Kemarahan Menteri Jokowi saat Oksigen Langka & Harga Obat Penanganan Covid-19 Naik
Merdeka.com - Pandemi Covid-19 di Indonesia tak kunjung usai. Bahkan, jumlah kasus masyarakat yang terjangkit virus asal Wuhan tersebut malah makin banyak. Mulai panik, masyarakat pun memborong oksigen dan obat penanganan Covid-19 yang diklaim bisa menyelamatkan nyawa jika terjangkit Covid-19.
Kondisi ini dimanfaatkan sebagian besar oknum untuk meraup cuan. Ini terlihat dari naiknya harga obat penanganan Covid-19 dan oksigen di pasaran.
Masyarakat mengeluhkan kelangkaan tabung oksigen yang beredar di pasaran. Kesulitan semakin bertambah dengan harga tabung oksigen yang naik di tengah lonjakan angka penyebaran Covid-19.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa warga kesulitan air bersih? Kekeringan tahun ini disebabkan oleh fenomena El Nino yang membuat curah hujan sangat rendah.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Dimana harga sembako masih tinggi? Harga sejumlah bahan pokok masih terpantau tinggi di beberapa daerah. Di Pasar Induk Rau, Serang, kondisi tersebut masih terjadi hingga Kamis (13/7) siang.
-
Kenapa penderita TBC di Cianjur meningkat? Berdasarkan catatannya, kasus TBC di Kabupaten Cianjur pada 2021 sebanyak 4.643, lalu di 2022 menjadi 7.107 dan di 2023 per Januari sampai Juli terdapat 3.403 kasus.
-
Siapa yang terdampak krisis air? Menurut perkiraan PBB pada tahun 2023, 2 miliar orang di seluruh dunia tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman. Jumlah tersebut setara dengan seperempat populasi dunia.
Hal itu pun turut dirasakan Indra, salah satu warga Jakarta yang ditemui merdeka.com di salah satu lokasi pengisian ulang oksigen di daerah Manggarai pada Sabtu (3/7).
"Jadi yang langka itu tabungnya, susah sekali nyari tabung itu. Kalau tempat pengisian oksigennya sih masih lumayan banyak lah," katanya.
Dia pun menceritakan akibat kelangkaan ini, baru berhasil mendapatkan tabung oksigen setelah hampir seharian mencari di daerah Pasar Pramuka dan sekitarnya.
"Kemarin saya cari ke mana-mana engga ada, nah ketemu di Pasar Pramuka itupun harganya naik. Biasanya Rp500 jadi Rp2,5 juta. Mau engga mau saya beli," ujarnya.
Walau terpaksa membeli dengan harga tinggi, Indra masih tetap bersyukur bisa mendapatkan tabung oksigen yang akan dipakai untuk keluarganya di rumah.
Pemerintah Jokowi tak tinggal diam melihat fenomena ini. Pemerintah marah dan mengancam oknum yang memainkan stok dan harga. Berikut ulasannya:
Sudah Ambil Untung 1,5 Tahun
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan mengakui bahwa akhir-akhir ini telah terjadi kelangkaan obat-obatan terkait penanganan pandemi Covid-19, beserta harganya yang terlalu tinggi. Menindaklanjuti hal ini, pemerintah akan menertibkan hal tersebut.
"Pemerintah akan menertibkan juga harga obat-obatan yang kadang kalau terlalu tinggi diambil untung oleh perusahaan-perusahaan tersebut," kata Luhut dalam konferensi pers pada Senin (5/7).
Menurutnya, perusahaan-perusahaan tersebut sudah 1,5 tahun mengambil banyak keuntungan. Sehingga sudah saatnya untuk mengembalikannya ke harga yang normal, tanpa harus mengalami kerugian.
Pemerintah, kata Luhut juga sudah membuat aturan harga eceran tertinggi obat-obatan untuk penanganan pandemi Covid-19. Aturan harga ini telah dihitung secara cermat dan memastikan perusahaan tidak akan dirugikan.
"Perusahaan itu tidak akan dirugikan, tapi jangan juga mengambil keuntungan dari kesulitan masyarakat," jelasnya.
Salah satunya contohnya adalah harga Ivermectin yang diketahui mencapai puluhan ribu rupiah. Padahal sebenarnya di bawah Rp10.000 tanpa perusahaan merugi.
"Jadi saya minta semua agar masuk akal, serta keuntungan diterima produsen dan distributornya," ungkap Luhut.
Hukum akan Bertindak
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali, Luhut Binsar Panjaitan meminta seluruh produksi oksigen dialihkan untuk kebutuhan medis. Keputusan ini untuk mencegah kelangkaan stok oksigen di tengah lonjakan kasus Covid-19.
"Koordinator PPKM Darurat meminta agar 100 persen produksi oksigen diperuntukkan untuk kepentingan medis terlebih dahulu. Ini artinya semua alokasi industri harus dialihkan ke sektor medis," kata Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi menyampaikan pesan Luhut dalam konferensi pers, Senin (7/3).
Luhut telah meminta Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita untuk membantu kebijakan ini. Jodi juga menyampaikan pesan Luhut agar masyarakat tak menimbun tabung oksigen, obat-obatan, dan alat kesehatan.
"Jangan mencoba-coba menjadi spekulan. Jangan menimbun dan memanfaatkan keadaan di tengah banyaknya permintaan. Hukum akan bertindak," pesan Luhut disampaikan Jodi.
"Aparat polri akan menindak tegas spekulan penimbun tabung oksigen," sambung Jodi.
