Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kekesalan Mendag Gobel sampai sebut Indonesia bangsa bekas

Kekesalan Mendag Gobel sampai sebut Indonesia bangsa bekas Menteri Rachmat Gobel pimpin rapat di Kemendag. ©2014 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Pemerintah tampak geram dengan praktik perdagangan pakaian bekas impor ilegal. Pasalnya, selain merugikan negara karena tidak membayar bea masuk, pakaian bekas ilegal ini juga mengancam kesehatan masyarakat.

Maka dari itu, Kementerian Perdagangan ngotot ingin pakaian bekas impor hilang dari Tanah Air. Langkah ini mendapat banyak dukungan salah satunya datang dari Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo). Mereka sepakat, langkah ini untuk memperbaiki industri garmen dari hulu ke hilir.

Ketua bidang ritel Aprindo Eddy Hartono membeberkan penyebab larisnya pakaian bekas impor di Indonesia. Dia menyebut, banyaknya pemakaian barang bekas impor lantaran masyarakat gengsi dengan merek hasil produk dalam negeri dan memilih menggunakan merek luar negeri. Padahal, kata dia, merek yang terkenal tidak menjamin kualitas bagus.

Orang lain juga bertanya?

Dia malah menegaskan bahwa produksi dalam negeri tidak kalah hebat. "Masyarakat ingin brand image, gengsi, karena membeli baru mahal jutaan, mereka beli bekas," jelas Eddy.

Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen (SPK) Kemendag Widodo mengingatkan, lebih baik konsumen membeli produk dalam negeri. Produk dalam negeri sendiri diklaim lebih murah dan terjamin kesehatannya.

Meski telah berulang kali diimbau, namun, kenyataannya praktik perdagangan pakaian bekas impor masih berlanjut. Menjamurnya praktik ini sampai membuat Menteri Perdagangan Rachmat Gobel geram. Mengapa? Berikut merdeka.com akan merangkumnya untuk pembaca.

Indonesia disebut bangsa bekas

Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menegaskan bahwa jiwa konsumtif masyarakat Tanah Air begitu tinggi, termasuk kepada barang bekas. Atas kondisi itu, dirinya menyindir bahwa Indonesia menjadi bangsa 'bekas'."Kalau seperti ini kita jadi bangsa bekas," kata Rachmat di Jakarta, Selasa (12/5).Rachmat sesumbar bakal mengoptimalkan upaya menahan banjirnya pakaian eks impor ke dalam negeri. Sebab hal ini dianggapnya, juga mencederai kedaulatan bangsa."Kita tidak mau bangsa besar ini bangsa bekas, kita punya martabat dan derajat bangsa," ungkapnya.

Moral bangsa mati seiring maraknya pakaian bekas impor di dalam negeri

Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel mengatakan serbuan pakaian bekas impor ini tidak hanya masalah defisit neraca perdagangan tapi membuktikan lemahnya daya saing industri dalam negeri. Salah satu industri yang terpukul karena impor pakaian bekas adalah industri garmen."Bagaimana membangun industri kita kalau pakaian bekas didiamkan saja masuk ke Indonesia. Bukan hanya industri yang mati, tapi moral bangsa Indonesia juga akan mati," ucap Rachmat di Kementerian Perdagangan, Jakarta.Rachmat menyebut, merajalelanya pakaian bekas disebabkan karena pasar Indonesia yang terlalu terbuka. Kemudian, ditambah lagi penduduk Indonesia yang banyak menjadi daya tarik yang tak bisa dihindari. Menurut Rachmat, pemerintah ke depannya akan memajukan industri dalam negeri dengan memberi insentif agar bisa bersaing dengan pakaian bekas yang sudah menjamur.

Celana bekas wanita banyak mengandung bakteri

Kementerian Perdagangan (Kemendag) menemukan ratusan ribu koloni mikroba dan puluhan ribu koloni jamur dalam pakaian bekas impor yang diperjualbelikan masyarakat. Sebagai pembuktian, Kemendag telah melakukan uji sampel pada 25 baju dan celana bekas impor.Sebagai contoh, celana pendek wanita bahkan mengandung angka lempeng total 216.000 koloni per gram. Bahkan, celana pendek tersebut disinyalir bekas menstruasi."Ternyata celana itu bekas mens. Paling banyak ditemukan, yang masuk ke Indonesia, sangat mengerikan," jelas dia.Menimbang hal tersebut pihaknya menegaskan baju bekas impor tak laik dipakai. "Dari sisi pengamatan kasat mata baju tidak layak pakai," ungkapnya.

Pedagang pakaian impor bekas akan dipidana

Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengancam akan memberikan sanksi pidana bagi importir nakal yang nekat mendatangkan pakaian bekas. Importasi pakaian bekas sebenarnya tidak mendapat izin dari Kementerian Perdagangan.Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel mengatakan pakaian bekas yang masuk ke Indonesia adalah ilegal."Kalau itu ilegal sanksinya jelas yaitu pidana. Kita sedang coba melawan impor ilegal karena banyak merugikan masyarakat dan negara," tegas Rachmat di kantornya, Jakarta Pusat.Rachmat mengklaim, langkah tegas perlu diambil untuk melindungi masyarakat dari bahaya barang impor berkualitas rendah.

