Kebijakan Ekonomi Jilid I Jokowi Dinilai Kurang Berhasil
Merdeka.com - Sebanyak 16 paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan dalam kurun waktu 5 tahun pertama pemerintahan Jokowi dinilai kurang berhasil. Padahal, paket kebijakan tersebut tujuannya untuk menarik investasi dan memajukan dunia usaha.
Ketua umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia DKI Jakarta (HIPPI), Sarman Simanjorang mengatakan kebijakan-kebijakan yang ada saat ini harus dievaluasi secara menyeluruh, agar implementasinya pada periode kedua mendatang dapat menjadi lebih baik lagi.
"Kami sudah katakan bahwa dari 16 paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah itu kan tidak dievaluasi secara komprehensif," kata dia, saat ditemui di acara diskusi bertajuk Harapan Pengusaha Pada Kabinet Ekonomi Jilid II, di Jakarta, Kamis (12/9).
-
Kenapa HIPMI ingin pemimpin selanjutnya tingkatkan iklim usaha? Para pengusaha pun berharap pemimpin negara selanjutnya bisa menciptakan iklim usaha di Indonesia menjadi lebih baik.
-
Apa yang akan dievaluasi Kemenhub? Tujuannya, agar kejadian serupa tidak terjadi kembali. Nantinya, tim investigasi internal akan mengevaluasi kasus kekerasan di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta dan bagaimana kaitannya dengan pola pengasuhan.
-
Bagaimana HIPMI ingin atasi tantangan iklim usaha? Perlu ada akselerasi dengan suatu program yang tepat yang melibatkan dunia usaha dalam proses pendidikan misalnya,' kata Anggawira.
-
Siapa yang mengapresiasi kebijakan Jokowi? Kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di bidang pangan dan pertanian mendapatkan apresiasi dari Dekan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Mangku Purnomo.
-
Apa yang diharapkan HIPMI dari pemimpin selanjutnya? Para pengusaha pun berharap pemimpin negara selanjutnya bisa menciptakan iklim usaha di Indonesia menjadi lebih baik.
-
Siapa yang memimpin refleksi Kemenkumham? Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Yasonna H. Laoly menyebut refleksi merupakan momentum yang tepat untuk belajar menghargai dan bersyukur.
Dia melanjutkan, sebagian besar kebijakan tersebut hanya berakhir di atas kertas. Implementasi di lapangan tidak sesuai bahkan ada yang tidak berjalan sama sekali.
"Sehingga apa yang diharapkan oleh Presiden itu hanya sebagai suatu kebijakan di atas kertas, tapi dalam pelaksanaan di lapangan itu tidak dirasakan oleh dunia usaha," ujarnya.
Dia mencontohkan, salah satu kendala tersebut adalah masih adanya ketidakselarasan antara kebijakan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, terutama dalam proses perizinan dan investasi. Menurutnya, pengusaha maupun investor kerap kali mengalami kebingungan saat sudah memperoleh restu dari pemerintah pusat namun terhalang oleh kebijakan di daerah.
"Kadang-kadang investasi kita itu investor sudah dapat karpet merah dari pempus tapi ketika ke daerah dapat hambatan lagi. Karena disana ada bupati ada gubernur yang juga punya kewenangan sama dan mereka juga bisa menghambat dan tidak berikan izin. Ini kan salah satu yang masuk paket kebijakan tapi implementasi di lapangan tidak jalan," ujarnya.
"Hal-hal seperti ini harus segera diselesaikan dalam kabinet ke depan," tutupnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salim Segaf menilai, rakyat membutuhkan perubahan.
Baca SelengkapnyaWapres ke-10 dan 12, Jusuf Kalla atau JK memperkirakan, siapa pun yang menggantikan Jokowi akan menghadapi tantangan berat.
Baca SelengkapnyaPenanganan angka kemiskian di era Jokowi diklaim lebih baik dibandingkan negara lain.
Baca SelengkapnyaBahlil dalam pidatonya memuji langkah Presiden Jokowi terkait hilirisasi dan menyebut banyak pihak berpikir keliru.
Baca SelengkapnyaIa pun tidak menampik bahwa apa yang disampaikannya menjadi kritikan bagi pemerintah karena seluruh strategi pembangunan yang terjadi saat ini masih aster.
Baca SelengkapnyaBangsa yang merdeka ialah bangsa yang mampu mengentaskan masyarakatnya dari jurang kemiskinan.
Baca SelengkapnyaAHY menilai sembilan tahun terakhir ekonomi alami sejumlah kemandekan dan kemunduran serius
Baca SelengkapnyaPrabowo menyebut kekayaan Indonesia juga sudah pernah diperas selama masa penjajahan.
Baca SelengkapnyaIndonesia masih terus bertahan agar tidak masuk dalam kondisi resesi seperti yang dialami oleh negara maju.
Baca Selengkapnyameminta pemerintah memperhatikan pengusaha swasta agar tak kalah saing dengan perusahaan-perusahaan BUMN.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi terus memantau realisasi belanja pemerintah pusat maupun daerah.
Baca SelengkapnyaIsu yang beredar, mulai dari pembatalan kenaikan UKT yang tinggi, hingga masalah yang menyeret Kejaksaan Agung dan Polri
Baca Selengkapnya