Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kehadiran Robot Lebih Mengancam Tenaga Kerja Perempuan, Ini Alasannya

Kehadiran Robot Lebih Mengancam Tenaga Kerja Perempuan, Ini Alasannya Tenaga kerja Robot Lovot. ©REUTERS/Kim Kyung-Hoon

Merdeka.com - Perkembangan teknologi kecerdasan buatan dan otomatisasi digaungkan sebagai kemajuan dalam kehidupan. Namun, ini ternyata juga menimbulkan kemunduran yakni dalam hal kesetaraan upah tenaga kerja laki-laki dan perempuan.

Dilansir dari CNBC, Rabu (26/12), menurut sebuah laporan terbaru dari World Economic Forum, mengindikasikan bahwa pertumbuhan lapangan kerja di industri-industri berkembang, seperti IT dan teknik, merugikan pekerja perempuan. Di mana, pada akhirnya, berdampak pada ketidaksetaraan upah.

Kesenjangan upah antar laki-laki dan perempuan secara rata-rata telah menyempit selama beberapa tahun terakhir. Namun, memang masih butuh waktu panjang sampai kesetaraan tercapai atau perkiraan sejauh ini butuh 202 tahun.

WEF menilai akibat kehadiran robot, kesetaraan upah ini bisa makin lama terealisasi. Di mana, solusinya tak lain dengan menambah jumlah pekerja wanita agar tingkat upah makin meningkat.

"Kita sedang melihat perubahan struktural besar, yang menurut saya menciptakan hambatan pada upaya menuju kesetaraan gender," kata Direktur Pelaksana dan Kepala Agenda Sosial dan Ekonomi di WEF, Saadia Zahidi.

Zahidi mengatakan, ada dua faktor utama yang menyebabkan perubahan struktural ini. Pertama, banyak pekerjaan yang biasanya diisi oleh perempuan, seperti administrasi dan layanan pelanggan, sedang diotomatisasi oleh teknologi baru.

Kedua, jenis lapangan kerja yang sedang tumbuh, seperti teknik mesin dan big data di sektor IT, pekerja ahli perempuan sangat jarang ada.

Paling menonjol terlihat pada industri kecerdasan buatan yang kesenjangan gendernya tiga kali lebih besar daripada di sektor lain. Dengan, jumlah pekerja perempuan hanya 22 persen dari total tenaga kerja.

Dampaknya, teknologi kecerdasan buatan nantinya juga akan merugikan perempuan. Sebab, dengan tenaga kerja ahli yang kebanyakan ialah laki-laki, dikhawatirkan teknologi ini hanya ramah pada kaum adam. "Sangat penting bahwa orang-orang yang menciptakan AI mewakili populasi secara keseluruhan," ujar Kepala kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin WEF, Kay Firth-Butterfield.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
8 Robot Canggih Ini Bisa Bikin Pengangguran Makin Banyak
8 Robot Canggih Ini Bisa Bikin Pengangguran Makin Banyak

Berikut adalah proyeksi robot yang bisa menggerus lapangan pekerjaan umat manusia.

Baca Selengkapnya
Banyak Pekerja di Singapura Resign Demi Hidup Seimbang
Banyak Pekerja di Singapura Resign Demi Hidup Seimbang

75 persen responden melaporkan merasakan pengaruh AI dalam pekerjaan mereka.

Baca Selengkapnya
10 Pekerjaan Ini Nantinya Tak Butuh Manusia, Bisa Dijalankan Memanfaatkan Kecerdasan Buatan
10 Pekerjaan Ini Nantinya Tak Butuh Manusia, Bisa Dijalankan Memanfaatkan Kecerdasan Buatan

WEF melaporkan bahwa dominasi penggunaan kecerdasan buatan atau AI akan berdampak pada struktur pasar tenaga kerja.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ini Alasan Pekerja Paruh Waktu di Korea Selatan Merasa Senang Bekerja dengan AI
Ternyata Ini Alasan Pekerja Paruh Waktu di Korea Selatan Merasa Senang Bekerja dengan AI

Pekerja paruh waktu menilai bekerja dengan AI dapat mengurangi stres.

Baca Selengkapnya
Adanya AI, Menguntungkan atau Membahayakan Manusia?
Adanya AI, Menguntungkan atau Membahayakan Manusia?

Teknologi Artificial Intelligence (AI) semakin berkembang, ada dua pertanyaan besar. Membahayakan atau menguntungkan?

Baca Selengkapnya
Ini Dia Daftar Pekerjaan Terancam Hilang di Indonesia dan Digantikan Mesin
Ini Dia Daftar Pekerjaan Terancam Hilang di Indonesia dan Digantikan Mesin

Pekerjaan yang bergerak di bidang AI, pemrograman dan komputasi menjadi jenis pekerjaan yang akan terus berkembang ke depannya.

Baca Selengkapnya
Hampir 40 Persen Pekerjaan di Dunia Bakal Digantikan AI
Hampir 40 Persen Pekerjaan di Dunia Bakal Digantikan AI

Kemajuan pesat kecerdasan buatan menimbulkan kegembiraan dan kekhawatiran.

Baca Selengkapnya
Berkat AI, Usia Karyawan di Masa Depan Bisa Sampai 100 Tahun
Berkat AI, Usia Karyawan di Masa Depan Bisa Sampai 100 Tahun

Rasa lelah karyawan bisa dikurangi berkat kecerdasan buatan.

Baca Selengkapnya
Ditanya soal Kepemimpinan, Robot AI Ini Jawab Dapat Menjalankan Dunia Lebih Baik Dibandingkan Manusia
Ditanya soal Kepemimpinan, Robot AI Ini Jawab Dapat Menjalankan Dunia Lebih Baik Dibandingkan Manusia

Sebuah robot berbasis AI bernama Sophia betul-betul bikin geger. Apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya
PBB Ungkap Tantangan Terbesar Indonesia dalam Isu Kesetaraan Gender
PBB Ungkap Tantangan Terbesar Indonesia dalam Isu Kesetaraan Gender

Indonesia Peringkat 87 di Dunia dalam Hal Diskriminasi Gender

Baca Selengkapnya
Sharing Direktur ATVI di IPB: Manusia yang Unggul akan Lebih Baik dari AI
Sharing Direktur ATVI di IPB: Manusia yang Unggul akan Lebih Baik dari AI

Pengaplikasian AI menjadi tantangan manusia dan dunia industri.

Baca Selengkapnya
Belum Ada Robot Secanggih Apapun Bisa Kalah Kecepatan Lari Hewan
Belum Ada Robot Secanggih Apapun Bisa Kalah Kecepatan Lari Hewan

Ilmuwan mengaku sejauh ini belum ada robot yang mampu mengalahkan kecepatan lari hewan.

Baca Selengkapnya