Kemampuan Jokowi tekan angka kemiskinan diragukan
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla hampir setahun menjalankan roda pemerintahan. Duet Jokowi-JK dihadapkan pada masalah pelik, melambatnya roda perekonomian dan anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Persoalan bertambah setelah Badan Pusat Statistik melansir data kemiskinan terbaru.
Yang mengejutkan, jumlah orang miskin di era kepemimpinan Jokowi-JK justru semakin banyak. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2015 mencapai 28,59 juta jiwa atau sebesar 11,22 persen. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada September 2014, maka selama enam bulan tersebut terjadi kenaikan jumlah penduduk miskin sebesar 860.000 orang. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) masih pede angka kemiskinan di Indonesia bakal mengalami penurunan.
"Itu memang apabila harga beras naik dan lain-lainnya naik, itu pasti menimbulkan pertambahan angka kemiskinan, yaitu angka di mana biaya hidupnya tidak cukup atau kurang. Oleh karena itu, salah satunya adalah menstabilkan harga pangan," ujar dia di Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (16/9).
-
Bagaimana cara Pemprov Kaltim tekan angka kemiskinan? 'Angka kemiskinan itu masih memungkinkan untuk ditekan melihat laju pertumbuhan ekonomi Kaltim yang cukup positif sebesar 6,34 persen. Atau di atas pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,05 persen,' jelas Yusliando.
-
Kenapa Kaltim ingin turunkan angka kemiskinan? Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) terus berkomitmen untuk menekan angka kemiskinan di Bumi Etam.
-
Bagaimana Kaltim turunkan angka kemiskinan? Salah satunya, adalah pembangunan Rumah Layak Huni (RLH) bagi keluarga pra sejahtera. Sebab, kelayakan hunian menjadi salah satu indikator kemiskinan.
-
Bagaimana Jawa Timur menurunkan angka kemiskinan? Selain banyak program yang digerakkan Pemprov Jatim untuk mengatasi kemiskinan agar berjalan efektif, turunnya angka kemiskinan di Jatim menurut Khofifah juga dipengaruhi sejumlah faktor.
-
Apa program Pj Gubernur Sulsel untuk mengatasi kemiskinan? 'Menanam pohon itu bukan hanya yang biasa saja, tapi harus menanam pohon yang produktif, berbuah dan bisa dikonsumsi.' 'Itu sudah benar kita melakukan penghijauan menanam pisang, nangka dan sukun,' kata Bahtiar dalam sambutannya, di HUT Bantaeng Ke-769 tahun, di Kantor DPRD Kabupaten Bantaeng, Kamis (7/12).
-
Apa yang dilakukan Pj Gubernur Jateng untuk percepatan penanggulangan kemiskinan? Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Nana Sudjana menyerahkan bantuan modal usaha ekonomi produktif kepada ratusan warga. Hal itu guna mempercepat penanggulangan kemiskinan di wilayahnya.
JK meyakini, kendati situasinya sulit, angka kemiskinan dapat diturunkan. "Saya kira sesulit apa pun pasti bisa, kalau kita tingkatkan produktivitas. Kalau sebabnya harga pangan ya produktivitasnya dinaikkan dan harganya di push turun. Itu pasti bisa kalau sebabnya itu. Bahwa sulit, ya sesulit apa pun pasti bisa. Sulit bukan berarti tidak bisa," kata dia.
Namun, sejumlah pihak meragukan kemampuan pemerintahan Jokowi-JK mengentaskan kemiskinan. Merdeka.com merangkumnya. Berikut paparannya.
Jumlah orang miskin bakal makin banyak
Bekas Staf Khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bidang ekonomi, Firmanzah yakin jika angka kemiskinan di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan meningkat. Pasalnya, menurut data BPS pada Maret 2015, jumlah kemiskinan di Indonesia meningkat dari 10,96 persen hingga 11,22 persen.
"Presiden Jokowi dan pemerintahannya harus lebih fokus lagi mengentaskan kemiskinan. Saya kok yakin nanti survei BPS pada September jumlah kemiskinan juga akan naik," kata Firmanzah dalam diskusi bertajuk 'orang miskin bertambah banyak' di Jakarta, Minggu (27/9).
Program Jokowi-JK banyak yang salah
Direktur Center For Budget Analysis, Uchok Sky Khadafi menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah putus asa memimpin Indonesia. Uchok menganggap program pemerintah saat ini tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat apa lagi warga miskin. Program Jokowi yang lebih mementingkan infrastruktur justru menguntungkan pihak investor.
Menurut Uchok program-program yang diinisiasikan baik oleh Jokowi ataupun JK salah. Bahkan, ditegaskan dia, program Jokowi-JK tidak memecahkan masalah kemiskinan di Tanah Air.
