Kebijakan Elon Musk Usai Beli Twitter USD44 Miliar
Merdeka.com - Elon Musk akhirnya membeli Twitter dan menjanjikan perubahan besar-besaran pada salah satu platform media sosial terbesar di dunia tersebut. Memproklamirkan diri sebagai "absolut kebebasan berbicara", Elon Musk telah mengambil alih Twitter dalam kesepakatan USD 44 miliar atau setara dengan Rp 686 triliun.
Dia bahkan telah memecat kepala eksekutif, Parag Agrawal, kepala keuangan, Ned Segal dan kepala kebijakan dan urusan hukum, Vijaya Gadde sebagai maksud mengubah arah baru yang menentukan bagi perusahaan.
Miliarder itu mengatakan, bahwa tujuannya adalah untuk mengubah Twitter menjadi kekuatan untuk kebaikan dalam kehidupan publik, menolak penyensoran, pembatasan konten serta melawan perang budaya yang berisiko memecah internet menjadi kelompok kanan dan kiri. Oleh karena itu akan ada beberapa kebijakan yang diambilnya untuk mengubah Twitter sesuai impiannya.
-
Apa yang diubah Elon Musk tentang blokir akun di Twitter? Dalam pernyataannya, ia menjelaskan bahwa akun yang diblokir oleh pengguna lain tetap dapat melihat postingan atau unggahan dari akun yang memblokirnya.
-
Kenapa Elon Musk mengubah sistem blokir di Twitter? Elon Musk berpendapat bahwa melarang seseorang untuk melihat unggahan publik dari orang lain adalah tindakan yang tidak rasional.
-
Bagaimana kekayaan Elon Musk meningkat? Saham Tesla telah meningkat hampir 140 persen sejak awal tahun, mendorong kekayaan Musk semakin tinggi.
-
Apa yang Elon Musk lakukan dengan kekayaannya? Bahkan kabarnya Elon Musk menyatakan bahwa ia akan menggunakan kekayaannya untuk proyek-proyek besar dan filantropi. Kekayaan Bos Tesla dan SpaceX ini ialah USD 205,6 miliar atau Rp 3.336 Triliun.
-
Bagaimana Elon Musk mendapatkan keuntungan? Sejak saat itu, saham Tesla telah meningkat hingga sekitar 10 kali lipat, meningkatkan nilai saham Musk hingga lebih dari USD 100 miliar.
-
Apa yang membuat Elon Musk sukses? Keinginan untuk bersaing dan mendominasi, yang membuatnya begitu sukses dalam bisnis.
Twitter menjadi Free Speech, Free For All
Sebagai absolutis kebebasan berbicara, dia berencana untuk mengurangi pembatasan konten dan akan membatalkan larangan permanen akun yang sebelumnya dihapus dari platform karena berulang kali melanggar aturan. Misalnya seperti akun miliki mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Rencana tersebut telah menimbulkan kontroversi serta berdampak pada potensial bisnis penjualan iklan inti Twitter. Karena pengiklan merasa ragu bahwa postingan berbayar mereka akan mendapat atensi akibat harus muncul bersama konten yang lebih kontroversial.
Setelah mantan presiden AS Donald Trump dilarang di platform, Elon Musk mentweet beberapa hal ekstrem dan memancing perdebatan. Seperti salah satu tweetnya pada bulan April yang menuliskan "Saya berharap kritik terburuk saya tetap ada di Twitter, karena itulah arti kebebasan berbicara."
Jadi bisa dilihat bahwa pelarangan menyeluruh di berbagai akun, termasuk yang telah menyebarkan informasi yang salah dan pandangan ekstremis akan dilonggarkan di masa depan atas nama ruang terbuka. Langkah seperti itu, bagaimanapun, akan bertentangan dengan pekerjaan Twitter baru-baru ini untuk membasmi perilaku berbahaya di platform ini.
Sehingga Elon Musk harus mencapai keseimbangan yang baik antara keduanya agar tidak mengasingkan pengiklan yang menjadi pemasukan utama Twitter dalam menghasilkan uang. Karena perlu diingat, perusahaan mungkin tidak ingin postingan berbayar mereka berada di sebelah tweet kontroversial.
Pengguna Membayar Biaya Berlangganan
Twitter tahun lalu meluncurkan paket berlangganan pertamanya yang disebut Twitter Blue. Paket langganan dengan biaya USD 3 membuat pengguna mendapat akses lebih banyak pada fitur terbatas. Dia telah mengindikasikan bahwa dia mendukung model seperti itu, meskipun dia menginginkannya lebih murah.
