Kekayaan Elon Musk Terpangkas Rp81,2 Triliun Usai Kecelakaan Mobil Tesla
Merdeka.com - Bos Tesla, Elon Musk mengalami turun peringkat orang terkaya dunia ke posisi ketiga. Padahal sebelumnya Elon Musk terus mengekor di belakang Jeff Bezos sebagai orang terkaya kedua di dunia. Peringkat Elon Musk turun setelah insiden kecelakaan mobil Tesla yang membuat harga saham perusahaannya jatuh.
Dikutip dari Forbes, nilai kekayaan Musk pada Senin kemarin terpangkas USD 5,6 miliar atau sekitar Rp81,2 triliun (kurs USD 1 = Rp14.500). Penyebabnya karena insiden kecelakaan mobil Tesla membuat harga sahamnya turun 3,8 persen di penutupan perdagangan Senin sore.
Karenanya, Musk kini turun peringkat di posisi ketiga sebagai orang terkaya dunia dengan kekayaan USD 174,1 miliar atau Rp2.524 triliun. Posisinya digantikan bos barang mewah LVMH, Bernard Arnault. Kekayaan pria ini bertambah menyentuh USD 180,3 miliar atau sekitar Rp2.614 triliun.
-
Bagaimana kekayaan Elon Musk meningkat? Saham Tesla telah meningkat hampir 140 persen sejak awal tahun, mendorong kekayaan Musk semakin tinggi.
-
Apa sumber kekayaan Elon Musk? Musk adalah CEO perusahaan mobil listrik Tesla, perusahaan roket SpaceX, dan perusahaan media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter. Dia memiliki 23 persen saham Tesla antara saham dan opsi, tetapi telah menjaminkan sebagian sahamnya sebagai jaminan pinjaman. Perusahaan mobil menyumbang sekitar dua pertiga kekayaannya.
-
Bagaimana Elon Musk mendapatkan keuntungan? Sejak saat itu, saham Tesla telah meningkat hingga sekitar 10 kali lipat, meningkatkan nilai saham Musk hingga lebih dari USD 100 miliar.
-
Apa yang Elon Musk lakukan dengan kekayaannya? Bahkan kabarnya Elon Musk menyatakan bahwa ia akan menggunakan kekayaannya untuk proyek-proyek besar dan filantropi. Kekayaan Bos Tesla dan SpaceX ini ialah USD 205,6 miliar atau Rp 3.336 Triliun.
-
Kapan Elon Musk kembali menjadi orang terkaya? Akan tetapi, hal tersebut berubah pada 8 Juni 2023, ketika CEO Tesla Elon Musk menyalip Arnault untuk kembali menjadi orang terkaya nomor satu di dunia dengan kekayaan mencapai hampir USD 238 miliar.
-
Bagaimana Tesla mendapatkan kekayaan? Meskipun kontribusinya yang besar terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, Tesla tidak memiliki kemampuan bisnis yang baik dan membuat keputusan finansial yang buruk.
Kekayaan Musk berkurang pasca mencuatnya kabar kecelakaan yang melibatkan mobil listrik Tesla Model S produksi tahun 2019, terutama menyoroti buruknya sistem mobil otonom yang mereka kembangkan. Kecelakaan yang terjadi di kota Houston, Texas ini terjadi pada Sabtu malam, pekan lalu.
Dua orang yang ada di dalam mobil diketahui meninggal dunia. Satu duduk di kursi penumpang bagian depan, dan satu duduk di belakang, sementara bagian kemudinya kabarnya kosong. Otoritas kepolisian setempat menyebut mobil melaju dengan cepat dan menabrak pohon, sebelum akhirnya terbakar.
Akibat kecelakaan ini, kecurigaan terhadap buruknya kualitas sistem otonom mobil Tesla makin meningkat. Kasus kecelakaan ini juga menambah banyak dari lebih dua puluh kasus kecelakaan yang melibatkan Tesla, dan sedang diawasi Badan Keselamatan Jalan Raya Amerika Serikat (NHTSA).
Tesla yang terkenal tidak memiliki divisi khusus relasi media, perusahaan tidak secara langsung memberikan keterangan resminya.
Elon Musk hanya membagikan cuitannya di hari yang sama saat kejadian, dengan mengklaim mobil buatan Tesla aman, termasuk fitur otonom atau tanpa kemudinya.
Kemudian pada Senin, Musk kembali memposting di Twitter menyangkal bahwa fitur Autopilot Tesla terlibat dalam kecelakaan itu. Log data yang ditemukan dari kecelakaan itu menunjukkan Autopilot tidak diaktifkan dan mobil diketahui tidak memasang fitur otonom.
