Kemenkeu: Wajar masyarakat khawatir terjadi krisis seperti 1998
Merdeka.com - Guncangan ekonomi yang melanda Indonesia saat ini berbeda dengan kondisi pada saat krisis sebelumnya. Masih ada ancaman terhadap perekonomian nasional yang muncul dari kebijakan tappering off yang diterapkan oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed.
Wakil Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, menilai wajar jika ada kekhawatiran masyarakat terkait gejolak ekonomi yang terjadi saat ini mirip dengan kondisi krisis pada 1998. Namun pihaknya mencoba meyakinkan masyarakat, kondisinya jauh berbeda.
"Kondisinya berbeda. Dalam arti sekarang ini kita positif. NPL (rasio kredit bermasalah) industri saat ini juga di bawah 4 persen. Sedangkan 1998 di atas 30 persen. Jadi, memang kondisinya berbeda," kata Bambang di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Rabu (10/10).
-
Kenapa Pertamina perlu antisipasi gejolak ekonomi global? Erick menyebut kondisi ini memicu menguatnya dolar AS terhadap rupiah dan tentunya kenaikan harga minyak WTI dan Brent yang masing-masing telah menembus 85,7 dolar AS dan 90,5 dolar AS per barel.'Harga minyak ini bahkan diprediksi beberapa ekonom bisa mencapai 100 dolar AS per barel apabila konflik meluas dan melibatkan Amerika Serikat,' lanjut dia.
-
Bagaimana Kemenkes RI memperkuat kesiapsiagaan? Kemenkes berkomitmen untuk mengoptimalkan daftar patogen prioritas ini sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesiapsiagaan nasional. Salah satu langkah yang diambil adalah memperkuat surveilans rutin, termasuk program ILI (Influenza-like Illness) dan SARI (Severe Acute Respiratory Infections).
-
Apa tips keuangan untuk menghadapi krisis? Penting bagi individu dan keluarga untuk mempertimbangkan beberapa tips mengelola keuangan sebagai langkah pro-aktif agar keuangan tetap terjaga.
-
Apa yang dilakukan Pertamina untuk atasi dampak ekonomi global? Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mengatakan Pertamina secara intens terus memantau perkembangan terkini dan dampak memanasnya geopolitik terhadap rantai pasok energi global. Nicke menyebut fluktuasi minyak dunia akan kian dinamis pasca meningkatnya ketegangan yang terjadi di timur tengah.'Kita akan terus meningkatkan upaya mitigasi risiko untuk mengurangi potensi dampak dari dinamika situasi ekonomi dan geopolitik, termasuk pegendalian biaya, pemilihan komposisi crude yang optimal, pengelolaan inventory yang efektif, peningkatan produksi high-yield products dan efisiensi di semua lini operasional,' ujar Nicke.
-
Bagaimana BRI mengelola resiko di tengah pemulihan? Kendati demikian untuk memperkuat kondisi yang semakin membaik, pihaknya menerapkan strategi konservatif dengan mengalokasikan dana pencadangan yang lebih dari memadai sebagai salah satu mitigasi risiko.
-
Bagaimana BNI menghadapi krisis? BNI terbukti tangguh dalam menghadapi krisis yang terjadi di tahun 1998, 2005, 2008, dan 2020. BNI melakukan berbagai transformasi bisnis digital untuk tetap bisa mengerek kinerja keuangan, salah satunya dengan membangun ekosistem digital nelayan.
Bambang menilai, kebijakan Tappering Off atau pengurangan stimulus ekonomi oleh The Fed memang menjadi ancaman tersendiri bagi perekonomian Indonesia. Sebab, kebijakan ini bisa diterapkan kapan saja oleh bank sentral AS.
Ini menjadi pertimbangan sendiri mengingat The Fed selama ini telah menyuntik dana segar ke negara-negara emerging market atau negara berkembang.
"Boomingnya tahun 2010 sampai kuartal I-2012. Terlihat di cadev dari USD 50 miliar ke USD 124 miliar. Itu karena kebijakan easy money The Fed. Sangat menguntungkan emerging market, termasuk indonesia," jelas Bambang
Meski begitu, Bambang menegaskan, pemerintah sudah mempersiapkan berbagai langkah antisipasi gejolak yang mungkin ditimbulkan akibat Tappering Off. Bahkan, pemerintah optimis perekonomian Indonesia masih bisa tumbuh di angka 6 persen tahun depan.
"Pada 2014 kita harus siap menghadapi keseimbangan baru. Yang paling penting kita harus siap. Jadi, jangan terlalu membuat patokan. Yang penting kita harus bisa bertumbuh," tutup Bambang. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut pemerintah, deflasi saat ini dipengaruhi oleh penurunan permintaan pasar global akibat konflik internasional.
Baca SelengkapnyaPemerintah perlu memperhatikan penanggulangan bencana Megathrust ini sesuai Undang-Undang tentang Penanggulangan Bencana.
Baca SelengkapnyaKala itu, permasalahan ekonomi muncul akibat ketidakpuasan masyarakat terhadap kondisi perpolitikan saat itu.
Baca SelengkapnyaUsahakan untuk memiliki dana darurat yang mencukupi untuk menutup biaya hidup selama beberapa bulan ke depan.
Baca SelengkapnyaRupiah kembali melemah hingga ke level Rp16.000 terhadap mata uang dolar AS seperti yang pernah dialami Indonesia saat krisis moneter 1998.
Baca SelengkapnyaMeski tinggi risiko, warga di sekitar pantai mengaku tak ingin pindah atau mencari tempat tinggal baru yang lebih aman.
Baca SelengkapnyaBMKG sebelumnya mengatakan, gempa megathrust di Indonesia tinggal menunggu waktu.
Baca SelengkapnyaIndonesia masih terus bertahan agar tidak masuk dalam kondisi resesi seperti yang dialami oleh negara maju.
Baca SelengkapnyaPuan mendorong agar Pemerintah memperkuat infrastruktur penyedia air untuk warga.
Baca SelengkapnyaSuharyanto menerangkan, kesiapsiagaan tersebut dilatarbelakangi prediksi oleh para ilmuan dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Baca SelengkapnyaPerekonomian sebuah negara yang terus berkembang terlihat dari transaksi yang makin berkembang dan semakin canggih.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) meminta publik memeriksa betul apa penyebab dari deflasi tersebut.
Baca Selengkapnya