Namun dalam tweet yang sekarang dihapus, dia juga mengisyaratkan bahwa iklan akan dihapus seluruhnya dari Twitter. Karena dia menganggap kemungkinan perusahaan yang beriklan dapat mendikte kebijakan sangat meningkat jika Twitter bergantung pada uang iklan untuk bertahan hidup.
Menambahkan Tombol Edit
Panggilan untuk tombol edit bukanlah hal baru. Namun dia melakukan polling kepada pengikutnya untuk menanyakan apakah mereka ingin Twitter mengembangkan tombol Edit dan hasilnya 73 persen dari 4,4 juta suara mendukung.
Seorang pengguna yang menanggapi jajak pendapat, mengatakan bahwa tombol edit seharusnya hanya tersedia selama beberapa menit dan tweet asli harus tetap tersedia untuk umum. Musk menyebut saran itu "masuk akal".
Akhir dari Bot dan Akun Palsu
Musk menyebut bot spam, yang biasanya memposting banyak tweet di feed pengguna, sebagai "satu-satunya masalah paling menjengkelkan di Twitter". Dia percaya solusinya adalah dengan mengotentikasi "semua manusia nyata" dan menggunakan foto, email, dan nomor telepon untuk menetapkan identitas seseorang.
Meski Twitter sudah memiliki praktik yang baik untuk mendeteksi akun palsu. Tetapi menjadi lebih sulit untuk menemukan contoh di mana orang sungguhan membuat akun palsu untuk menyebarkan disinformasi atau mencoba menipu pengguna. Elon Musk berencana menyelesaikan permasalahan ini walaupun kemampuan seperti itu juga akan membutuhkan lebih banyak investasi.
Bebas Atur Algoritma
Rencananya adalah memberi orang pilihan mengatur algoritma atau rekomendasi sesuai pilihan masing-masing. Alih-alih satu algoritme yang mengatur seluruh pengalaman pengguna platform, dia ingin "menjadi sumber terbuka". Di mana pengguna dapat memilih algoritma sendiri sehingga membiarkan orang lain membuat yang baru dan sesuai dengan kesukaan mereka.
Seluruh ide ini jauh lebih rumit namun dia bertekan mendorong pengguna untuk memiliki lebih banyak opsi tentang cara kerja timeline mereka masing-masing. Dan juga demi menghindari apa yang dia sebut sebagai "dimanipulasi oleh algoritme dengan cara yang tidak disadari."
Reporter Magang: Hana Tiara Hanifah
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di tengah pendapatan minus, pencabutan larangan iklan politik jadi opsi Elon Musk.
Baca SelengkapnyaMeski begitu, nilai kekayaan Elon Musk mengalami penurunan akibat koreksi pada saham Tesla Inc. Saham Tesla turun 3,27 persen.
Baca SelengkapnyaNilai Platform X kini turun di angka 71 persen dari harga awal.
Baca SelengkapnyaSebuah data menyoroti peningkatan moderasi konten di bawah kepemimpinan Elon Musk, meskipun platform tersebut mengklaim mendukung kebebasan berbicara.
Baca SelengkapnyaDisebutkan bahwa banyaknya pengiklan loyal Twitter yang kabur karena khawatir tentang moderasi konten.
Baca SelengkapnyaSetelah Elon Musk resmi meluncurkan rebranding platform media sosial Twitter dengan logo baru 'X', papan nama Twitter di luar kantor pusat mulai dilepas.
Baca SelengkapnyaSejak Ganti Nama, Platfom X Raup Laba Bersih Hingga Rp89 Miliar
Baca SelengkapnyaKebijakan ini hanya sementara karena ada yang tidak beres dalam penggunaan data Twitter.
Baca SelengkapnyaSekarang logo 'X' itu berdiri kokoh di atap gedung kantor pusat setelah tulisan Twitter dihapus.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui jelas apa alasan rencananya Bos Twitter melakukan rebranding. Tapi kuat dugaan ini jadi penyebabnya.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Zuckerberg berada di belakang CEO Tesla, Elon Musk, yang memiliki kekayaan sekitar Rp3,96 kuadriliun dalam daftar orang kaya Bloomberg.
Baca SelengkapnyaHampir semua investor X merasa menyesal telah berinvestasi di platform besutan Elon Musk. Tapi ada satu orang yang klaim tak menyesal.
Baca Selengkapnya