan keterbatasan pilihan pembiayaan yang bagus (menurut 37 persen responden).
Marine menjelaskan bahwa harga properti yang mahal dan terus meningkat memang selalu dipandang dari dua sisi. Bagi mereka yang optimistis, mereka melihatnya sebagai peluang investasi di masa depan, sementara mereka yang pesimistis, ini disebabkan keraguan terhadap kemampuan finansialnya. Mereka yang belum yakin dengan kemampuan kemungkinan adalah mereka yang masih awam atau kurang informasi.
"Sementara jika ada konsumen yang mengeluhkan suku bunga yang tinggi namun jika kita lihat berdasarkan data dan ditarik mundur, tingkat suku bunga yang berlaku saat ini tidak lebih tinggi dari suku bunga pada tahun 2015. Oleh karena itu, setelah dua kebijakan Bank Indonesia tersebut berlaku secara efektif maka diharapkan industri properti bisa menggeliat kembali," jelas Marine.
Ekonom PermataBank, Josua Pardede menambahkan bahwa keputusan BI untuk menurunkan suku bunga kebijakan sebesar 75 bps (sebanyak 3 kali penurunan) menjadi 5,25 peren sejak Juli 2019 sebagai langkah pre-emptive untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi ke depan dari dampak perlambatan ekonomi global. Penurunan suku bunga acuan BI diperkirakan akan langsung diikuti penurunan suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB), yang pada umumnya akan direspon dengan penurunan suku bunga deposito yang selanjutnya akan mendorong juga penurunan suku bunga kredit.
"Transmisi kebijakan moneter ini yang pada akhirnya mempengaruhi suku bunga kredit, tidak terkecuali suku bunga kredit KPR. Dengan fakta bahwa BI sudah merelaksasi kebijakan makroprudensial nya dengan menurunkan LTV sejak Agustus 2018, maka diperkirakan bahwa apabila suku bunga KPR berpotensi turun menyesuaikan penurunan suku bunga acuan BI. Oleh karena itu, permintaan terhadap properti dan KPR diperkirakan akan berangsur naik paling cepat akhir tahun ini atau awal tahun depan," katanya.
Josua juga menambahkan bahwa berdasarkan survei Bank Indonesia, indeks harga properti residential pada Q2 2019 menunjukkan kenaikan yang lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya. Secara kuartalan, harga properti residential melambat dari 0,49 persen (qtq) menjadi 0,20 persen (qtq) dan secara tahunan melambat dari 2,04 persen (yoy) menjadi 1,47 persen (yoy).
"Peningkatan harga properti didorong oleh kenaikan harga bahan bangunan dan upah pekerja. Sementara, harga properti residential pada Q3 2019 diperkirakan masih mengalami kenaikan 1,76 persen (qtq). Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, harga properti residential diperkirakan meningkat 1,82 persen (yoy) dari Q2 2019 sebesar 1,47 persen (yoy). Kenaikan harga rumah diperkirakan terjadi pada rumah tipe kecil," jelasnya.
Untuk melihat seperti apa produk hunian mutakhir yang ditawarkan industri properti, IIPEX sebagai pameran properti terbesar bisa menjadi salah satu barometer. Pameran yang diselenggarakan serentak di 4 kota ini akan berlangsung hingga 29 September 2019. Tidak hanya menawarkan pilihan hunian terbanyak, dalam pameran ini Rumah.com juga menyajikan virtual tour, konsultasi seputar hunian, dan keuangan rumah tangga.
Membeli sebuah rumah bisa menjadi keputusan paling sulit, dan mungkin juga yang termahal. Saat memutuskan untuk membeli rumah, hal yang terpenting adalah mendapatkan informasi selengkap- lengkapnya, agar bisa mengambil keputusan dengan penuh percaya diri.
Marine menjelaskan bahwa Rumah.com ingin membantu para pencari hunian dengan membuat proses ini menjadi lebih transparan. Rumah.com menghadirkan Rumah.com Property Index dan Rumah.com Property Affordability Sentiment Index untuk membantu masyarakat Indonesia memahami pergerakan pasar properti dengan lebih baik. Para pembeli bisa mendapatkan informasi harga yang masuk akal, sesuai dengan sentimen pasar.
"Sebagai yang terdepan di pasar properti Indonesia, Rumah.com memproses begitu banyak data properti setiap hari. Dengan demikian, kami dapat mengolah dan memberikan informasi mendalam kepada masyarakat Indonesia yang tengah mencari hunian," pungkas Marine.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Alhasil, pemulihan ekonomi telah menunjukkan perbaikan yang signifikan ke arah yang lebih baik
Baca SelengkapnyaDengan stimulus pemerintah tersebut, semakin banyak masyarakat Indonesia dapat memiliki hunian sendiri sehingga menekan angka backlog.
Baca SelengkapnyaSektor properi didorong pelonggaran rasio LTV/FTV Kredit/Pembiayaan Properti menjadi maksimal 100 persen untuk semua jenis properti.
Baca SelengkapnyaSalah satunya dengan melakukan sinergi lintas kementerian/lembaga, termasuk dengan Bank Indonesia (BI) untuk insentif likuiditas.
Baca SelengkapnyaPerpanjangan ini untuk mendorong pertumbuhan kredit.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit didukung oleh sisi permintaan yang tetap baik dari korporasi.
Baca SelengkapnyaPenjualan properti residensial triwulan IV-2023 tercatat meningkat 3,37 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaInsentif ini akan diberikan kepada sektor properti dan perumahan berupa adanya pelonggaran pajak yang akan ditanggung oleh pemerintah.
Baca SelengkapnyaKontribusi industri properti terhadap PDB pada triwulan kedua 2023 tercatat sebesar 9,43 persen untuk sektor konstruksi & 2,40 persen untuk sektor real estate.
Baca SelengkapnyaDari angka tersebut disalurkan kepada kelompok bank BUMN sebesar Rp120,9 triliun, bank Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) sebesar Rp110,9 triliun.
Baca SelengkapnyaPembentukan "BTN Fund" diharapkan dapat menciptakan permintaan, memperluas pangsa pasar dan membuka segmen baru.
Baca SelengkapnyaDi akhir 2023, penambahan inventori baru pada proyek perumahan naik hingga dua kali lipat, sementara permintaan akan rumah baru juga naik hingga 27 persen.
Baca Selengkapnya