Kemenkeu bantah beasiswa presiden berbau politis
Merdeka.com - Kementerian Keuangan menampik kekhawatiran sebagian kalangan bahwa Beasiswa Presiden Republik Indonesia (Indonesian Presidential Scholarship) yang baru sehari diluncurkan ditunggangi muatan politis. Salah satu argumennya, nama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak sedikit pun dicantumkan dalam program yang muncul jelang pemilihan legislatif ini.
Selain itu, adanya program ini justru menambah variasi penerima beasiswa yang dananya dikelola Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan.
Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Ki Agus Badaruddin menuturkan cerita di balik Beasiswa presiden kepada merdeka.com, Kamis (3/4).
-
Mengapa program kerja penting dalam Pilkada? Program kerja tim sukses dalam Pilkada memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan kampanye calon kepala daerah.
-
Siapa yang mengatakan tidak ada refleksi khusus karena Jokowi tidak diundang? 'Tidak ada refleksi khusus atas tidak adanya Pak Jokowi,' kata Hasto di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/5).
-
Siapa yang belum diundang membahas susunan kabinet? Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, membenarkan bahwa sampai saat ini Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin belum pernah diundang saat menbahas susunan kabinet.
-
Apa fakta menarik soal Presiden RI? Ternyata ada fakta menarik dari tahun lahir para Presiden Republik Indonesia.
-
Kenapa Prabowo tak masalah dengan nyinyiran tentang program Jokowi? Prabowo tak masalah dengan nyinyiran itu. Karena, ia mengaku sebagai tim Jokowi.
-
Siapa saja yang tidak hadir di bukber Kabinet Jokowi? Sangat terbatas, tidak semua menteri hadir termasuk dari PDIP, PKB dan NasDem.
"Beasiswa itu yang punya prakarsa memang Pak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kan itu sudah sejak 2013, sudah terpikir oleh beliau. Terus beliau minta ide ini dimatangkan oleh mendikbud dan menkeu yang ada di susunan dewan penyantun, lantas dewan ini melaporkan direksi LPDP," ujarnya.
Total dana dikelola LPDP dari hasil memutar sebagian dari 20 persen anggaran pendidikan di APBN ke portofolio telah mencapai Rp 15,6 triliun per Desember 2013. Buat tahun ini saja, Rp 500 miliar siap digelontorkan untuk peserta beasiswa rutin lembaga itu, maupun Beasiswa Presiden yang baru diluncurkan.
Meski ditambahkan di tengah jalan dari program awal LPDP, Badaruddin mengklaim beasiswa presiden tak perlu dipermasalahkan. Apalagi tujuannya masih sejalan dengan niat Kemenkeu yang berharap dana abadi pendidikan bisa memperbanyak jumlah master dan doktor di Tanah Air.
"Sepanjang tujuannya mulia kenapa tidak? Hanya saja beasiswa ini memang Pak SBY sebagai presiden yang awalnya punya gagasan".
Untuk menjamin bahwa tidak ada kaitan apapun antara Beasiswa Presiden dengan agenda pemilihan umum legislatif, Badaruddin mengatakan tak ada penyebutan nama SBY dalam paket beasiswa ini. Justru, presiden selanjutnya bisa meneruskan program tersebut untuk menambah jumlah mahasiswa tingkat lanjut asal Indonesia di universitas top dunia.
"Jadi presiden nya bisa berganti, tapi kan tetap namanya Beasiswa Presiden Republik Indonesia," ungkapnya.
Di luar itu, beasiswa ini juga dikucurkan dengan standar tinggi seperti yang selama ini dipraktikkan LPDP. Calon peserta harus sudah diterima di salah satu dari 50 universitas terbaik sejagat. Panel penguji terdiri dari dua profesor bidang studi, ditambah seorang psikolog.
Beasiswa Presiden menjaring pelamar hingga 20 April, sedangkan bagi peserta yang diterima mengikuti persiapan studi termasuk materi wawasan kebangsaan, hingga pelepasan oleh Presiden pada Agustus mendatang.
"Kalau diterima, mereka kuliahnya juga baru tahun depan, jadi kita bisa jamin ini tidak politis. Intinya, duitnya sudah ada, sudah diperhitungkan, dan transparan," kata Badaruddin.
Sejauh ini, Tim seleksi Beasiswa Presiden telah meluluskan 51 orang calon penerima beasiswa yang mengikuti penjaringan tahap awal. Calon yang diterima sebagian telah diterima di Harvard University dan Stanford University yang kesohor di Amerika Serikat, serta University of Oxford, universitas terbaik Inggris. Seluruh biaya hidup, biaya sekolah, serta dana riset akan ditanggung LPDP.
Beberapa bidang yang menjadi prioritas program studi dalam Beasiswa presiden ini adalah teknologi terapan, energi, pangan, ekonomi, hukum, pertahanan, budaya, hubungan internasional, dan ekonomi kreatif. Selain harus bisa membuktikan telah diterima universitas top, pelamar wajib memiliki kemampuan bahasa Inggris mumpuni, ditandai dengan skor TOEFL IBT minimal 94, atau nilai IELTS minimal 7. (mdk/bim)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi menegaskan, Pilkada adalah urusan partai politik. Dirinya juga bukan pemilik atau ketua umum partai.
Baca SelengkapnyaHal ini berdasarkan keterangan dari para menteri yang sudah dipanggil oleh MK.
Baca SelengkapnyaMenurut KPU RI, hal itu tidak relevan sebab Jokowi bukan bagian dari peserta pemilu.
Baca Selengkapnya"Pernyataan Pak Jokowi itu, memang blunder. Menurut kita kepala negara tidak seharusnya menyatakan seperti itu," kata Ketua TKD AMIN, Rahmat
Baca SelengkapnyaAri menegaskan Jokowi tidak pernah mengaitkan proses rekruitmen CPNS dengan pemenangan salah satu pasangan capres-cawapres.
Baca SelengkapnyaBawaslu juga menegaskan laporan dugaan nepotisme Jokowi tak memenuhi unsur pelanggaran pemilu.
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan, presiden tidak mengurusi soal pencalonan presiden atau wakil presiden.
Baca SelengkapnyaKaesang mengingatkan, kompetisi Pilkada ini sebaiknya dijauhkan dari penyebaran berita bohong.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi tegas membantah tudingan cawe-cawe menyodorkan putra bungsungnya untuk Pilkada Jakarta
Baca SelengkapnyaKetiganya juga tidak menghadiri sidang pemeriksaan saksi meringankan SYL meski surat permohonan sudah dikirimkan dari Tim Penasihat Hukum SYL.
Baca SelengkapnyaBawaslu sedang berkoordinasi dengan Kementerian BUMN dan Kepala Bulog Bayu Krisnamurthi terkait mekanisme penyaluran bantuan sosial saat kontestasi pemilu.
Baca SelengkapnyaIsu reshuffle kabinet yang kembali berembus. Kabar itu makin santer setelah Presiden Jokowi bertemu dengan SBY pada Senin (2/10) malam kemarin.
Baca Selengkapnya