Kemenperin: Implementasi Revolusi Industri 4.0 Serap Banyak Tenaga Kerja
Merdeka.com - Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Eko SA Cahyanto menilai era revolusi industri 4.0 yang ada di depan mata nantinya bakal banyak menyerap tenaga kerja.
Penilaian itu sekaligus membantah perkiraan banyak orang, bahwa implementasi industri 4.0 bakal bergantung pada mesin, sehingga jumlah tenaga kerja otomatis berkurang.
"Padahal kalau kita betul-betul memanfaatkan teknologi ini kita justru akan membutuhkan lebih banyak lagi tenaga kerja," kata Eko dalam acara Forum Merdeka Barat secara virtual, Senin (5/4).
-
Gimana pengaruh teknologi ke tenaga kerja? Kondisi ini ditambah efisiensi penggunaan tenaga kerja sebagai akibat inovasi teknologi
-
Bagaimana teknologi industri membantu manusia? Teknologi industri adalah ilmu teknik dan teknologi manufaktur yang dirancang untuk melakukan proses produksi lebih cepat, lebih sederhana dan efisien.
-
Bagaimana cara mobil listrik mempengaruhi jumlah pekerjaan? Pekerjaan yang berkaitan dengan pengelasan, pengolahan logam, serta manajemen bisnis dan administrasi diperkirakan akan berkurang seiring dengan meningkatnya penggunaan mobil listrik.
-
Kenapa perusahaan di Indonesia enggan merekrut karyawan tanpa kemampuan AI? Hal ini menekankan urgensi dan pentingnya para profesional untuk fokus dalam meningkatkan kemampuan AI melalui pelatihan.
-
Apa yang menyebabkan hilangnya pekerjaan di industri otomotif? Pengurangan jumlah pekerja ini sebagian besar disebabkan oleh sistem penggerak mobil listrik yang memerlukan lebih sedikit komponen dibandingkan dengan mobil berbahan bakar konvensional.
-
Kapan teknologi akan menggantikan pekerjaan? Menukil laporan World Economic Forum (WEF), teknologi dan otomatisasi diperkirakan akan menggantikan 85 juta pekerjaan di Indonesia pada tahun 2025.
Oleh karenanya, Eko mengatakan, yang pertama dibutuhkan adalah bagaimana pemerintah dan pelaku industri bisa berusaha untuk mentransformasikan sumber daya manusia yang ada.
"Mereka harus aware dulu apa itu 4.0, kemudian bagaimana kita memberi kompetensi yang baru kepada mereka. Melakukan shifting ini harus dilakukan secara masif," imbuhnya.
Menurut dia, sektor industri sebenarnya saling berkaitan dengan investasi teknologi dan sumber daya manusia (SDM). Oleh karenanya, Kemenperin saat ini tengah fokus untuk ketiga hal itu.
"Untuk sumber daya manusianya sendiri kami melakukan awareness, mulai dari sosialisasi sampai ke pelatihan, kepada tidak hanya calon-calon tenaga kerja yang kami latih tetapi juga pelaku usaha industrinya itu sendiri," tuturnya.
Uji Coba Revolusi Industri 4.0
Eko lantas bercerita pengalamannya melihat uji coba (piloting) revolusi industri 4.0 pada beberapa kegiatan usaha, termasuk di sektor industri. Dia pun menemukan seringkali ada hambatan pada uji coba yang tidak dilakukan secara menyeluruh.
Dia lantas berkesimpulan bahwa transformasi SDM jadi tahap awal yang perlu dilakukan. Setelah itu baru dilihat kesiapan industrinya seperti apa.
"Kalau dilihat bagaimana implementasinya kami assessment dulu, assessment dilakukan kepada industri, kita mulai dengan self assessment kepada mereka. Mereka kita berikan panduan, kemudian mereka akan melakukan self assessment," pungkas Eko.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peran dari manusia akan dapat dioptimalkan melalui teknologi.
Baca SelengkapnyaWEF melaporkan bahwa dominasi penggunaan kecerdasan buatan atau AI akan berdampak pada struktur pasar tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaPekerjaan yang bergerak di bidang AI, pemrograman dan komputasi menjadi jenis pekerjaan yang akan terus berkembang ke depannya.
Baca SelengkapnyaPadahal YLKI pun mengusulkan kebijakan serupa diterapkan di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaKemajuan pesat kecerdasan buatan menimbulkan kegembiraan dan kekhawatiran.
Baca SelengkapnyaGig economy bisa mempekerjakan seseorang di dalam negeri maupun luar negeri.
Baca SelengkapnyaPekerja paruh waktu menilai bekerja dengan AI dapat mengurangi stres.
Baca SelengkapnyaDia menyadari, Meta dan banyak perusahaan teknologi lainnya telah mempekerjakan terlalu banyak orang.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah proyeksi robot yang bisa menggerus lapangan pekerjaan umat manusia.
Baca SelengkapnyaBanyak pekerjaan manusia yang harus digantikan dengan teknologi, termasuk PNS
Baca SelengkapnyaSedikitnya 11.000 buruh di industri tekstil pada perusahan besar mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).
Baca SelengkapnyaMeski mengubah iklim pekerjaan, AI tidak berarti menjadi malapetaka dan kesuraman bagi semua pekerja.
Baca Selengkapnya