Kejar Ekonomi 7 Persen, Jokowi Minta Realisasi Belanja Pemerintah Dipercepat
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menganggap 2021 sebagai tahun percepatan pemulihan ekonomi nasional. Oleh karenanya, dia menargetkan angka pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 7 persen pada kuartal II-2021.
"Kalau kita lihat di kuartal I, ekonomi kita tumbuh di minus 0,74 persen. Target kita di kuartal II melompat jadi kurang lebih 7 persen. Bukan sesuatu yang mudah, bukan sesuatu yang gampang," kata Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Intern Pemerintah, Kamis (27/5).
Dengan demikian, Jokowi menekankan, orkestrasi program percepatan pemulihan ekonomi harus betul-betul terkelola dengan baik. "Pemerintah sudah persiapkan hampir Rp 700 triliun yang harus direalisasikan secara cepat, karena kita kejar-kejaran dan tepat sasaran, agar ekonomi kita bisa bangkit kembali," imbuhnya.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi Indonesia harus di atas 7%? 'Kalau kita mau menuju Indonesia emas, pertumbuhan ekonomi kita harus di atas 7 persen. Pendapatan per kapita kita harus di atas 10 ribu dolar AS. GDP kita harus 5-6 terbesar di dunia. Oleh karena itu dibutuhkan mesin pendongkrak ekonomi,' ujar Bahlil saat Kuliah Umum di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Jawa Barat, Kamis (17/7).
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Bagaimana Jokowi harap ekonomi Pohuwato berkembang? 'Semoga dengan adanya bandara ini ekonomi di Pohuwato bisa lebih berkembang lagi, muncul titik-titik pertumbuhan ekonomi baru,' ucap Jokowi.
-
Bagaimana Jokowi ingin tingkatkan kesejahteraan rakyat? 'Pak Joko Widodo menetapkan kebijakan akan menghentikan, menjual kekayaan kita dalam bentuk mentah dengan murah ke luar negeri,' ujar Prabowo.
-
Bagaimana ekonomi RI bisa tumbuh 6,22% sampai 2045? 'Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045,' kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi bisa dicapai? Pengembangan kuantitas produksi berikut umumnya disebabkan oleh semakin majunya teknologi, adanya inovasi bisnis yang efisien serta eskalasi minat konsumen pada tren tertentu.
Jokowi pun menegaskan, efektivitas belanja pemerintah baik pusat maupun daerah jadi hal yang sangat penting. Dia pun menyoroti angka realisasi belanja pemerintah hingga Mei 2021 yang masih sangat tipis.
"Pertama, saya minta percepatan belanja pemerintah terus dikawal dan ditingkatkan. Supaya kita tahu, realisasi belanja pemerintah masih rendah, masih 15 persen untuk APBN dan 7 persen dari APBD," paparnya
"Serapan belanja pemulihan ekonomi nasional juga baru 24,6 persen. Masih rendah sekali lagi kecepatan dan ketepatan sasarannya," dia menambahkan.
Selain itu, Jokowi juga menyentil pengadaan barang dan jasa di pemerintah pusat dan daerah yang masih teramat lambat. Menurut data yang dibacakannya, realisasi pengadaan barang dan jasa di kementerian/lembaga pada kuartal I 2021 baru 10,98 persen.
"Kemudian pengadaan barang jasa di pemerintah daerah masih kurang dari 5 persen. Ini yang terus harus diikuti, dikawal dan dibantu," tegas Jokowi
Oleh karenanya, dia lantas memintah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk betul-betul mencari penyebab lambatnya realisasi belanja pemerintah. Dia pun mendesak agar segera dicarikan solusi dan ditawarkan jalan keluarnya.
"Karena target kita di kuartal II pertumbuhan ekonomi jadi 7 persen. Bayangkan, dari minus 0,74 ke 7 persen. Tapi ketika belanja direalisasikan, angka itu bukan sesuatu yang mustahil," ujar Jokowi.
"Karena target year on year pertumbuhan ekonomi kita 4,5-5,5 persen. Kalau ini tak ketemu angka 7 persen untuk dikejar, tahun 2021 juga bisa jadi tak tercapai. Meski kita tahu ada ketidakpastian ekonomi global, tapi kita semua harus usaha," tandasnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Realisasi APBD masih sangat kecil baru sekitar 31 persen untuk kabupaten/kota dan 41 persen untuk provinsi.
Baca SelengkapnyaJokowi mengakui pertumbuhan ekonomi sangat bergantung terhadap investasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi terus memantau realisasi belanja pemerintah pusat maupun daerah.
Baca SelengkapnyaMinimnya realisasi belanja ini berdampak pada peredaran uang di kabupaten/kota dan menunjukkan daya beli masyarakat yang rendah.
Baca SelengkapnyaJokowi membacakan pidato tentang Rancangan Undang-Undang atau RUU APBN 2024 beserta nota keuangannya.
Baca SelengkapnyaKetua Banggar, Said Abdullah, berharap pemerintah setuju target pertumbuhan tahun depan minimal 5,4 persen.
Baca SelengkapnyaPemerintah akan menjaga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tetap di angka Rp 15.000 pada 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaHal itu menjadi tantangan dan beban Pemerintahan baru untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi dan investasi yang sangat besar.
Baca SelengkapnyaPara pelaku usaha mengeluh ke Jokowi soal makin keringnya perputaran uang.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi yang stabil tersebut juga diiringi dengan penambahan tenaga kerja baru sebanyak 21,3 juta pada periode 2015–2024.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi cukup impresif, yakni 5,11 persen di kuartal I-2024
Baca SelengkapnyaEks Gubernur DKI Jakarta ini memperkirakan proses revitalisasi Pasar Purwodadi dapat dimulai pada akhir Agustus atau awal September mendatang.
Baca Selengkapnya