Kemenko Maritim minta Inpex dan Shell cabut dari Blok 'abadi' Masela
Merdeka.com - Tenaga Ahli Bidang Kebijakan Energi Kementerian Koordinator Kemaritiman, Abdul Rachim, meminta Inpex Corporation dan Shell angkat kaki dari Blok Masela jika tak bisa menerima keputusan Presiden Joko Widodo. Inpex dan Shell adalah operator Masela saat ini yang menyarankan pengembangan kilang blok abadi tersebut di lautan atau offshore.
"Mestinya Shell dan Inpex cabut, tidak ada kepentingan. Ya kecuali mereka kompetitif ya, ada yang mereka bisa kerjakan di darat, bisa saja tetep ikut. Tergantung," ucapnya di Kantor Kemenko Maritim, Jakarta, Rabu (23/3).
Abdul Rachim menegaskan Inpex dan Shell harus patuh pada keputusan Presiden Joko Widodo. Menurutnya, sudah selaiknya Inpex dan Shell sebagai tamu harus mengikuti kemauan tuan rumah.
-
Kenapa Shell di Indonesia tutup? Shell Indonesia membantah kabar penutupan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell di seluruh Indonesia. Vice President Corporate Relations Shell Indonesia, Susi Hutapea menegaskan bahwa kabar itu tidak benar.
-
Apa yang dibantah Shell Indonesia? Shell Indonesia membantah isu yang beredar mengenai rencana penutupan seluruh unit SPBU di Indonesia.
-
Kenapa Shell mau tutup SPBU di Indonesia? Ia menyatakan persaingan di sektor ini semakin sulit, terutama bagi perusahaan asing, karena dominasi kuat yang dimiliki oleh Pertamina, perusahaan minyak dan gas milik negara.
-
Bagaimana Shell menanggapi isu penutupan? Vice President Corporate Relations Shell Indonesia, Susi Hutapea, menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar, lantaran Shell masih berfokus pada kegiatan operasi SPBU.
-
Apa yang dihapuskan Pertamina? Mulai 1 September 2024 Pertalite tidak akan dijual lagi di SPBU Pertamina.Wacana soal bensin paling murah ini memang sudah mulai ramai sejak bulan lalu, mulai dari rencana dihapus sampai dibatasi.
-
Kenapa Pertalite dihapus? Mulai 1 September 2024 Pertalite tidak akan dijual lagi di SPBU Pertamina.Wacana soal bensin paling murah ini memang sudah mulai ramai sejak bulan lalu, mulai dari rencana dihapus sampai dibatasi.
"Inpex mau tak mau harus ngikut, kita tuan rumahnya. Mereka tuh tamu. Jangan tamu mendikte tuan rumah," ujar Abdul Rachim.
Dia menambahkan keputusan presiden ini akan segera dituangkan dalam bentuk Perpres yang tidak akan lama untuk dikeluarkan. "Itu keputusan Presiden, pasti sebentar lagi keluar Perpressnya. Tunggu perpresnya," tambahnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi akhirnya memutuskan pengembangan proyek Blok Masela di Maluku dengan skema onshore atau di darat. Keputusan ini diambil Jokowi dengan mempertimbangkan berbagai masukan dan saran yang diberikan berbagai pihak.
Menurut Jokowi, pengembangan di darat perlu dilakukan dengan pertimbangan pembangunan wilayah atau 'regional development' yang diharapkan juga terkena dampak pembangunan proyek besar Masela.
Keputusan Jokowi ini sejalan dengan pendapat Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Rizal Ramli yang menyarankan pengembangan Blok Masela menggunakan pipa di darat bukan kapal terapung (off shore). Rizal Ramli kerap mengatakan kalau pembangunan dengan pipa darat akan menghidupkan ekonomi sekitar daerah pengembangan Blok Masela tersebut.
Rizal Ramli bahkan menentang pendapat Menteri ESDM, Sudirman Said dan pihak SKK Migas yang meminta pengembangan Blok Masela melalui skema offshore.
"Kami ingin dibangun onshore tidak offshore seperti idenya Kementerian ESDM dan SKK Migas, karena kalau onshore kita bisa bentuk kota baru, Indonesia timur akan hidup, sehingga cita-cita Pak Jokowi poros maritim akan jalan," ujar dia di kantornya, Jakarta.
Rizal mengaku pengembangan blok dengan cadangan terbesar ini menggunakan kapal gas alam cair terapung (Floating LNG) juga ditolak masyarakat Maluku. Mereka mengeluhkan kekayaan alamnya malah diambil asing.
"Sepertiga ikan di Indonesia dari Maluku, diekspor ke seluruh dunia tapi rakyat nyaris tidak dapat apa-apa, Tuhan maha pengasih penyayang, yaitu gas alam, ternyata bahwa ladang yang di Masela disebut sebagai ladang abadi, potensinya tidak akan habis 70 tahun," kata dia.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
SKK Migas minta rencana pengembangan di Blok Masela oleh Pertamina rampung dalam satu bulan.
Baca SelengkapnyaShell menjadi salah satu perusahaan paling berharga di dunia.
Baca SelengkapnyaShell disebut kalah saing dengan Pertamina yang mendominasi bisnis minyak di Indonesia.
Baca SelengkapnyaShell menegaskan tetap fokus pada kegiatan operasional.
Baca SelengkapnyaKendati begitu, dia belum mau membocorkan siapa perusahaan migas yang hendak mengambil alih Andaman III.
Baca SelengkapnyaShell dikabarkan akan menutup Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang dimilikinya di sejumlah wilayah
Baca SelengkapnyaPertamina dan Petronas ambil alih 35 persen participating interest milik Shell.
Baca SelengkapnyaDengan mengelola laut lepas termasuk Blok Masela, ke depan PHE akan lebih berpeluang untuk pengerjaan wilayah kerja lain.
Baca SelengkapnyaTidak hanya pertumbuhan ekonomi yang meningkat, tapi diharapkan juga semakin menggerakkan roda ekonomi masyarakat.
Baca SelengkapnyaKebijakan hilirisasi di Indonesia tetap menarik bagi investor asing.
Baca SelengkapnyaShell merilis nilai peralihan hak partisipasi, atau participating interest (PI) 35 persen di proyek Blok Masela kepada Pertamina dan Petronas.
Baca SelengkapnyaKontrak operasi PT Vale di Indonesia akan berakhir pada 28 Desember 2025
Baca Selengkapnya