Pakaian bekas injak-injak harga diri bangsa

Menteri Perdagangan Rachmat Gobel juga meradang menemukan fakta impor pakaian bekas yang mengandung ribuan bakteri. Menurutnya, ini sebagai pelecehan terhadap martabat bangsa. Rachmat meradang karena dari hasil uji sampe di laboratorium Kementerian Perdagangan, pakaian impor bekas yang masuk Indonesia mengandung ribuan bakteri berbahaya bagi manusia."Impor kita itu yang kualitasnya rendah, barang konsumsi itu tinggi sekali. Coba kalau bangsa pasar kita diisi buah-buahan terkontaminasi, pakaian bekas ilegal, barang-barang berkualitas rendah. Yang rugi adalah konsumen. Dampak yang didapat konsumen adalah keselamatan, keamanan, kesehatannya," katanya.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Serbuan Baju Bekas Impor di Indonesia, dari Mana Asalnya?
Serbuan Baju Bekas Impor di Indonesia, dari Mana Asalnya?

Bicara pakaian bekas, Indonesia jadi tempat 'buangan' seperti Nigeria. Kok bisa?

Baca Selengkapnya
Ada Sofa Kondisi Bagus hingga Kulkas Layak Pakai, Aksi WNI 'Memulung' Barang Bekas di Jalanan Australia Ini Curi Perhatian
Ada Sofa Kondisi Bagus hingga Kulkas Layak Pakai, Aksi WNI 'Memulung' Barang Bekas di Jalanan Australia Ini Curi Perhatian

Momen itu langsung menarik perhatian publik karena banyak barang-barang bekas yang masih bagus namun sudah dibuang oleh pemiliknya.

Baca Selengkapnya
Tren Thrifting Kembali Marak, Menteri Teten: Pengusaha Konveksi Mulai Mengeluh
Tren Thrifting Kembali Marak, Menteri Teten: Pengusaha Konveksi Mulai Mengeluh

Teten Masduki menyoroti masih maraknya penjualan pakaian bekas impor di pasaran.

Baca Selengkapnya
Jokowi Kesal Anggaran Belanja Produk Mebel Besar Tapi Diisi dari Impor
Jokowi Kesal Anggaran Belanja Produk Mebel Besar Tapi Diisi dari Impor

Presiden Jokowi meminta pasar dalam negeri tidak di kuasai oleh produk mebel impor.

Baca Selengkapnya
Temuan Mendag: Tanah Abang dan Mangga Dua Banyak Produk Impor Ilegal, Penjualnya Warga Asing
Temuan Mendag: Tanah Abang dan Mangga Dua Banyak Produk Impor Ilegal, Penjualnya Warga Asing

Mendag menyebut fenomena ini semakin mencolok, terutama di pusat-pusat perdagangan besar seperti Kapuk, Tanah Abang, dan Mangga Dua di Jakarta.

Baca Selengkapnya
Mendag Bingung, Sudah Ada Satgas Tapi Barang Impor Ilegal Masih Menjamur
Mendag Bingung, Sudah Ada Satgas Tapi Barang Impor Ilegal Masih Menjamur

Zulkifli Hasan menganggap barang impor ilegal seperti kuman yang selalu muncul.

Baca Selengkapnya
Kemendag Gerebek 2 Gudang Besar Tampung Barang Impor Ilegal, Begini Praktiknya
Kemendag Gerebek 2 Gudang Besar Tampung Barang Impor Ilegal, Begini Praktiknya

Mendag menyebut saat ini marak warga negara asing yang berdagang di mal, pusat perbelanjaan atau pusat grosir besar.

Baca Selengkapnya
Menteri Teten Sentil Influencer, Minta Cintai Produk Lokal Bantu Promosikan UMKM
Menteri Teten Sentil Influencer, Minta Cintai Produk Lokal Bantu Promosikan UMKM

Teten bilang ini sebagai cara melawan dominasi produk asing yang dijajakan di platform e-commerce.

Baca Selengkapnya
Prabowo: Jangan Termakan Cuci Otak Indonesia Negara Miskin dan Tidak Mampu
Prabowo: Jangan Termakan Cuci Otak Indonesia Negara Miskin dan Tidak Mampu

Prabowo mengaku kagum dengan negara barat, tapi masalahnya mereka tidak mencintai Indonesia.

Baca Selengkapnya
Mobil Bekas Kini Lebih Laku Dibanding Mobil Baru, Bukti Turunnya Daya Beli Masyarakat
Mobil Bekas Kini Lebih Laku Dibanding Mobil Baru, Bukti Turunnya Daya Beli Masyarakat

Kukuh menyebut salah satu penyebab fenomena tersebut dapat terjadi yakni menurunnya daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya
Kurs Rupiah Anjlok Nyaris Sentuh Rp16.000 Per USD, Kelas Menengah Perlu Ambil Langkah Begini
Kurs Rupiah Anjlok Nyaris Sentuh Rp16.000 Per USD, Kelas Menengah Perlu Ambil Langkah Begini

Banyak dari produk tersebut mengandalkan bahan baku impor.

Baca Selengkapnya