"Program-program jokowi ini banyak yang salah, kalau dilihat dari APBN kita program Jokowi bukan buat memecahkan masalah," ucap Uchok.
Kemiskinan belum jadi perhatian
Mantan Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi periode Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Firmansyah mengatakan, angka kemiskinan Maret 2015 meningkat menjadi 11,22 persen.
"Jadi ini menurut saya perlu menjadi perhatian lebih khusus bagi pemerintahan. Terlebih dalam APBNP 2015 target kemiskinan itu dipatok 10,3 persen. Sekarang kan sudah 11 persen," ujarnya di Jakarta, Minggu (27/9).
Pria yang juga rektor Universitas Paramadina ini yakin pada rilis September mendatang, angkanya akan semakin terkerek. Menurut dia, semakin meningkatnya angka kemiskinan saat ini disebabkan oleh musim kemarau panjang atau El Nino dan kabut asap akibat kebakaran hutan.
Maka dari itu, pemerintah harus segera mencari solusi agar fenomena El Nino dan bencana kabut asap ini segera terselesaikan. "Kalau tidak diselesaikan, maka akan menambah jumlah orang miskin," tutup dia.
Gagal jaga daya beli masyarakat
Institute For Development of Economics and Finance (Indef) melihat, turunnya tingkat kesejahteraan masyarakat tidak lepas dari kegagalan pemerintahan Jokowi-JK. Kebijakan semisal peningkatan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), ternyata tidak cukup ampuh menggenjot daya beli masyarakat.
Ekonom Indef Fadhli Hasan menuturkan, menurunnya angka kesejahteraan masyarakat disebabkan lambatnya pemerintah mengantisipasi kebijakan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), gas dan listrik.
"Kita lihat gagalnya kebijakan program pemerintah menjaga daya beli masyarakat setelah menaikkan harga BBM, harga gas dan listrik dan berbagai kebutuhan pokok lainnya," ujar Fadhli dalam konferensi pers di Kantor Indef, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (24/8).
Kemiskinan lampaui batas kemanusiaan
Jurang antara si kaya dan si miskin nampak jelas di depan mata. Potret kemiskinan menghiasi wajah kota besar termasuk ibu kota Jakarta. Orang miskin tidak hanya di pedalaman atau pedesaan saja, justru lebih banyak ditemukan di kota besar.
Mantan Menteri Koordinator Perekonomian, Keuangan, dan Industri era Presiden Megawati, Kwik Kian Gie angkat bicara soal makin kronisnya tingkat kemiskinan di Indonesia. Kesenjangan sosial antara orang kaya dan miskin membuat miris.
"Kalau kita masuk ke dalam daerah-daerah yang dinamakan kantong-kantong kemiskinan, kemiskinannya sudah melampaui batas-batas kemanusiaan," kritik Kwik Kian Gie dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (18/3). (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ganjar pun menantang untuk membuka data soal angka kemiskinan dan dia pun menilai acara dialog publik akan menjadi menarik.
Baca SelengkapnyaTarget tingkat kemiskinan diiturunkan pada periode kedua Jokowi dalam RPJMN 2020-2024.
Baca SelengkapnyaPenanganan angka kemiskian di era Jokowi diklaim lebih baik dibandingkan negara lain.
Baca SelengkapnyaBangsa yang merdeka ialah bangsa yang mampu mengentaskan masyarakatnya dari jurang kemiskinan.
Baca SelengkapnyaPemerintah kini berupaya mengejar capaian target angka kemiskinan yang dipatok turun sekitar 6,5 hingga 7,5 persen dari total sekitar 26 juta jiwa di tahun ini.
Baca SelengkapnyaSaid juga menyoroti capaian pemerintah dalam memberantas stunting.
Baca SelengkapnyaBPS Jakarta mencatat angka penduduk miskin di Jakarta pada Maret 2024
Baca SelengkapnyaMenko PMK Muhadjir Effendy mengklaim angka kemiskinan ekstrem di Indonesia turun drastis dari 4 persen menjadi 0,8 persen dalam satu dekade
Baca SelengkapnyaPj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana mengatakan, upaya percepatan penanggulangan kemiskinan, akan terus digenjot hingga akhir tahun 2024.
Baca SelengkapnyaSaid menyebut saat ini Indonesia juga menghadapi penurunan jumlah kelas menengah yang mencapai 9 juta jiwa.
Baca SelengkapnyaMenurut survei ini, mayoritas warga cukup puas atas kinerja Jokowi sebagai Presiden sebesar 76.2%.
Baca SelengkapnyaAndika membuka data, ada 10,47 persen warga di Jateng miskin. Menurutnya, hal itu perlu ditekan sampai dengan nol.
Baca Selengkapnya