Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kemenkeu tak setuju ide KPK dana bansos dikelola Kemensos

Kemenkeu tak setuju ide KPK dana bansos dikelola Kemensos rupiah. ©2012 Merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Kementerian Keuangan mengapresiasi surat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kepada presiden yang isinya meminta pencairan dana bantuan sosial ditunda setelah pemilu. Tapi bendahara negara tak sepakat bila pengelola dana itu diarahkan hanya pada Kementerian Sosial.

Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Askolani beralasan alokasi dana bansos tidak dominan untuk sektor yang jadi tanggung jawab kemensos.

"Pandangan kita sih tidak bisa sepenuhnya lewat Kemensos. Kenapa? Karena bansos itu kan banyak alokasinya, termasuk bansos itu untuk BOS, pendidikan, kemudian ada BSM, kemudian ada PNPM kemendagri, ada PBI BPJS-Kemenkes," ujarnya selepas rapat lintas direktorat di Kemenkeu, Rabu (2/4).

Surat KPK diserahkan ke Sekretariat Kabinet pekan lalu. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam rapat terbatas kemarin siap mengkaji masukan lembaga superbody itu.

"Saya pikir apa yang disampaikan KPK beserta rekomendasinya benar, dan saya dukung KPK, nanti akan disampaikan respon dari rekomendasi KPK tersebut. Ini musim kampanye, pemilihan presiden, penggunaan bansos itu tertib. Rekomendasi bagus," ujar SBY.

Sebagai lanjutan instruksi presiden, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan, BPK dan BPKP hari ini melakukan koordinasi. Salah satu pembahasan utama adalah kemungkinan merumuskan pengelolaan dana bansos yang direkomendasikan hanya di Kementerian Sosial saja.

Masalahnya, ide KPK kata Askolani sulit diimplementasikan secara teknis. Bahkan bisa menabrak pola tata kelola anggaran dan prinsip akutansi negara.

"Kalau semua bansos dilakukan Kemensos, tidak sesuai tugas pokok fungsi, dan tidak sesuai penganggaran berbasis kinerja. Coba, pendidikan itu kan tahunya cuma dikti, kalau semua itu ditangani Kemensos, kemungkinan tidak bisa," paparnya.

KPK melontarkan wacana soal bansos setelah meneliti adanya lonjakan anggaran di APBN 2014, dari awalnya  Rp 55,86 triliun menjadi Rp 91,8 triliun.

Para pegiat mencurigai bansos dipakai untuk kepentingan politik. Soalnya pada tahun pemilu ini dana bansos senilai Rp 25,6 triliun mengalir ke 10 kementerian, dengan pemimpinnya berlatar partai politik. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menteri Suharso Bongkar 'Keanehan' Anggaran Program Strategis Nasional: Judulnya Revolusi Mental tapi Buat Beli Motor Trail
Menteri Suharso Bongkar 'Keanehan' Anggaran Program Strategis Nasional: Judulnya Revolusi Mental tapi Buat Beli Motor Trail

Suharso mengatakan, kementeriannya tidak bisa mengontrol secara rinci terkait anggaran yang terpakai dalam program-program pembangunan nasional.

Baca Selengkapnya
BPK Temukan Kelemahan dalam Laporan Keuangan Polri: Belanja Barang Tidak Gambarkan Kondisi Sebenarnya
BPK Temukan Kelemahan dalam Laporan Keuangan Polri: Belanja Barang Tidak Gambarkan Kondisi Sebenarnya

BPK menemukan kelemahan dalam penggunaan langsung penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang tanpa melalui mekanisme anggaran.

Baca Selengkapnya
Disinggung soal Harun Masiku, Hasto Minta Lebih Baik KPK Fokus Kecurangan Bansos
Disinggung soal Harun Masiku, Hasto Minta Lebih Baik KPK Fokus Kecurangan Bansos

Menurutnya penyimpangan itu harus diusut karena KPK merupakan harapan dalam menegakan hukum.

Baca Selengkapnya
PKS Tolak RUU Kesehatan Karena Tidak Berpihak pada Rakyat
PKS Tolak RUU Kesehatan Karena Tidak Berpihak pada Rakyat

PKS menilai RUU Kesehatan justru menghilangkan mandatory spanding untuk kesehatan yang ada di UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Bambang Pacul PDIP Blak-blakan Kondisi 'Dompet' Negara Jelang Jokowi Lengser
VIDEO: Bambang Pacul PDIP Blak-blakan Kondisi 'Dompet' Negara Jelang Jokowi Lengser "Cekak!"

Komisi III DPR RI menggelar rapat kerja dengan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta pada Selasa, 3 September 2024.

Baca Selengkapnya
Kasus Berjalan Lambat, KPK Diminta Ambil Alih Kasus Impor Emas dari Kejagung
Kasus Berjalan Lambat, KPK Diminta Ambil Alih Kasus Impor Emas dari Kejagung

Sudah dua perusahaan digeledah kejagung terkait kasus ini.

Baca Selengkapnya
Begini Ganjar Perlakukan KPK jika Terpilih jadi Presiden
Begini Ganjar Perlakukan KPK jika Terpilih jadi Presiden

Ganjar turut mengutarakan keingiannya untuk melakukan revisi regulasi terkait KPK.

Baca Selengkapnya
Saksi Ganjar Tuding Jokowi Bagi Bansos seperti Pencuri, Hotman Paris Bereaksi Keras
Saksi Ganjar Tuding Jokowi Bagi Bansos seperti Pencuri, Hotman Paris Bereaksi Keras

Hotman kemudian mempertanyakan maksud Romo Magnis yang mengibaratkan Presiden layaknya pencuri.

Baca Selengkapnya
DPR Beberkan Masalah-Masalah IKN yang Bikin Sulit Tarik Minat Investor
DPR Beberkan Masalah-Masalah IKN yang Bikin Sulit Tarik Minat Investor

DPR menilai IKN tetap sulit menarik minat investor karena masalah utama bukan pada pergantian pejabatnya, tetapi dasar kebijakan yang keliru

Baca Selengkapnya
AHY: Saya Khawatir IKN Mangkrak, Rakyat Kita Menderita
AHY: Saya Khawatir IKN Mangkrak, Rakyat Kita Menderita

AHY mengatakan proyek IKN jangan selamanya dijadikan patokan untuk menampilkan sebuah warisan pemerintahan Jokowi

Baca Selengkapnya
PKS Sebut Pembahasan IKN Buru-Buru, Masih Bisa Dikoreksi
PKS Sebut Pembahasan IKN Buru-Buru, Masih Bisa Dikoreksi

PKS sepakat dengan Anies bahwa memindahkan ibu kota tidak serta merta akan terjadi pemerataan.

Baca Selengkapnya
Pekerja Tolak Bayar Iuran, BP Tapera: Itu Amanat Undang-Undang
Pekerja Tolak Bayar Iuran, BP Tapera: Itu Amanat Undang-Undang

Heru menegaskan bahwa pemotongan gaji karyawan untuk program Tapera masih belum dilakukan.

Baca Selengkapnya