Pemerintah daerah akan membentuk Satuan Tugas (Satgas) khusus untuk memastikan ketersediaan oksigen, obat, dan alat kesehatan. Jodi juga meminta masyarakat segera melapor kepada aparat apabila menemukan oknum yang menimbun obat dam menjualnya di atas harga eceran tertinggi (HET).
"Mereka yang menari di atas duka kita adalah penjahat kemanusiaan," ucap Jodi
Ancaman untuk Pekerja BUMN
Menteri BUMN, Erick Thohir mengecam harga obat yang melejit di tengah kebutuhan yang tinggi menyusul terjadinya lonjakan jumlah kasus Covid-19.
Erick kemudian memerintahkan kepada perusahaan farmasi BUMN, Indofarma dan Kimia Farma untuk memastikan ketersediaan obat-obatan termasuk Ivermectin, yang saat ini sedang dalam uji coba klinis, untuk dipasarkan dengan harga terjangkau masyarakat.
Erick Thohir juga memerintahkan kepada Kimia Farma untuk melakukan pengawasan internal di BUMN dan berjanji akan menindak secara tegas tanpa pandang bulu serta mengecam setiap oknum Kimia Farma, Indofarma atau perusahaan BUMN yang menimbun demi memperoleh keuntungan pribadi.
"Indofarma tengah menggenjot produksi ivermectin dari kapasitas terkini, 4,5 juta tablet/bulan menjadi 13,8 juta tablet/bulan pada Agustus 2021. Meski Indofarma mampu memproduksi dalam jumlah banyak, namun kita masih berkomitmen untuk mengikuti aturan dan standar yang ditetapkan, termasuk proses uji klinis. Kami terus melakukan koordinasi intensif dengan BPOM dan Kemenkes," katanya.
Menurut Erick, saat ini Ivermectin misalnya tersedia secara bertahap di Kimia Farma dan lainnya. Untuk harga telah ditetapkan Rp7.885 per butir, termasuk PPN, sebagai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang sesuai dengan ketentuan Kemenkes.
Gudang akan Dirazia
Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat untuk Pulau Jawa dan Bali, Luhut Binsar Panjaitan menegaskan akan merazia gudang-gudang obat jika harga obat masih melambung tinggi. Dia pun sudah mengidentifikasi keberadaan mereka.
"Saya tekankan apabila dalam tiga hari kedepan kami masih mendapatkan harga-harga obat cukup tinggi atau terjadi kelangkaan maka kami akan mengambil langkah-langkah tegas dengan merazia seluruh gudang-gudang mereka yang sudah kami identifikasikan keberadaannya," katanya dalam konferensi pers secara daring, Senin (5/7).
Luhut juga memerintahkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran serta Kejati untuk melakukan patroli terhadap aturan yang sudah dimiliki.
"Jadi paling lambat saya ulangi hari Rabu, jadi Kamis tidak boleh terjadi kelangkaan. Kita jangan diatur oleh orang-orang yang serakah. Saya tekankan hal ini dan kita harus tindak tegas dan kita sudah peringatkan dan tidak mendengarkan peringatan kita, kita akan tindak tegas," ungkapnya
Dia menegaskan tidak boleh ada kelangkaan obat saat pandemi. Serta, dia juga menekankan kembali agar Kapolda dan Pangdam bisa melakukan tindakan tegas para pelaku penimbun.
"Pokoknya tidak boleh ada kelangkaan obat, saya tekan kan sekali lagi kepada Kapolda dan Pangdam agar melakukan tindakan tegas bagi para pelaku penimbun dan para pemain harga obat-obatan ini," ungkapnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi meminta jajaran anggota kabinet menekan harga obat dalam negeri agar setara dengan negara lain.
Baca SelengkapnyaSaat ini, banyak masyarakat terpaksa menggunakan tabung gas non subsidi 12 Kg seharga Rp200.000. Sehingga harus mengeluarkan dana lebih.
Baca SelengkapnyaBudi mengakui, harga obat dalam negeri sangat mahal. Bahkan, tiga hingga lima kali lebih mahal daripada Malaysia.
Baca SelengkapnyaJokowi pun curhat kerap dimarahi emak-emak di pasar
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi, saat memberikan bantuan sosial di Sukoharjo, blak-blakan alasan harga pangan mahal dan pemberian bansos oleh pemerintah.
Baca Selengkapnya"Orang kaya, harusnya malu membeli gas melon, apalagi sudah tertulis pada tabung bahwa produk tersebut memang hanya diperuntukkan bagi orang miskin."
Baca SelengkapnyaJokowi mengingatkan LPG 3 kilogram alias gas melon diperuntukkan bagi warga miskin.
Baca SelengkapnyaSaat ini harga beras medium dijual Rp13.500 per kg, sedangkan beras premium sudah menyentuh Rp 18.500 per kg.
Baca SelengkapnyaGas 3 kg merupakan produk subsidi yang ditujukan khusus masyarakat yang kurang mampu.
Baca SelengkapnyaJokowi menjelaskan kenaikan harga beras tidak hanya terjadi di Indonesia, namun seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaAda faktor yang belum terselesaikan hingga WNI sering berobat ke luar negeri.
Baca SelengkapnyaSeorang dokter bernama M Ramadhani Soeroso viral di media sosial usai mengkritik manajemen RSUD Dr. Pirngadi Medan lantaran ketiadaan stok obat di RS itu.
Baca Selengkapnya