Kemenperin sebut pabrik Toshiba tutup karena produknya mahal
Merdeka.com - Toshiba, perusahaan elektronik asal Jepang, memutuskan untuk melepas pabrik mesin cuci dan televisinya di Indonesia. Pabrik tersebut akan diakuisisi oleh perusahaan asal China, Skyworth Corp.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian Haris Munandar mengungkapkan, pelepasan pabrik oleh Toshiba disebabkan pihaknya tidak bisa bersaing dengan produk sejenis dari China atau Korea Selatan. Khususnya dari sisi harga.
"Orang Indonesia kan yang penting harganya, kualitas dinomorduakan. Ibu-ibu kalau ada yang lebih murah akan dicari ke sana, padahal jaraknya lebih jauh, ongkosnya lebih mahal," ujarnya di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Jumat (5/2).
-
Kenapa Toshiba bangkrut? Dulu, nama Toshiba melambangkan keunggulan dalam dunia elektronik. Televisi, komputer, sistem speaker, dan berbagai barang elektronik lainnya diproduksi oleh perusahaan ini. Maka tak heran, menjadikannya salah satu pilar dominasi industri elektronik Jepang yang disebut 'Japan Inc'. Namun, setelah 74 tahun berkiprah di bursa saham Tokyo, era gemilang Toshiba telah berakhir.
-
Bagaimana Toshiba bangkrut? Di tengah era di mana perusahaan-perusahaan berinvestasi besar-besaran dalam teknologi dan inovasi masa depan, Toshiba justru terpaksa menjual asetnya untuk mendapatkan uang tunai. Meskipun berhasil mendapatkan suntikan dana sebesar $5,4 miliar pada tahun 2017 dari investor asing, hal tersebut berarti pemegang saham memiliki lebih banyak pengaruh pada perusahaan.
-
Apa yang menjadi tren di pasar HP di Indonesia? 'Peningkatan ini terutama terlihat dari segmen harga HP kurang dari Rp 3 jutaan,'
-
Kenapa Pertamina turunkan harga BBM? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Apa yang Pertamina turunkan harganya? Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Kenapa perusahaan teknologi PHK karyawan? Pengurangan tenaga kerja ini mencerminkan tren yang lebih luas di industri, didorong oleh langkah penghematan biaya, upaya restrukturisasi, dan pergeseran strategi menuju teknologi baru seperti kecerdasan buatan (AI).
Namun diakuinya, jika dilihat dari sisi kualitas, produk Jepang tetap lebih baik. "Sedangkan kecenderungan orang Indonesia lebih memilik barang dengan harga yang murah meski kualitasnya tidak menjanjikan," tuturnya.
Dia mengungkapkan Toshiba sebetulnya telah mencapai kata sepakat dengan Skyworth sejak tahun lalu. "Jadi kalau dilihat dari tahun lalu, memang sudah ada tanda-tanda Toshiba akan diakuisi oleh perusahaan asal China, Skyworth. Nilai akuisisnya sekitar RMB 3 miliar," kata Haris.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Produk dalam negeri memiliki kualitas yang bagus dibandingkan produk impor dari China.
Baca SelengkapnyaProduk ubin keramik dari China sendiri diberikan insentif tax refund sebesar 14 persen oleh pemerintahnya.
Baca SelengkapnyaJokowi juga menduga pabrik sepatu bata tutup karena kurang efisiensi.
Baca Selengkapnyadampak dari meningkatnya harga gas dan derasnya impor dari China.
Baca SelengkapnyaPresiden menekankan bahwa tutupnya pabrik perusahaan dalam negeri bernama PT Sepatu Bata Tbk itu tidak menggambarkan kondisi perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaDengan murahnya barang impor itu, banyak pelanggan beralih. Alhasil, semakin banyak produk impor yang masuk ke Indonesia berdasarkan pada permintaan tadi.
Baca SelengkapnyaHarga produk impor lebih murah dengan kualitas yang hampir setara, membuat produk lokal kalah saing di pasar dalam negeri.
Baca SelengkapnyaDireksi Sepatu Bata Temui Pejabat Kemenperin, Ungkap Alasan di Balik Tutupnya Pabrik Berusia 20 Tahun
Baca SelengkapnyaPelemahan daya beli masyarakat kelas menengah karena kebijakan struktural pemerintah.
Baca SelengkapnyaPengetatan impor juga dilakukan berbagai negara demi melindungi industri dalam negeri.
Baca SelengkapnyaMenteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengamini adanya fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) secara massal di industri tekstil.
Baca SelengkapnyaPHK yang terjadi sebagian besar dipicu oleh krisis di berbagai lini pada sektor manufaktur.
Baca Selengkapnya