Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kemenkeu Proyeksi Defisit 2021 Bisa di Bawah 5,7 Persen

Kemenkeu Proyeksi Defisit 2021 Bisa di Bawah 5,7 Persen Gedung Kementerian Perekonomian. Merdeka.com/Arie Basuki

Merdeka.com - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu memperkirakan, defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tahun 2021 akan lebih rendah dari 5,7 persen. Data terkini menunjukkan defisit berada di posisi 5,1 persen.

"Defisit fiskal kita ada di posisi yang baik dengan minus 5,1 persen. Kita bisa menjaga ini dalam kondisi yang aman," kata Febrio dalam Taklimat Media, Jakarta, Jumat (1/10).

Bila kondisi ekonomi menunjukkan tren pemulihan hingga akhir tahun, maka defisit anggaran tidak mencapai 5,7 persen. "Ini mungkin akan lebih baik seiring dengan beberapa perbaikan perekonomian negara," kata dia.

Orang lain juga bertanya?

Febri mengklaim defisit anggaran yang dialami Indonesia lebih baik ketimbang berbagai negara lain. Tidak sedikit negara yang melakukan pelebaran defisit anggaran hingga dua digit seperti Malaysia dan Singapura. Alih-alih untuk penanganan pandemi, justru kondisinya tidak lebih baik dari Indonesia.

"Di beberapa negara defisitnya sangat-sangat jauh lebih dalam, ada yang sampai double digit," katanya.

Sementara di indeks, defisit anggaran tidak terlalu besar dengan penanganan varian delta hanya dalam waktu 2 bulan. Pada tahun 2020, defisit anggaran tercatat 6,1 persen sedangkan tahun depan direncanakan di level 4,85 persen.

"Jadi saya ingin katakan Indonesia dalam kondisi mampu dan fiskal kita kuat dari beberapa negara," kata dia.

Strategi Sri Mulyani Tekan Defisit Anggaran di 2021 dan 2022

Pemerintah Joko Widodo atau Jokowi berencana mengurangi defisit APBN mulai tahun 2021. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pada tahun 2020 defisit anggaran tahun 2020 sudah mencapai 6,14 persen atau senilai Rp947 triliun.

"Tahun 2020 APBN kita defisit hingga 6,14 persen atau Rp947 triliun," Sri Mulyani dalam Kongres ISEI XXI dan Seminar Nasional 2021, Jakarta, Selasa (31/8).

Peningkatan anggaran pemerintah pusat tersebut digunakan untuk membiayai belanja negara yang melonjak akibat terjadinya pandemi Covid-19. Di antaranya digunakan untuk belanja di sektor kesehatan, perlindungan sosial, membantu UMKM, daerah dan berbagai insentif.

Selain itu dalam waktu yang bersamaan, penerimaan negara juga mengalami penurunan. "Penerimaan pajak kita mengalami penurunan akibat Covid-19, jadi memang APBN ini instrumen utama, tapi kita enggak bekerja sendiri," kata Sri Mulyani.

Mulai tahun ini pemerintah menurunkan defisit anggaran menjadi 5,8 persen. Sri Mulyani menyebut secara persentase memang menurun, namun secara nominal penurunannya tidak terlalu besar yakni Rp991 triliun. Hanya terpaut beberapa triliun bila dibandingkan dengan tahun 2020 yang nominalnya Rp947 triliun.

"Defisit kita turun sampai 5,8 persen tapi secara nominal masih besar karena nilainya Rp 991 triliun.

Pada tahun 2022, pemerintah berencana menekan defisit anggaran menjadi 4,8 persen dengan nominalnya Rp868 triliun. Saat ini proses pengajuan kepada DPR telah dilakukan dan sedang dalam pembahasan.

"Pemerintah ajukan defisit anggaran 4,8 persen atau sedikit di bawah Rp900 triliun yakni Rp868 triliun," kata dia.

Sri Mulyani mengatakan konsolidasi fiskal harus sudah mulai dilakukan secara bertahap dan hati-hati. Tujuannya agar APBN segera kembali sehat dan lebih kredibel serta efektif. Sehingga perekonomian nasional bisa kembali mengalami dinamika yang bisa diprediksi. Angka kemiskinan bisa kembali ditekan dan indeks pembangunan manusia juga akan bisa lebih cepat untuk ditingkatkan.

