Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kemenperin siap ekspor pelumas ber-SNI ke Asia dan Eropa

Kemenperin siap ekspor pelumas ber-SNI ke Asia dan Eropa Kantor kemenperin. ©2015 merdeka.com/ronald

Merdeka.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan memberlakukan sistem SNI pada produk-produk industri dalam negeri, salah satunya pada produk pelumas. Dirjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka (IKTA) Kemenperin, Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan, hal itu dilakukan untuk meningkatkan daya saing produk dalam negeri terhadap produk impor.

"Produksi pelumas 80 persen sudah diproduksi di dalam negeri jadi pemberlakuan SNI ini menjadi penting agar kualitasnya tetap terjaga. Sehingga kita bisa juga mengekspor pelumas dalam negeri ke luar negeri," kata Achmad di Jakarta, Kamis (22/12).

Dia menjelaskan, saat ini ada 33 perusahaan industri pelumas, baik nasional maupun multinasional, yang tersebar di Banten, Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur dengan kapasitas Lube Oil Blending Plant (LOBP) keseluruhan sebesar 1.8 juta KL/tahun. Sedangkan, lanjutnya, kebutuhan pelumas dalam negeri hanya 850.000 KL/tahun sehingga ada kelebihan pelumas sekitar 47 persen.

Orang lain juga bertanya?

"Potensi produksi pelumas ini diharapkan dapat mendorong ekspor pelumas ke negara-negara ASEAN, Jepang, China, Korea Selatan, Timur Tengah, mapun Uni Eropa," ujarnya.

Ketika ditanya kapan sistem SNI ini diberlakukan, Achmad memprediksi di akhir tahun 2017. Sebab, ada beberapa proses yang harus dijalani, termasuk sosialisasi SNI.

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian tengah menyiapkan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) produk pelumas secara wajib. SNI wajib ini diharapkan untuk melindungi industri dalam negeri dan konsumen. "Kami akan sediakan laboratorium pengujian terhadap lubricant, terutama untuk jenis yang digunakan di kendaraan," kata Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto di Jakarta, Kamis (6/10).

Menurut Airlangga, pengujian pelumas ini bertujuan untuk menjamin dan meningkatkan mutu sehingga produk yang dihasilkan oleh industri mampu berdaya saing tinggi baik di pasar domestik maupun global. "Karena saat ini laboratorium pengujian standar pelumas baru dimiliki Pertamina dan Lemigas. Kami juga telah memanggil Sucofindo untuk turut menyiapkan hal ini," tuturnya.

Menperin yakin, pelaku industri pelumas nasional akan mendukung penerapan SNI wajib ini. "Mereka tidak ada keluhan, tetapi kalau tidak ada SNI akan menjadi persaingan yang tidak sehat," ujarnya.

Berdasarkan pantauan Kemenperin, industri pelumas nasional mendapat tantangan dengan adanya impor produk pelumas yang meningkat cukup signifikan, yakni pada tahun 2010 sebesar 200 ribu kiloliter (KL) menjadi 300 ribu KL tahun 2013.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dorong Riset dan Inovasi, Dua BUMN Kolaborasi Kembangkan Pelumas Industri
Dorong Riset dan Inovasi, Dua BUMN Kolaborasi Kembangkan Pelumas Industri

Kerja sama kedua belah pihak itu juga menjadi wadah untuk untuk berbagi ilmu serta transfer data.

Baca Selengkapnya
Tembus Pasar Luar Negeri, Produk UMKM Binaan Pertamina Dibeli Belanda dan Malaysia
Tembus Pasar Luar Negeri, Produk UMKM Binaan Pertamina Dibeli Belanda dan Malaysia

Respons positif dari pengunjung TEI ini menunjukkan bahwa produk-produk UMKM Indonesia mampu bersaing.

Baca Selengkapnya
Kunjungi Pabrik Bakrie Pipe Industries, Wamendag Dorong Ekspansi Produk Indonesia ke Luar Negeri
Kunjungi Pabrik Bakrie Pipe Industries, Wamendag Dorong Ekspansi Produk Indonesia ke Luar Negeri

Kementerian Perdagangan terus berupaya mendorong rencana ekspansi produk Indonesia ke luar negeri.

Baca Selengkapnya
Go Global, Ratusan Produk UMKM Binaan Pertamina Mejeng di Pameran China
Go Global, Ratusan Produk UMKM Binaan Pertamina Mejeng di Pameran China

Pertamina memamerkan ratusan produk dari 13 UMKM binaan yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Kerja Sama Industri Mobil Listrik di Indonesia
Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Kerja Sama Industri Mobil Listrik di Indonesia

Zulhas menyebut, RI memiliki sumber daya mineral cukup besar yang mampu beri kontribusi besar terhadap pertumbuhan kendaraan listrik domestik hingga global.

Baca Selengkapnya
Dorong UMKM Tembus Pasar Global, Ini Bakal Dilakukan Kementerian BUMN di 2024
Dorong UMKM Tembus Pasar Global, Ini Bakal Dilakukan Kementerian BUMN di 2024

Pemerintah juga mengingatkan soal sertifikasi yang diperlukan sehingga produk bisa dipercaya dan memenuhi syarat masuk ke negara tujuan ekspor.

Baca Selengkapnya
Stabilkan Ekonomi, Kemendag Bidik Cuan dari Ekspor ke Asia Selatan dan Afrika
Stabilkan Ekonomi, Kemendag Bidik Cuan dari Ekspor ke Asia Selatan dan Afrika

Pemerintah siapkan strategi ekspor produk ke negara lain.

Baca Selengkapnya
Korea Investasi Bangun Pabrik, Menteri Rosan: Untuk Tekan Impor Petrokimia
Korea Investasi Bangun Pabrik, Menteri Rosan: Untuk Tekan Impor Petrokimia

30 persen produk hasil pabrik Lotte Chemical Indonesia ditujukan untuk ekspor.

Baca Selengkapnya
Produsen Baja Nasional Siap Genjot Ekspor Non-Migas, Kini Sudah Rambah 20 Negara
Produsen Baja Nasional Siap Genjot Ekspor Non-Migas, Kini Sudah Rambah 20 Negara

Perusahaan telah mengekspor baja lapis sebagai bahan baku produk baja ringan struktural dan genteng metal untuk pembangunan rumah di Australia.

Baca Selengkapnya
Presiden Jokowi: Indonesia akan Menjadi Produsen Petrokimia Terbesar di Asia
Presiden Jokowi: Indonesia akan Menjadi Produsen Petrokimia Terbesar di Asia

Jokowi meminta jajaran menteri segera menindaklanjuti agar komitmen investasi dari China dapat terealisasi.

Baca Selengkapnya
Kemendag Luncurkan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif dengan Peru
Kemendag Luncurkan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif dengan Peru

Mendag mengatakan, perundingan Indonesia-Peru CEPA ini merupakan landasan penting bagi kedua negara untuk memperkuat hubungan ekonomi.

Baca Selengkapnya
Kementerian ESDM Sebut Produksi Gas Alam Cair Membludak di 2026, Indonesia Dapat Apa?
Kementerian ESDM Sebut Produksi Gas Alam Cair Membludak di 2026, Indonesia Dapat Apa?

Kondisi tersebut bakal menyebabkan banyaknya hasil produksi LNG yang belum terkontrak atau memiliki pembeli (uncommitted cargo).

Baca Selengkapnya