Kekhawatiran Virus Corona Belum Reda, Rupiah Diprediksi Tembus Rp17.000 per USD
Merdeka.com - Pandemi virus corona masih terus memunculkan kekhawatiran pasar keuangan, salah satunya pada nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD). Rupiah diprediksi akan mencapai Rp17.000 per USD jika penyebaran Covid-19 belum juga dapat ditangani.
"Rupiah tanggal 24 atau 26 Maret kemungkinan tembus Rp17.000 per USD," ujar Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim melalui pesan singkat di Jakarta, Senin (23/3).
Ibrahim mengatakan, penyebaran virus tersebut seperti perang dunia ketiga yang melumpuhkan perekonomian global. Agar kondisi ini segara teratasi maka seluruh negara harus bahu membahu mencari obat penawar.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Kenapa Pertempuran Wuhan jadi penting? Pertempuran ini menandai salah satu upaya terbesar Jepang untuk menghancurkan perlawanan Tiongkok dan memperluas kendali mereka di daratan Tiongkok.
-
Mengapa virus menyerang manusia? Virus yang dapat menyerang manusia memang perlu dipahami.
-
Apa penyebab wabah penyakit beri-beri? Wabah penyakit sudah bermunculan sejak pendudukan Belanda di Bumi Nusantara. Masalah ini membuat para pakar ahli di bidang kesehatan memutar otak untuk menemukan ramuan yang tepat untuk mengatasi wabah tersebut.
"Virus corona anggap ini perang dunia ketiga. Penyebaran virus corona benar-benar melumpuhkan perekonomian global. Caranya (agar stabil) negara-negara harus cepat menemukan vaksin penawar Virus Corona," jelasnya.
Kebijakan Bank Indonesia Tak Mampu Stabilkan Rupiah
Di dalam negeri sendiri, kebijakan bank sentral ternyata belum bisa mengendalikan laju penurunan nilai tukar. Sebab, pasar lebih melihat bagaimana Virus Corona bisa diatasi dengan baik.
"Bank Indonesia saat ini hanya bisa intervensi melalui pasar DNDF, sehingga tidak mungkin bisa menangkal serangan Virus Corona. Biar tidak anjlok, pasar jangan panik. Ini susahnya, karena yang panik pasar global," paparnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi sempat mengakui bahwa dia cemas melihat kurs atau nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di atas Rp16.000.
Baca SelengkapnyaPemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.
Baca SelengkapnyaAirlangga meminta masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik dengan penguatan dolar Negeri Paman Sam itu.
Baca SelengkapnyaPemerintah harap konflik Timur Tengah tidak berkepanjangan.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, kenaikan kurs menjadi salah satu hal yang ditakuti oleh semua negara.
Baca SelengkapnyaAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dirancang sebagai alat untuk menyerap berbagai shock absorber.
Baca SelengkapnyaPada Jumat (8/9), nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.327 per USD.
Baca SelengkapnyaHal ini membuat nilai tukar mata uang dolar AS semakin menguat dibandingkan mata uang negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaMelemahnya Rupiah bisa berdampak pada kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok hingga elektronik berikut ini.
Baca SelengkapnyaKusfiardi menekankan perlunya kebijakan fiskal yang hati-hati dan proaktif, termasuk dalam pengelolaan investasi infrastruktur yang strategis.
Baca SelengkapnyaIndonesia mulai memasuki pesta demokrasi yang dapat memengaruhi risk appetite investor dan pelaku usaha.
Baca SelengkapnyaKeadaan tersebut akan berdampak pada harga bahan bakar subsidi seperti Pertalite dan Solar.
Baca Selengkapnya