Fitur Mobil Dipertanyakan
Usai kecelakaan tersebut, CNBC melaporkan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) langsung mengirimkan dua perwakilannya ke Texas, untuk menginvestigasi kecelakaan tersebut. NTSB kabarnya sedang menyelidiki sembilan kasus kecelakaan yang melibatkan Tesla.
Begitupun dengan NHTSA yang langsung memasukkan kejadian itu ke daftar baru investigasi terhadap Tesla yang sudah dimulai sebelumnya. Sampai saat ini, NHTSA sudah menyelidiki sekitar 28 kasus melibatkan perusahaan yang berbasis di Palo Alto, California ini.
Kecelakaan fatal yang melibatkan sistem otonom mobil Tesla telah menewaskan Joshua Brown dan Jeremy Banner di Florida, Walter Huang di California, di samping dua orang terbaru yang meninggal di Texas.
Kecelakaan yang melibatkan Autopilot juga menewaskan pengguna Tesla di China, Gao Yaning, serta kecelakaan di jalan raya Jepang yang menewaskan seorang pejalan kaki.
Terkait dengan sistem otonom di mobil Tesla, belum lama ini juga diketahui sistem yang mereka kembangkan tampaknya tidak sesuai ekspektasi yang sering digembar-gemborkan sang bos, Musk.
Dia sempat mengatakan fitur otonomnya bisa mendekati level 5, atau level tercanggih untuk mobil tanpa pengemudi.
Sayangnya, awal Maret lalu Departemen Kendaraan California (DMV) yang mengurusi soal lisensi kendaraan, menyebut fitur otonom Tesla hanya ada di level 2.
Ini menandakan mobil masih bisa jalan dengan sistem otonom, namun masih harus ada seseorang di kursi kemudi untuk memantau mobil berjalan sesuai kendali.
Sementara Musk sebelumnya sempat sesumbar melalui cuitannya, pengemudi bisa sambil bermain gim saat sedang mengemudi. Ini berkat adanya teknologi kendaraan otonom yang dikembangkannya.
Dia kemudian mendapat kritikan dari kompetitornya, pendiri Luminar, Austin Russell yang juga mengembangkan mobil otonom.
Bedanya Luminar menggunakan teknologi Lidar, inovasi yang sebelumnya sering diremehkan oleh Musk dan dianggap teknologi yang tidak tepat.
"Apa yang telah dibuat Tesla hari ini, yaitu anda tidak membutuhkan Lidar untuk apa yang disebutnya mobil otonom. Masalahnya adalah mobil itu bukan sepenuhnya otonom (tertawa). Di situlah saya pikir mereka menuai banyak kritikan dari industri ini karena apa yang mereka berikan," sebut Russell dalam wawancaranya dengan Market Watch.
Reporter: Abdul Azis Said
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ternyata ini penyebab kekayaan Elon Musk turun Rp254 triliun dalam sehari.
Baca SelengkapnyaMeski begitu, nilai kekayaan Elon Musk mengalami penurunan akibat koreksi pada saham Tesla Inc. Saham Tesla turun 3,27 persen.
Baca SelengkapnyaBerikut penyebab saham Tesla merosot di awal tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPHK dilakukan lantaran penjualan mobil listrik menurun, serta perang harga yang semakin sengit untuk kendaraan listrik.
Baca SelengkapnyaNilai Platform X kini turun di angka 71 persen dari harga awal.
Baca SelengkapnyaElon musk terpaksa PHK 10 persen karyawan Tesla di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaHampir semua investor X merasa menyesal telah berinvestasi di platform besutan Elon Musk. Tapi ada satu orang yang klaim tak menyesal.
Baca SelengkapnyaBanyak orang yang tak tahu jika gaji Mark Zuckerberg dan Elon Musk tidak seberapa.
Baca SelengkapnyaKejayaan Elon Musk menjadi orang terkaya di dunia diraih saat dia mengungguli CEO LVMH (LVMHF) Bernard Arnault.
Baca SelengkapnyaTesla juga menunda investasi di seluruh dunia akibat ketegangan Amerika-China.
Baca SelengkapnyaDisebutkan bahwa banyaknya pengiklan loyal Twitter yang kabur karena khawatir tentang moderasi konten.
Baca SelengkapnyaPada akhir tahun 2022, Mark mengalami penurunan kekayaan USD35 miliar atau setara Rp550 triliun.
Baca Selengkapnya