"Dalam konsolidasi ini ekonomi kita harus pulih dan diharapkan muncul inisiatif dari dunia usaha dan masyarakat sehingga tingkat kemiskinan bisa kembali terjaga," kata dia mengakhiri.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
APBN 2024 Defisit Rp507,8 Triliun, Sri Mulyani: Sangat Impresif
APBN 2024 Defisit Rp507,8 Triliun, Sri Mulyani: Sangat Impresif

Realisasi sementara pendapatan negara sepanjang tahun 2024 tumbuh 2,1 persen.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Targetkan Defisit APBN 2025 Sebesar 2,82 Persen
Sri Mulyani Targetkan Defisit APBN 2025 Sebesar 2,82 Persen

“Defisit fiskal diperkirakan berada pada kisaran 2,45-2,82 persen PDB,” kata Sri Mulyani.

Baca Selengkapnya
Defisit APBN Agustus 2024 Tembus Rp153,7 Triliun
Defisit APBN Agustus 2024 Tembus Rp153,7 Triliun

Meski mengalami defisit, kinerja APBN selama Agustus diklaim mengalami perbaikan.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani: Defisit APBN 2023 Sebesar Rp347,6 Triliun, Lebih Baik Dibanding 2019 dan 2020
Sri Mulyani: Defisit APBN 2023 Sebesar Rp347,6 Triliun, Lebih Baik Dibanding 2019 dan 2020

Pada APBN 2019, defisit sebesar Rp348,7 triliun atau 2,20 persen terhadap PDB.

Baca Selengkapnya
Insentif Beli Rumah Diperpanjang, Ekonomi 2024 Bisa Tumbuh 5,1 Persen
Insentif Beli Rumah Diperpanjang, Ekonomi 2024 Bisa Tumbuh 5,1 Persen

Pemerintah terus berupaya menggenjot pertumbuhan ekonomi dari sisi belanja APBN, yang secara tren bakal meroket di kuartal IV.

Baca Selengkapnya
Pendapatan Negara Terkumpul Rp2.247 Triliun, Belanja Tembus Rp2.556 Triliun per Oktober 2024
Pendapatan Negara Terkumpul Rp2.247 Triliun, Belanja Tembus Rp2.556 Triliun per Oktober 2024

Kendati begitu, angka ini masih lebih kecil dibandingkan dengan pagu defisit APBN 2024.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani: APBN Alami Defisit Rp35 Triliun per 12 Desember 2023
Sri Mulyani: APBN Alami Defisit Rp35 Triliun per 12 Desember 2023

Pendapatan negara sampai 12 Desember 2023 tercatat mencapai Rp2.553,2 triliun.

Baca Selengkapnya
Pertama di 2023, APBN Defisit Rp700 Miliar
Pertama di 2023, APBN Defisit Rp700 Miliar

APBN pada bulan Oktober mengalami defisit Rp700 miliar atau 0,003 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Baca Selengkapnya
Harga Komoditas Anjlok, APBN Defisit Rp21,8 Triliun di Mei 2024
Harga Komoditas Anjlok, APBN Defisit Rp21,8 Triliun di Mei 2024

Realisasi pendapatan negara pada Mei 2024 tersebut anjlok 7,1 persen secara year on year (yoy).

Baca Selengkapnya
Perjalanan Dinas Kementerian Dipangkas, Negara Bakal Hemat Rp3,6 Triliun
Perjalanan Dinas Kementerian Dipangkas, Negara Bakal Hemat Rp3,6 Triliun

Pemangkasan perjalanan dinas merupakan instruksi Presiden Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Tarik Utang Baru Rp600 Triliun Tahun Depan, Buat Apa?
Pemerintah Tarik Utang Baru Rp600 Triliun Tahun Depan, Buat Apa?

Ini penjelasan Kementerian Keuangan mengenai utang baru Rp600 triliun.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Tarik Utang Rp198 Triliun Hingga September 2023
Pemerintah Tarik Utang Rp198 Triliun Hingga September 2023

Dalam periode yang sama di tahun lalu, penarikan utang sebesar Rp480,4 triliun.

Baca Selengkapnya