Kemenkeu harap usulan tambahan dana abadi pendidikan tak dihapus
Merdeka.com - Kementerian Keuangan berharap usulan penambahan dana abadi pendidikan sebesar Rp 10 triliun pada tahun depan tidak dihapus oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Pasalnya, dana yang dikelola Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kemenkeu itu ditujukan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
"Saya kira menteri keuangan akan membuka kembali persoalan ini di rapat kerja dengan pimpinan Badan Anggaran (Banggar) DPR-RI," kata Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kemenkeu Hadiyanto, di Jakarta, kemarin.
Hadiyanto menjelaskan, dana bergulir tersebut merupakan bagian dari kebijakan anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari total belanja negara. Selain LPDP Kemenkeu, anggaran pendidikan 20 persen juga ada yang dikelola oleh Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
-
Apa yang dibicarakan Menteri Basuki di DPR? Video tersebut saat anggota Komisi V DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Irine Yusiana Roba Putri mempertanyakan terkait Tapera, berikut transkrip pertanyaannya: 'Terus kadang kala ada beberapa dari pemerintah yang mengatakan ya untuk yang mampu itu untuk subsidi untuk yang tidak mampu. Mohon maaf pak, subsidi itu kewajibannya negara bukan sesama warga negara memberi subsidi. Kalau sesama warga negara itu namanya gotong royong dan alangkah malunya negara yang tidak mampu hadir untuk menjawab tantangan yang masyarakat hadapi,' tanya Irine.
-
Kapan DPR RI akan memeriksa RPMK? 'DPR RI akan mengambil sejumlah langkah untuk memastikan RPMK sesuai dengan ketentuan undang-undang. Ke depan, pihaknya akan memeriksa setiap pasal dalam RPMK untuk memastikan kesesuaiannya dengan RUU KSN dan undang-undang lainnya,' ujar dia
-
Apa rencana Prabowo terkait kementerian? Presiden terpilih Prabowo Subianto dikabarkan akan menambah jumlah kementerian lembaga menjadi 40.
-
Apa yang dibahas dalam rapat Kabinet? Seluruh menteri hadir untuk mengikuti arahan presiden terkait kerja pemerintahan.
-
Apa saja yang diusulkan ke Kemenpan-RB? Anas menyebut proses pengumuman sempat tertunda karena beberapa kementerian dan lembaga belum menyampaikan formasi yang diperlukan.
-
Apa yang dibahas dalam dialog DPR RI? “Tentunya lewat dialog ini, kita bisa menjembatani diskusi untuk membahas agenda strategis dari setiap anggota AIPA dengan Tiongkok. Karena tentu setiap negara punya isu dan concern tersendiri yang harus ditindaklanjuti. Termasuk mendalami isu-isu skala kawasan dan regional yang juga harus diselesaikan bersama,“ urai Puteri.
"Persoalan ini saya kira bagaimana mengalokasikan 20 persen anggaran pendidikan sebagian untuk dikelola kementerian terkait pendidikan dan sebagian lagi diinvestasikan untuk masa depan anak-anak Indonesia."
Hingga saat ini, LPDP mengelola dana sekitar Rp 15 triliun untuk. Hasil investasi badan layanan umum di bawah Kemenkeu itu sekitar Rp 2,4 triliun. Rencananya, sekitar Rp 500 miliar akan digunakan untuk beasiswa.
"Kalau dana LPDP sudah Rp 40 triliun, pemerintah tidak akan menyuntik lagi, karena itu sudah dianggap cukup untuk menyalurkan beasiswa, membiayai riset, dan rehabilitasi fasilitas pendidikan rusak akibat bencana alam."
Berdasarkan dokumen Rancangan APBN 2015, hingga akhir tahun lalu, LPDP telah memberikan beasiswa kepada 1.038 mahasiswa. Selain itu, LPDP juga telah meluluskan 40 usulan riset untuk didanai dan rehabilitasi sembilan sekolah rusak. Adapun dana yang sudah terpakai untuk sejumlah kegiatan tersebut sebesar Rp142,7 miliar.
Sebelumnya, Ketua Banggar Ahmadi Noor Supit meminta tidak ada penambahan dana bergulir untuk LPDP. "Dana abadi ini seharusnya digugat, bukan sesuatu yang benar. Mestinya dioperasionalkan, kita tidak perlu menyimpan," katanya dalam rapat Panitia Kerja Asumsi Dasar, Pendapatan, Defisit, dan Pembiayaan Rancangan APBN 2015, Jakarta, Kamis lalu.
Hal senada diungkapkan Wayan Koster, anggota Banggar dari fraksi PDI Perjuangan. Dia bahkan meminta agar tambahan anggaran LPDP sebesar Rp 10 triliun dialihkan untuk mendukung program kartu Indonesia pintar milik pemerintah mendatang.
Anggota Komisi XI DPR-RI Dolfie OFP menyarankan agar usulan penambahan tersebut dibahas di Komisi bidang pendidikan. Pasalnya, itu terkait dengan kebijakan 20 persen anggaran belanja negara untuk sektor pendidikan. "Kalau sudah ada hasilnya dari Komisi X, kita bahas lagi disini. Sementara Komisi XI hanya akan membahas bagaimana uang itu diinvestasikan," katanya saat dihubungi via telepon seluler, hari ini. (mdk/yud)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mendikbudristek Nadiem Makarim dalam rapat meminta adanya penambahan anggaran.
Baca SelengkapnyaPermintaan tambahan anggaran dari anak buah Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini dinilai akan membebani anggaran pendapatan belanja negara (APBN).
Baca SelengkapnyaKomisi X DPR menilai program Merdeka Belajar disebutnya bukan merupakan program baru. Karena hal itu bagian dari kurikulum lama yang diperkuat lagi.
Baca SelengkapnyaRevisi UU MD3 sudah masuk dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Prioritas periode 2023-2024.
Baca SelengkapnyaKomisi X DPR RI menggelar rapat kerja dengan Mendikbudristek RI pada Rabu (6/5).
Baca SelengkapnyaPanja Pembiayaan Pendidikan Komisi X DPR RI menyampaikan lima kesimpulan terkait masalah anggaran pendidikan
Baca SelengkapnyaAnak Buah Sri Mulyani Pastikan Suntikan Dana Abadi LPDP Tetap Ada di APBN 2024
Baca SelengkapnyaDari jumlah itu, sebanyak Rp20 triliun diangarkan untuk dana beasiswa LPDP.
Baca SelengkapnyaPuan mengatakan PDIP tetap mendukung jalannya pemerintahan Prabowo, meski tidak menempatkan kader di kabinet.
Baca SelengkapnyaSaid menilai tidak memahami pernyataan seseorang atau tokoh secara utuh dapat menyesatkan publik yang kemudian menjurus kepada kegaduhan.
Baca SelengkapnyaAnggota Baleg Fraksi PDIP Sturman Panjaitan, mengatakan terdapat lima hingga enam RUU yang belum turun daftar inventarisasi masalah (DIM)
Baca SelengkapnyaPuan Maharani enggan menjelaskan lebih lanjut kapan pembahasan itu akan dimulai.
Baca Selengkapnya