Kemenperin Dorong Pengembangan Industri Komponen RI
Merdeka.com - Kementerian Perindustrian terus memacu pertumbuhan dan daya saing industri otomotif nasional melalui pengembangan industri komponen dalam negeri, termasuk di sektor industri kecil dan menengah (IKM). Sebab, industri komponen masih memiliki pangsa pasar yang sangat luas baik domestik maupun ekspor, serta berpeluang untuk terus dikembangkan teknologinya sehingga mampu bersaing di pasar global.
"Di sektor industri otomotif, pemerintah terus mendorong pengoptimalan Tingkat Kandungan Dalam negeri (TKDN) setinggi-tingginya. Jadi, ketersediaan komponen di dalam negeri menjadi satu mata rantai pasok yang sangat menentukan bagi daya saing," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dalam keterangan tertulis, Jakarta, Selasa (13/8).
Menperin mengungkapkan, pengembangan produktivitas dan daya saing industri otomotif harus sejalan dengan pengembangan industri komponen. Hal ini mengingat produk industri alat-alat kendaraan bermotor merupakan bagian dari rantai pasok bagi original equipment manufacturer (OEM) maupun layanan purna jual industri kendaraan bermotor.
-
Kenapa industri otomotif penting bagi Indonesia? Industri otomotif Indonesia adalah sektor manufaktur strategis bagi ekonomi nasional sejak 1970-an.
-
Mengapa Kemenkop UKM mendukung pengembangan industri sepeda motor listrik lokal? 'Pemerintah berkomitmen untuk terus memperkuat UMKM melalui pengembangan ekosistem yang mendukung, memajukan industri sepeda motor listrik lokal dan meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), serta kapasitas produksi nasional,' kata Deputi Bidang UKM KemenKopUKM Hanung Harimba Rachman, saat memberikan sambutan pada acara INABUYER EV Expo 2023 di Gedung SMESCO Jakarta, Selasa (28/11).
-
Apa program Kemenkop UKM untuk membantu UMKM masuk ke rantai pasok industri kendaraan listrik? Deputi Bidang UKM Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) Hanung Harimba Rachman mengatakan, ajang INABUYER merupakan peluang bagi UMKM sebagai start up, dealer, bengkel konversi, jasa swap baterai atau pengisian listrik dan rantai pasok komponen.
-
Bagaimana Kemenko Perekonomian tingkatkan daya saing industri? 'Perjalanan transformasi industri untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah produknya masih Panjang, sehingga sinergi yang sudah terjalin selama ini harus dilanjutkan dan diperkuat lagi,' jelas Menko Airlangga.
-
Di mana posisi Indonesia dalam volume produksi otomotif? Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, industri otomotif Indonesia berada di peringkat ke-11 dunia dari sisi volume produksi dengan 1,47 juta unit per tahun.
-
Apa kontribusi besar UMKM terhadap ekonomi nasional? Jadi kalau melihat data ini UMKM kita ini sumbangsinya terhadap ekonomi nasional kita sangat besar. Bayangkan 97 persen tenaga kerja ini di-supply dari UMKM kita,' ucapnya.
Kekuatan industri komponen di Indonesia saat ini ditopang oleh 1.500 perusahaan yang terbagi dalam Tier 1, Tier 2 dan Tier 3 yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, antara lain DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dari jumlah tersebut, sebanyak 240 perusahaan merupakan anggota Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM) serta sekitar 122 perusahaan adalah anggota Perkumpulan Industri Kecil dan Menengah Komponen Otomotif (PIKKO).
"Sebagai mitra pemerintah dan pelaku ekonomi di sektor kendaraan bermotor, asosiasi industri komponen otomotif memiliki peran yang sangat penting untuk mendorong industri komponen kendaraan bermotor agar dapat berdiri tangguh dan kokoh dalam menghasilkan produk-produk yang dapat bersaing kuat di pasar global," paparnya.
Menteri Airlangga menyampaikan, ekspor produk otomotif dan komponennya terus menunjukkan peningkatan. Pada 2018, ekspor CBU dan CKD tercatat sebanyak 347.000 unit, serta komponen lebih dari 86,6 juta pieces. "Hingga per Juli 2019, nilai ekspor produk tersebut telah melampaui 50 persen dari pencapaian ekspor tahun 2018," ungkapnya.
Menperin pun meyakini, sampai akhir 2019, akan terjadi peningkatan volume ekspor pada produk-produk otomotif tersebut. "Sepanjang 2019, ekspor kendaraan CBU ditargetkan mencapai 400.000 unit dan diharapkan terus meningkat setiap tahunnya sehingga pada tahun 2025 industri otomotif nasional dapat melakukan ekspor kendaraan CBU sebesar 1 juta unit ke lebih dari 80 negara," paparnya.
