Kemendag Catat Ekspor Perhiasan RI Raih Pertumbuhan Tertinggi di Tengah Pandemi
Merdeka.com - Kementerian Perdagangan mencatat produk ekspor non migas Indonesia masih didominasi oleh lima jenis komoditas utama. Yakni batubara, Crude Palm Oil (CPO), perhiasan, besi baja, dan mesin-mesin elektrik.
"Batubara yang mengalami penurunan 8,93 persen, CPO dan turunannya naik 13,43 persen, perhiasan naik 62,13 persen, besi baja 36 persen, dan mesin-mesin elektrik mencatatkan peningkatan yang cukup baik di angka 14,18 persen," kata Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Srie Agustina, dalam web seminar (webinar) 'Trade Remedi di Masa Pandemi: Peluang dan Tantangan', Senin (8/6/2020).
Menurutnya, jika dilihat dari data-data tersebut, masa pandemi dan lockdown berefek pada turunnya produksi batubara. Namun di sisi lain, ekspor produk lainnya tetap meningkat. "Karena ternyata konsumen kita walaupun mereka di rumah tetap ingin cantik dan menarik dengan perhiasan kualitas ekspor dari Indonesia," ujarnya.
-
Apa yang Kemendag lepas ekspornya? Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didi Sumedi melepas ekspor kosmetik dari Sidoarjo ke Malaysia senilai 7 juta Ringgit Malaysia (RM) atau lebih dari Rp20 miliar, pada Senin.
-
Apa komoditas utama di Banten? Dalam laman jalurrempah.kemdikbud.go.id, disebutkan bahwa Banten ketika itu merupakan penghasil utama komoditas lada.
-
Apa komoditas perdagangan utama di Pariaman? Di Pariaman, dulunya wilayah ini cukup terkenal dengan aktivitas perdagangan komoditas berupa lada, emas, dan berbagai hasil perkebunan dari pelosok daerah.
-
Bagaimana Indonesia jadi produsen nikel terbesar? Indonesia menjadi produsen nikel terbesar setelah Filipina membuat kebijakan ketat penambangan.
-
Bagaimana Kemendag mendorong ekspor produk Tanah Air? 'Pemerintah pusat akan terus mendorong ekspor produk Tanah Air ke luar negeri seperti ini. Inikan hasil komunikasi kerja antara produsen dalam hal ini WKI dengan Pak Susanto Lee (Direktur Distributor Kara Marketing Malaysia) dengan atase kami Pak Deden di Malaysia, yang terus bekerja untuk mencarikan pasar di Malaysia, dan kami akan berniat merambah ke pasar Brunei, Vietnam, dan beberapa negara ASEAN lainnya,' ucap Didi Sumedi.
-
Apa komoditas utama di Maluku Utara? Sekda Halmahera Utara Erasmus J. Papilaya menyebutkan bahwa pala merupakan komoditas unggul di daerahnya, salah satunya adalah pala Dukono yang ukurannya lebih besar dibandingkan pala jenis lainnya.
Kemendag Mulai Awasi Impor Besi Baja
Sementara, Srie menjelaskan bahwa kinerja impor periode Januari–April 2020 Indonesia telah membukukan nilai USD 39,1 miliar atau turun 3,7 persen dari total impor Januari-April 2019 yakni sebesar USD 40,7 miliar.
Impor tersebut terdiri atas produk migas yang meningkat sebesar 12,18 persen menjadi USD 5,3 miliar, dan produk non migas yang turun menjadi 5,8 persen atau USD 33,8 miliar.
"Lima produk utama impor non migas Indonesia pada periode Januari-April 2020 yang tercatat adalah yang menurun mesin pesawat mekanik 10,10 persen, besi dan baja 22,95 persen, barang dari plastik juga turun 8,65 persen, kendaraan dan bagiannya turun 18,06 persen, listrik 0,58 persen," jelasnya.
Kendati begitu, dia menyebut jika melihat postur kinerja impor non migas berdasarkan produk, yang patut menjadi objek pendalaman lebih lanjut tentunya oleh Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) adalah gula dan kembang gula yang naik cukup signifikan sebanyak 45,12 persen, bahan bakar mineral naik 24 persen, dan ampas sisa industri makanan naik 18,56 persen.
Selain itu, dia juga meminta kepada Ketua KPPI Mardjoko, dan Ketua Komite Anti Dumping Indonesia (KADI), Bachrul Chairi, untuk bisa membantu lebih banyak turun ke lapangan dan mencari informasi, terkait impor besi baja kategori tertentu, atau barang dari plastik impornya menurun.
"Namun ada keluhan dari industri dalam negeri yang merasa terusik oleh impor besi dan baja dengan harga murah untuk mencegah keterpurukan ekonomi yang semakin dalam," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Angka ekspor Indonesia periode Agustus 2024, naik 5,97 persen.
Baca SelengkapnyaDeputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini menyampaikan nilai ekspor Indonesia pada April 2024 mencapai USD 19,62 miliar.
Baca SelengkapnyaSemua sektor mengalami peningkatan, terutama didorong oleh kenaikan nilai ekspor industri pengolahan sebesar 4,56 persen.
Baca SelengkapnyaKinerja ekspor Juni 2023 anjlok, hanya Rp302,33 triliun.
Baca SelengkapnyaSecara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.
Baca SelengkapnyaBPS melaporkan ekspor pertanian pada Agustus 2023 meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan besi baja sempat dikeluhkan, karena nilai impor komoditas itu lebih dominan dibandingkan dengan ekspor.
Baca SelengkapnyaPenurunan impor non migas disebabkan oleh beberapa komoditas, di antaranya, mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya
Baca SelengkapnyaPenurunan ini tak lepas dari anjloknya realisasi kinerja ekspor non migas pada Juli 2023 mencapai USD 19,65 miliar.
Baca SelengkapnyaEkspor besi dan baja berkontribusi tingkatkan ekspor Indonesia.
Baca SelengkapnyaUntuk rinciannya, nilai impor mesin/peralatan mekanis mencapai USD 123,79 juta atau tumbuh 4,52 persen.
Baca SelengkapnyaDua sektor ini jadi biang kerok nilai ekspor Indonesia turun pada bulan Juni 2024.
Baca Selengkapnya