Kebutuhan Energi Fosil Dunia Diperkirakan Turun 40 tahun Mendatang
Merdeka.com - Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk, Arviyan Arifin mengatakan, kebutuhan energi fosil 40 tahun mendatang akan mengalami perlambatan. Hal ini terjadi karena berbagai negara mulai beralih mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) sebagai alternatif sumber energi yang dianggap lebih ramah lingkungan.
"Sampai 2040 kita lihat kebutuhan energi dunia ini mengalami perlambatan yang cukup besar, hanya tumbuh 0,3 persen," kata Arviyan dalam Webinar Potret Energi Indonesia di acara Tempo Energy Day 2020, Jakarta, Rabu (21/10).
Padahal, 15 tahun yang lalu, penggunaan energi fosil tumbuhnya mencapai 10-15 persen. Sebaliknya terjadi pada EBT yang diperkirakan tumbuh 12 persen dalam 40 tahun mendatang.
-
Mengapa teknologi energi terbarukan akan berkembang pesat? Dalam upaya mengatasi perubahan iklim dan ketergantungan pada sumber energi fosil, teknologi energi terbarukan seperti energi surya, angin, dan hidro memiliki potensi besar untuk booming di masa depan.
-
Apa target Pertamina dalam transisi energi? 'Kita dapat meningkatkan program bioenergi, biodiesel, biogasoil, bahan bakar penerbangan berkelanjutan dengan Sustainable Aviation Fuel (SAF), dan juga penyeimbangan karbon seperti solusi berbasis alami dan CCUS (carbon capture, utilisation, and storage),' tambahnya.
-
Bagaimana Pertamina membangun energi berkelanjutan? Salah satu program TJSL juga berdampak pada dekarbonisasi dan telah menghasilkan reduksi emisi karbon hingga 715 ribu ton CO2e per tahun.
-
Apa fokus Pertamina di bidang energi? Sebagai BUMN Energi nasional, Pertamina fokus menjawab 3 (tiga) isu strategis yakni Energy Security (ketahanan energi), Energy Affordability (keterjangkauan biaya energi), dan Environmental Sustainability (keberlanjutan lingkungan).
-
Dimana energi terbarukan dapat digunakan? Energi terbarukan adalah energi yang berasal dari sumber daya alam yang dapat diperbarui secara alami dan berkelanjutan. Beberapa jenis energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan antara lain:Energi Surya: Memanfaatkan sinar matahari untuk menghasilkan listrik melalui panel surya atau untuk pemanasan air.Energi Angin: Menggunakan turbin angin untuk menghasilkan listrik dari energi kinetik angin.Energi Air: Memanfaatkan aliran air untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan listrik, termasuk pembangkit listrik tenaga air skala besar dan mikrohidro.Energi Panas Bumi: Memanfaatkan panas dari dalam bumi untuk pembangkit listrik dan pemanasan.Biomassa: Menggunakan bahan organik seperti limbah pertanian atau kehutanan untuk menghasilkan energi.Energi Pasang Surut: Memanfaatkan pergerakan air laut akibat pasang surut untuk menghasilkan listrik.
-
Mengapa BPH Migas dorong pemanfaatan gas bumi? Dalam rangka turut menjaga lingkungan, mengurangi emisi karbon, dan mengatasi perubahan iklim, BPH Migas terus mendorong peningkatan pemanfaatan gas bumi melalui pipa,' imbuhnya.
Arviyan menjelaskan, penggunaan fosil sebagai sumber energi banyak digunakan negara-negara berkembang seperti Indonesia dan beberapa negara maju lainnya. Namun, tren penggunaan fosil sebagai sumber energi mulai ditinggalkan negara maju seperti Amerika Serikat dan China.
Menurutnya, tren ini juga mau tidak mau harus juga diikuti Indonesia karena adanya sejumlah komitmen dengan negara-negara maju. "Di kita mau tidak mau, tantangan ini harus dihadapi, Bagaimana memenuhi kebutuhan dan bagaimana baurannya dengan Paris Agreement dan lain-lain," kata dia.
Maka, penggunaan energi fosil yang dilakukan harus dikelola secara optimal. Lagi pula, penggunaan batubara sebagai sumber energi juga masih tumbuh di negara-negara Asia.
Indonesia Masih Ketergantungan Sumber Energi Fosil
Saat ini, bauran energi dari fosil yang digunakan Indonesia masih 65 persen. Di sisi lain, pemerintah Indonesia juga sudah mulai mengembagkan EBT untuk kebutuhan listrik nasional. Pada tahun 2025 pemerintah menargetkan penggunaan EBT sebagai sumber energi sudah mencapai 23 persen.
"Pada tahun 2025 bauran ini akan berbeda, EBT sudah 23 persen dan pada 2028 akan lebih tinggi lagi," kata dia.
Sayangnya, kata Arviyan peningkatan tersebut belum bisa menurunkan ketergantungan Indonesia akan penggunaan fosil untuk memenuhi kebutuhan energi. Permintaan listrik yang masih tinggi menjadi faktor utama. Sehingga ketergantungan fosil dalam pemenuhan energi di Indonesia masih akan tumbuh di angka 5,2 persen pada 25 tahun ke depan.
"Maka ketergantungan ke batubara masih tinggi meski bauran turun 54 persen dari yang sekarang 65 persen karena masih akan tumbuh 5,2 persen selama 25 tahun ke depan," kata dia mengakhiri.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berdasarkan kajian Asian and Pacific Economic Review (APER) di kawasan ASEAN, Eniya menyebut angka investasi hijau saat ini lebih tinggi 70 persen.
Baca SelengkapnyaSebagai informasi, B40 merupakan bahan bakar campuran solar sebanyak 60 persen dan bahan bakar nabati (BBN) dari kelapa sawit sebesar 40 persen.
Baca SelengkapnyaPemerintah seharusnya mengevaluasi faktor penyebab kegagalan pencapaian target investasi energi terbarukan selama ini.
Baca SelengkapnyaTarget bauran EBT sebesar 17-19 persen bisa tercapai jika negara konsisten menyuntik mati PLTU batu bara
Baca SelengkapnyaLonjakan harga minyak dunia diperkirakan bakal semakin berdampak terhadap harga BBM Non Subsidi yang tidak mendapat sokongan anggaran dari APBN.
Baca SelengkapnyaArifin tak menapikkan jika kenaikan harga minyak mentah dunia bakal semakin membebani pemerintah memberikan subsidi untuk sejumlah produk BBM.
Baca SelengkapnyaProgram transisi energi sepertinya baru akan terasa dampaknya setelah 2025.
Baca SelengkapnyaYuliot mengatakan bahwa mandatori B40 telah berlaku sejak 1 Januari 2025, namun penggunaan tersebut masih dalam masa transisi.
Baca SelengkapnyaLangkah ini diperlukan untuk mengurangi tingkat emisi dari operasional smelter. Termasuk dalam mengejar target nol emisi karbon.
Baca SelengkapnyaKetersediaan batu bara yang melimpah menjadikan komoditas ini sebagai penggerak perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaTransisi energi menuju energi batu terbarukan bakal berdampak pada konsumsi energi fosil yang dinilai tidak ramah lingkungan.
Baca SelengkapnyaSetidaknya ada 7 negara dengan pemberian subsidi bahan bakar fosil terbesar di tahun 2021, termasuk Indonesia.
Baca Selengkapnya