Apalagi, menurut Menperin, pemerintah terus mendorong peningkatan ekspor produk otomotif melalui berbagai kebijakan yang strategis. Misalnya, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden tentang pengembangan mobil listrik dan sedang difinalisasi revisi Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2013 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).
"Selain untuk mengatur mobil berbasis baterai listrik, di dalam regulasi itu juga termasuk untuk mobil berbasis flexy engine atau bahan bakarnya yang bisa 100 persen biodiesel (B100), di mana sudah sesuai standar Euro 4. Pemerintah menargetkan di tahun 2021-2022, B100 sudah bisa diproduksi secara nasional," imbuhnya.
Menperin optimistis, industri komponen dalam negeri mampu meningkatkan nilai tambah produknya. Hal ini seiring dengan pemanfaatan teknologi terkini dan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten. "Oleh karena itu, perlu didorong melalui kolaborasi dan transfer of knowledge antara pabrikan otomotif industri dengan komponen dalam negeri," tuturnya.
Hal tersebut sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk terus memacu produktivitas dan daya saing industri otomotif agar mampu memenuhi kebutuhan konsumen domestik dan semakin kompetitif untuk mengisi pasar ekspor melalui penguatan struktur industri. Apalagi, berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, industri otomotif merupakan salah satu sektor prioritas yang disiapkan untuk memasuki era industri 4.0.
"Industri otomotif dan komponennya itu menjadi salah satu sektor andalan. Apalagi, pendalaman struktur manufakturnya telah maksimal, mulai dari tersedianya industri bahan baku baja, kaca, karet, dan plastik," paparnya.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan tren global, Kemenperin juga mengajak industri komponen dan pendukung otomotif bersama sama untuk mempersiapkan diri memasuki era kendaraan listrik maupun teknologi kendaraan ramah lingkungan.
Melalui peningkatan kompetensi SDM dan manajemen industri, serta penguasaan teknologi melalui aktivitas R&D&D, upaya untuk mencapai visi Indonesia menjadi basis produksi industri otomotif dan komponen kelas dunia dapat segera terwujud, ujar Menperin.
Lebih lanjut, menurut Menteri Airlangga, langkah strategis tersebut didukung dengan kebijakan baru yang telah dikeluarkan pemerintah saat ini melalui Peraturan Presiden tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai, yang akan mengatur hak dan kewajiban perusahaan industri yang ingin mengembangkan kendaraan battery electric vehicle (BEV) di Indonesia.
"Selanjutnya akan ditandatangani Peraturan Pemerintah tentang PPnBM Kendaraan Bermotor, di mana dalam skema PPnBM yang baru, akan ditambahkan parameter penghitungan konsumsi bahan bakar dan emisi CO2. Ini juga untuk menyesuaikan minat pasar global, sehingga kita bisa mendorong produksi kendaraan seperti sedan," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Melihat hal itu, tren industri Electric Vehicle (EV) atau mobil listrik, kata Teten juga memberi peluang bagi usaha kecil dan menengah.
Baca SelengkapnyaDengan pendanaan itu, UMKM otomotif nantinya bisa dipertemukan dengan pelaku industri kendaraan listrik.
Baca SelengkapnyaMenteri Perindustrian Agus Gumiwang menekankan bahwa ekspor sangat krusial untuk meningkatkan reputasi industri otomotif Indonesia di tingkat global.
Baca SelengkapnyaMa'ruf Amin mengungkapkan, industri otomotif telah menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan industri nasional dan menyerap banyak tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaJepang merupakan rumah bagi produsen kendaraan kelas dunia. Tapi industri otomotif Indonesia berhasil mengalahkan Jepang.
Baca SelengkapnyaFasilitasi kemitraan bertujuan untuk memperkuat peran strategis IKM dalam mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi, stabilitas sosial.
Baca SelengkapnyaCapaian PMI manufaktur tersebut menandakan Indonesia telah benar-benar keluar dari pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaDunia otomotif Indonesia saat ini merupakan pilar penting dalam industri manufaktur.
Baca SelengkapnyaKunci sukses terletak pada sukses atau tidaknya membenahi kementerian dan kebijakan industrinya.
Baca SelengkapnyaKontribusi tersebut diharapkan bisa menjadi modal utama untuk menarik lebih banyak investasi asing dengan tujuan dapat meningkatkan ekspor.
Baca SelengkapnyaPeningkatan ini sejalan dengan berbagai program insentif pemerintah.
Baca SelengkapnyaIndustri manufaktur di dalam negeri saat ini mengalami geliat pertumbuhan.
Baca Selengkapnya