Kemenperin Catat Kontribusi IKM Pakaian Jadi ke PDB Nasional Tumbuh 19,5 Persen
Merdeka.com - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengatakan, Industri Kecil Menengah (IKM) pakaian berkontribusi besar pada Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 19,5 persen yang sebelumnya 5,4 persen termasuk fesyen muslim.
"Pakaian jadi memiliki peran besar pada kontribusi PDB nasional 5,4 persen dan mengalami pertumbuhan sebesar 19,5 persen, jadi kita bisa lihat betapa pentingnya industri pakaian jadi yang di dalamnya termasuk fesyen muslim," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang dalam acara Launching Kampanye Fesyen Muslim #LebaranUntuSemua, Jumat (8/5).
Menurutnya, melihat keunggulan IKM fesyen muslim pihaknya ingin mengajak stakeholder, desainer, market place, akademisi dan yang terkait untuk bersama-sama memaksimalkan potensi dengan terus mempromosikan produk-produk Indonesia ke seluruh dunia.
-
Apa kontribusi besar UMKM terhadap ekonomi nasional? Jadi kalau melihat data ini UMKM kita ini sumbangsinya terhadap ekonomi nasional kita sangat besar. Bayangkan 97 persen tenaga kerja ini di-supply dari UMKM kita,' ucapnya.
-
Apa yang diukur oleh Indeks Bisnis UMKM? Indeks Bisnis UMKM merupakan indikator yang mengukur aktivitas UMKM di Indonesia yang dilakukan setiap kuartal oleh BRI Research Institute.
-
Apa aja produk tekstil impor yang Kemendag selidiki? Produk-produk tersebut di antaranya pakaian dan aksesori pakaian, kain, tirai, karpet, benang stapel, filamen benang (yarn), ubin keramik, evaporator kulkas dan pembeku (freezer), baja, kertas, lysine, pelapis keramik, dan plastik kemasan.
-
Gimana caranya Kemendag lindungi industri tekstil? Yaitu melalui pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) dan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) atau safeguard.
-
Kenapa impor tekstil dari China meningkat? Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan menyebut perang dagang antara kedua negara itu menyebabkan over kapasitas dan over supply di China, yang justru malah membanjiri Indonesia.
-
Apa dampak baju bekas impor? Meski memiliki dampak negatif, baik dari segi kesehatan dan perekonomian, aktivitas thrifting masih digemari sebagian masyarakat.
"Saya juga mengajak seluruh masyarakat untuk selalu mendukung usaha IKM dengan membeli produk-produk mereka termasuk fesyen muslim, selain berdampak langsung, juga mendukung faktor pendukungnya seperti pengrajin, penjahit, logistik, sehingga akan menjaga ketahanan ekonomi Indonesia, meskipun kita sedang alami krisis karena covid-19," ujarnya.
Dia menyebut, umat muslim di dunia menjadi salah satu mendorong pertumbuhan industri fesyen muslim. State of the Global Islamic Economy Report pada tahun 2019-2020 melaporkan bahwa konsumsi fesyen muslim di dunia mencapai USD 283 miliar, dan terus meningkat dengan proyeksi laju pertumbuhan rata-rata 6 persen.
Sehingga pada 2024 konsumsi fesyen muslim dunia diproyeksikan akan senilai USD 402 miliar. Sementara konsumsi Indonesia sendiri masih disekitar USD 21 miliar, tentu hal ini menunjukkan masih terbuka peluang pasar yang sangat besar di dalam pasar global maupun domestik domestik di Indonesia yang harus di isi oleh industri fesyen muslim yang ada di Indonesia.
"Satu hal yang membanggakan bagi kita semua adalah prestasi Indonesia di dunia internasional dibidang pengembangan fesyen muslim yang disampaikan oleh State of the Global Islamic Economy Report tahun 2019-2020, bahwa Indonesia menduduki peringkat ketiga sebagai negara pengembang fesyen muslim terbaik di dunia setelah Uni Emirat Arab (UEA) dan Turki," ungkapnya.
Hal ini juga menunjukkan peluang bagi Indonesia dan para pelaku industri fesyen untuk mendorong diri Indonesia agar bisa pada urutuan pertama dan menjadi pusat fesyen muslim dunia.
Lanjut Agus, tentu ada dasarnya mengingat populasi warga Indonesia hampir 90 persen muslim yang menandakan bahwa di Indonesia terdapat populasi penduduk muslim terbesar dibandingkan negara-negara lain di dunia, dan tentu ini berkaitan dengan Supply dan demand bisa lebih baik dan besar dengan negara lain daripada Turki dan UEA.
"Kita wajib mempertahankan apa yang telah diraih dan menjaga keberlangsungan industri fesyen muslim di Indonesia. Fesyen muslim merupakan bagian dari pakaian jadi memiliki kontribusi cukup besar bagi ekonomi Indonesia, kinerja pakaian jadi pada tahun 2019 mencapai USD 8,3 miliar dan periode Januari-Februari 2020 ekspor industri pakaian jadi telah mencapai USD 1,38 miliar," tandasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tetapi sangat disayangkan sekali dalam konteks 5 subsektor industri, hirilisasi pertambangan masih mendapatkan fokus yang lebih berat.
Baca SelengkapnyaMenteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mengatakan, tren custom fashion menjadi peluang Usaha Mikro Kecil kuasai pasar lokal.
Baca SelengkapnyaKemenperin mencatat industri tersebut mencakup 99,7 persen dari total unit usaha industri di Indonesia, menyerap 12,37 juta tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaMenkopUKM mengatakan dukungan ini merupakan bentuk nyata bagaimana pemerintah juga merespon kebutuhan UMKM di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKementerian Perindustrian menawarkan tiga strategi agar industri tekstil dalam negeri tetap bangkit.
Baca SelengkapnyaKontribusi China dalam impor non-migas Indonesia sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 35,20 persen menjadi 35,91 persen.
Baca SelengkapnyaKarena ada selisih data, membuat kondisi yang mengancam bagi industri tekstil dalam negeri.
Baca SelengkapnyaPenurunan impor pakaian jadi serta kulit tentu akan memicu pertumbuhan industri tekstil pakaian jadi, kulit, barang dari kulit dan alas kaki nasional.
Baca SelengkapnyaMelalui kantor perwakilan RI di luar negeri termasuk para Perwakilan Perdagangan (Perwadag) Kemendag mampu mendatangkan para calon buyer.
Baca SelengkapnyaKemenkop UKM merekomendasikan kebijakan pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) sebesar 200 persen.
Baca SelengkapnyaZulkifli Hasan memastikan pemerintah tidak membual untuk memajukan UMKM.
Baca SelengkapnyaLonjakan impor pada Mei 2024 menunjukkan adanya tantangan dalam menjaga keseimbangan antara kebutuhan industri dengan perlindungan produsen dalam negeri.
Baca Selengkapnya