Kedelai Makin Mahal, Harga Tahu Tempe Naik Hingga 20 Persen
Merdeka.com - Ketua Bidang Keanggotaan DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Dimas Hermandiyansyah, mencatat adanya kenaikan harga tempe dan tahu hingga 20 persen. Kenaikan ini terjadi merata di pasar tradisional wilayah Jabodetabek.
"Tempe dan tahu ini naik bervariatif ya hingga 20 persen. Seperti tempe yang ukuran sedang kualitas bagus dari Rp10.000 di jual Rp12.000 sekarang. Tahu juga naik sih sama 20 persen. Itu merata di pasar-pasar Jabodetabek," ujar dia saat dihubungi Merdeka.com, Sabtu (2/1).
Dimas mengatakan, kenaikan harga dua bahan pangan favorit masyarakat Indonesia itu tak lepas dari adanya mogok produksi yang dilakukan sejumlah produsen tahu dan tempe. Khususnya yang tergabung dalam Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta.
-
Dimana harga kedelai naik? Di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat misalnya, melambungnya harga kedelai tersebut turut memengaruhi pola produksi para produsen tahu, salah satunya Nana Suryana di Kelurahan Nagri Kidul.
-
Bagaimana pengusaha tempe tahu mengatasi kenaikan harga kedelai? Akibat dampak ini, sejumlah produsen menaikkan harga jualnya, memperkecil ukuran tahu dan tempe, hingga mengurangi produksi.
-
Bagaimana perajin tempe menghadapi kenaikan harga kedelai? Karena hal ini, para perajin tempe terpaksa mengurangi jumlah produksi tempe. Ada pula dari mereka yang mengecilkan ukuran tempe dan ada juga yang menaikkan harga jual.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Kenapa harga kedelai makin mahal? Hendro, salah seorang perajin tahu di Dusun Kanoman, mengatakan bahwa makin ke sini harga kedelai lokal semakin mahal. Oleh karena itu, mereka terpaksa mengandalkan kedelai impor untuk membuat tahu. Tapi harga kedelai impor saat ini cenderung tinggi.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
"Kenaikan harga sendiri karena ada mogok produksi juga kan dari sejumlah produsen yang tergabung dalam Puskopti. Jadi mereka mungkin mengikuti instruksi Puskopti," paparnya.
Dia menyebut, aksi mogok produksi tahu dan tempe dipicu adanya lonjakan harga kedelai impor sejak beberapa hari terakhir. "Ini membuat produsen kesulitan untuk tetap menjaga kelangsungan usaha di tengah pandemi Covid-19," ucapnya.
Ikappi Dorong Pemerintah Genjot Produksi Kedelai Lokal
Oleh karena itu, Ikappi mendorong pemerintah untuk berani mengambil kebijakan yang bersifat jangka panjang. Salah satunya dengan segera meningkatkan produksi kedelai dalam negeri.
"Karena saat ini Indonesia terlalu bergantung pada kedelai asal impor. Kalau tidak dengan mengembangkan produksi kedelai di dalam negeri ini pasti akan berulang permasalahan ini," tegas dia mengakhiri.
Sebelumnya, sekitar 5.000 pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) yang tergabung Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta menghentikan sementara proses produksi pada 1-3 Januari 2021. Penjualan akan mulai dilakukan kembali pada 3 Januari.
Sekretaris Puskopti DKI Jakarta, Handoko Mulyo, mengatakan keputusan untuk menghentikan sementara proses produksi disepakati jajaran pengurus Puskopti pada Kamis (31/12).
"Malam Sabtu sampai malam Minggu, tanggal 2 Januari 2021 semua tidak berjualan. Malam Senin tanggal 3 Januari 2021 sudah ada penjualan di pasar," ujarnya seperti dikutip dari Antara, kemarin.
Handoko mengatakan aksi tersebut merupakan bentuk protes terhadap kenaikan harga bahan baku kedelai dari Rp7.200 menjadi Rp9.200 per kilogram (kg). "Mulai hari ini, tanggal 1 Januari 2021 sampai 3 Januari 2021 para pengrajin tempe tahu, berhenti produksi," kata Handoko.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kenaikan harga membuat penjual dan pembeli sama-sama merana
Baca SelengkapnyaKenaikan harga kedelai impor sebagai dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah kembali memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
Baca SelengkapnyaMengutip Panel Harga Badan Pangan Nasional harga beras di Papua Tengah pernah mencapai Rp36.130 per kg di 10 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga beras medium disebabkan oleh stok kiriman beras menipis.
Baca SelengkapnyaHarga bahan pangan dari beras, daging, ikan dan aneka bumbu mengalami kenaikan pada 23 Juli 2024.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data dari Panel Harga Bapanas harga pangan pada 29 Juli 2024 mengalami tren kenaikan.
Baca SelengkapnyaSaat ini harga beras kualitas premium rata-rata telah mencapai Rp18.000 per kilogram. Angka ini naik hingga 20 persen dari harga normal tahun 2023.
Baca SelengkapnyaIpah menyebut, kenaikan harga telur ayam telah berlangsung selama satu pekan terakhir.
Baca SelengkapnyaKemendag menyebut bahwa jika harga beras murah maka akan berimbas pada petani.
Baca SelengkapnyaSejumlah komoditas pangan rata-rata mengalami kenaikan harga menjelang Lebaran Idul Fitri 2024.
Baca SelengkapnyaTak heran, komoditas ini menjadi salah satu penyumbang inflasi di Indonesia tahun 2023.
Baca SelengkapnyaKomoditas yang masih tinggi adalah daging ayam dan telur.
Baca Selengkapnya