Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kemendag prediksi neraca perdagangan kembali defisit di Juli 2018

Kemendag prediksi neraca perdagangan kembali defisit di Juli 2018

Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan kondisi neraca perdagangan Juli 2018 pada pertengahan bulan ini. Data ini dinantikan oleh semua pihak, mengingat perdagangan Indonesia belum pulih sepenuhnya setelah mengalami defisit sebanyak 4 kali sejak awal tahun.

Direktur Jenderal Perdagangan Kementerian Keuangan, Oke Nurwan mengatakan, sejumlah pihak masih memprediksi perdagangan Indonesia pada Juli mengalami defisit. Oleh karena itu, pemerintah mengumpulkan seluruh pengusaha untuk mencari jalan keluar.

"Dari 6 bulan pertama, 4 bulan itu defisit. Januari defisit, Februari defisit, Maret surplus, April defisit, Mei defisit, Juni surplus. Kalau bapak ini eksportir, ke mana saja pak. InsyaAllah menurut intelegen Juli defisit lagi," ujarnya di acara Ghatering Eksportir Indonesia di Kantor DJBC, Jakarta, Selasa (7/8).

Orang lain juga bertanya?

Oke mengatakan, ada beberapa ekspor yang meningkat ada juga yang turun selama enam bulan terakhir. Sementara itu, impor sejak awal tahun hingga Mei 2018 mengalami kenaikan sebesar 24,77 persen.

"Impor sampai Mei meningkat 24,77 persen. Ini kalau bahasa kami selalu dibagi dua. Komposisi yang diimpor itu, ini karena defisit terus kemendag ditegur tegur. Tolong kendalikan impornya, tolong dorong ekspornya," jelas Oke.

Dari pengendalian impor, Kemendag sebenarnya hanya mengendalikan barang impor sebesar 42 persen. Sementara sisanya 58 persen berada di luar wewenang Kemendag.

"Dari jumlah barang yang diimpor kurang lebih 42 persen dikelola Kemendag, selebihnya 58 persen diimpor tapi Kemendag enggak bisa apa-apa karena tidak ada dokumentasi yang harus dilengkapi dari Kemendag itu impor," jelasnya.

Oke menambahkan, selama ini Indonesia masih mengandalkan ekspor komoditas untuk mendongkrak perdagangan. Sehingga, ketika Indonesia surplus itu hanya dipengaruhi oleh kenaikan harga komoditas.

"Masalah utama ekspor kita selama ini selama 5 dekade masih didominasi produk natural intensif produk. Jadi kalau surplus karena nilai komoditi naik saja bukan komoditi primer jadi produk manufaktur. Jadi harus segera kita dorong industri orientasi ekspor dan geser produk primer ke bernilai tambah tinggi," tandasnya.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kinerja Impor Indonesia Meroket Jadi Rp336,93 Triliun di Juli 2024
Kinerja Impor Indonesia Meroket Jadi Rp336,93 Triliun di Juli 2024

Secara tahunan, nilai impor Juli 2024 mengalami peningkatan 11,07 persen.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Global Terguncang, Ekspor-Impor RI Merosot
Ekonomi Global Terguncang, Ekspor-Impor RI Merosot

Meskipun terjaga positif selama 38 bulan beruntun, Sri Mulyani melihat tren ekspor dan impor mulai terjadi pelemahan.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Global Melambat, Neraca Pembayaran Indonesia Defisit USD 6 Miliar
Ekonomi Global Melambat, Neraca Pembayaran Indonesia Defisit USD 6 Miliar

NPI pada triwulan I 2024 mencatat defisit USD6,0 miliar dan posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2024 tercatat tetap tinggi sebesar USD140,4 miliar.

Baca Selengkapnya
Harga Komoditas Anjlok, APBN Defisit Rp21,8 Triliun di Mei 2024
Harga Komoditas Anjlok, APBN Defisit Rp21,8 Triliun di Mei 2024

Realisasi pendapatan negara pada Mei 2024 tersebut anjlok 7,1 persen secara year on year (yoy).

Baca Selengkapnya
Neraca Perdagangan Indonesia Surplus 52 Bulan Berturut-turut
Neraca Perdagangan Indonesia Surplus 52 Bulan Berturut-turut

Surplus neraca perdagangan bulan Agustus 2024 lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Baca Selengkapnya
BPS: Neraca Perdagangan Indonesia Surplus 55 Bulan Berturut-Turut
BPS: Neraca Perdagangan Indonesia Surplus 55 Bulan Berturut-Turut

Neracar perdagangan Indonesia pada bulan November 2024 tembus USD4,47 miliar atau sekitar Rp64 triliun.

Baca Selengkapnya
Indonesia Catatkan Surplus Neraca Perdagangan 51 Bulan Berturut-turut
Indonesia Catatkan Surplus Neraca Perdagangan 51 Bulan Berturut-turut

Neraca perdagangan Indonesia per Juli 2024 turun sebesar USD470 juta menjadi USD1,92 miliar dibanding bulan sebelumnya yang mencapai USD2,39 miliar.

Baca Selengkapnya
Tren Ekspor Menurun, Pemerintah Tetap Optimis Bisa Simpan Rp918 Triliun untuk Cadangan Devisa
Tren Ekspor Menurun, Pemerintah Tetap Optimis Bisa Simpan Rp918 Triliun untuk Cadangan Devisa

Meskipun, harga komoditas ekspor sekarang ini menunjukan grafik pelemahan.

Baca Selengkapnya
Daya Beli Masyarakat Turun, Mendag Usul Salurkan Bansos hingga Subsidi
Daya Beli Masyarakat Turun, Mendag Usul Salurkan Bansos hingga Subsidi

Pemerintah perlu memberikan bantuan bagi kelas menengah untuk mendorong daya beli kelompok masyarakat itu kembali bangkit.

Baca Selengkapnya
Transaksi Perdagangan Nasional Defisit, Masa Depan Rupiah Diprediksi Suram
Transaksi Perdagangan Nasional Defisit, Masa Depan Rupiah Diprediksi Suram

Transaksi berjalan Indonesia telah mengalami defisit secara terus-menerus dalam dua kuartal terakhir.

Baca Selengkapnya
Neraca Perdagangan Indonesia Surplus 50 Bulan Berturut-Turut
Neraca Perdagangan Indonesia Surplus 50 Bulan Berturut-Turut

Surplus perdagangan pada Juni 2024 ini diakibatkan nilai ekspor yang masih lebih tinggi daripada impor.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani: APBN Tekor Rp93,4 Triliun di Juli 2024
Sri Mulyani: APBN Tekor Rp93,4 Triliun di Juli 2024

APBN pada Juli mengalami defisit Rp93,4 triliun atau 0,41 persen dari PDB.

Baca Selengkapnya