Kenaikan NJOP DKI bebani biaya pembangunan 6 ruas tol baru

Merdeka.com - Kementerian Pekerjaan Umum menyatakan kenaikan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) di DKI Jakarta bakal melambungkan nilai investasi dari pagu pembebasan lahan enam ruas jalan tol. Saat ini total investasi untuk keenam ruas tol adalah Rp 41 triliun di mana anggaran dari pemerintah sebesar Rp 5 triliun.

Kenaikan NJOP ini tentu memberatkan karena proses pembangunan membutuhkan dana yang lebih besar dari perhitungan awal. "Sebenarnya pembebasan lahan bukan melulu NJOP, kan ada harga pasar. Kemungkinan pembebasan lahan akan naik. Tapi pembebasan lahan dikerjakan oleh Pemprov DKI dan DJT (Dirjen Jalan Tol)," ujar Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Abdul Ghani Ghazali di Jakarta, Selasa (25/3).

Bila ruas tol ini terkena imbas kenaikan NJOP, lanjutnya, maka akan dilakukan musyawarah oleh DJT dan Pemprov DKI Jakarta untuk dilakukan penetapan harga lahan. "Belum, BPJT belum tanda tangan untuk mengakomodir masukan dari perbankan, badan usaha di dalam kota. Pemprov DKI komitmen membebaskan sebagian tanah," jelasnya.

Pengerjaan enam ruas jalan tol akan dibagi menjadi 3 tahap. Tahap pertama, ruas Semanan-Sunter sepanjang 20,23 kilometer dengan nilai investasi Rp 9,76 triliun dan koridor Sunter-Pulo Gebang sepanjang 9,44 kilometer senilai Rp 7,37 triliun.

Tahap kedua, Duri Pulo-Kampung Melayu sepanjang 12,65 kilometer dengan nilai investasi Rp 5,96 triliun dan Kemayoran-Kampung Melayu sepanjang 9,60 kilometer senilai Rp 6,95 triliun.

Tahap ketiga, koridor Ulujami-Tanah Abang dengan panjang 8,70 kilometer dan nilai investasi Rp 4,25 triliun. Terakhir, Pasar Minggu-Casablanca-Pasar Minggu sepanjang 9,15 kilometer dengan investasi Rp 5,71 triliun.

"Pembebasan lahan ini untuk lokasi-lokasi tertentu yang jalannya enggak ada," katanya.

Ghani tidak dapat memastikan kapan akan mulai dilakukan proses konstruksi. Namun, dia berjanji dalam waktu dekat untuk target jadwal penyelesaian akan segera dirilis. (mdk/bim)