Kenali, Ini Ciri-Ciri Modus Penipuan Mengatasnamakan Bea Cukai
Merdeka.com - Modus penipuan mengatasnamakan Bea Cukai mencapai 6.985 hingga November 2022. Angka ini naik signifikan jika dibandingkan periode sama tahun lalu yang hanya 2.491 aduan.
Peningkatan yang terjadi sejalan dengan perkembangan ekonomi di Indonesia serta adanya pandemi yang membuat masyarakat harus melek digital terlalu cepat.
"Beberapa penduduk kita masih banyak yang belum siap dengan perkembangan digital," ujar Kepala Subdit Bimbingan Pengguna Jasa dan Manajemen Layanan Informasi Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC), Feri Gunawan, dalam acara Media Briefing DJBC, Jakarta, Kamis (22/12).
-
Apa penipuan yang marak terjadi saat ini? Beredar unggahan di media sosial terkait tawaran pinjaman bagi nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) hanya dengan menghubungi nomor WhatsApp.
-
Kenapa penipuan online di era digital mudah terjadi? Tapi di balik segala kenyamanannya, nggak bisa dipungkiri kalau era digital juga membuka peluang kejahatan berupa penipuan online yang marak terjadi.
-
Mengapa penipuan WhatsApp semakin sering terjadi? Masalahnya adalah masih sedikit orang yang benar-benar memahami jenis-jenis penipuan melalui pesan WA.
-
Apa modus penipuan baru yang marak belakangan ini? Salah satunya yang marak belakangan ini adalah social engineering bermodus penipuan melalui permintaan untuk mengklik sebuah file undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp (WA).
-
Kenapa penipuan terjadi? 'Kelalaian adalah pemilik data Ataupun korban biasanya itu lengah dengan hal seperti ini. Contohnya seperti ini, maka kelalaian itu juga menyebabkan terjadinya suatu kejahatan cyber karena kelalaian kita sendiri kita tidak wearnes,' ujarnya.
-
Kenapa penipuan online meningkat menjelang Idul Adha? Corporate Secretary BSI Wisnu Sunandar mengatakan bahwa kebutuhan transaksi biasanya meningkat menjelang Idul Adha seiring dengan rencana pembelian hewan kurban serta kegiatan rutin termasuk pembayaran kebutuhan sekolah.
Kendati begitu untuk mengetahui ciri-ciri modus penipuan mengatasnamakan Bea Cukai, simak ulasan berikut:
1. Pungutan tidak wajarJenis pungutan tidak wajar untuk transaksi online nilai pajak yang ditagihkan tidak wajar dibandingkan nilai barang
2. Menggunakan nomor handphone pribadiMenghubungi menggunakan nomor HP pribadi mayoritas menggunakan foto profil berseragam dan menggunakan akun bisnis.
3. Mengintimidasi korbanMengintimidasi korban dengan ancaman hukuman penjara dan denda apabila tidak menuruti permintaan pelaku dengan batas waktu pembayaran yang singkat misal 1 hingga 2 jam sehingga korban tidak sempat berpikir logis
4. Meminta pembayaran ke rekening pribadiMeminta sejumlah pembayaran yang ditujukan ke rekening pribadi baik ke rekening bank maupun e-wallet. Perlu diketahui bahwa pembayaran bea masuk dan pajak impor menggunakan kode billing sebagai referensi pembayaran
5. Marak terjadi akhir pekan dan menjelang hari libur nasionalMasyarakat juga dapat lebih waspada khususnya di akhir pekan dan menjelang hari libur nasional. Hal ini karena penipuan marak terjadi di waktu-waktu tersebut karena faktor pemerintah dan perbankan tutup sehingga menyulitkan korban untuk melakukan konfirmasi.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perkembangan e-commerce menjadi salah satu roda penggerak ekonomi digital di Indonesia
Baca SelengkapnyaModus penipuan dengan mengatasnamakan Bea Cukai marak terjadi. Biasanya, menyasar para penjual dan pembeli barang dari luar negeri.
Baca SelengkapnyaBlibli mengajak masyarakat lebih waspada dengan mengenali saluran informasi dan kanal komunikasi resmi Blibli.
Baca SelengkapnyaPenipuan di sektor jasa keuangan, khususnya yang terkait dengan keuangan digital, semakin sering terjadi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMemiliki pendidikan lebih baik dan kepintaran tidak membuat seseorang dijamin kebal dari penipuan. Kenali mengapa mereka tetap rentan menjadi korban tipuan ini:
Baca SelengkapnyaSituasi dan fenomena ini jadi penyebab pemicu ledakan transaksi judi online di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenurut riset GBG, lebih dari 56 persen bisnis di Indonesia telah menjadi korban dari berbagai bentuk Fraud Digital.
Baca SelengkapnyaDirreskrimsus Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak bicara pentingnya meningkatkan kemampuan literasi digital agar terhindar dari penipuan online.
Baca SelengkapnyaSejak awal tahun 2024,Ditjen Bea Cukai telah menyelamatkan potensi kerugian keuangan negara Rp3,9 triliun.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi sebut hampir setengah penduduk Indonesia rentan jadi korban kejahatan dan penipuan digital.
Baca SelengkapnyaIklan judi online membuat orang tertarik untuk masuk ke dalam aplikasi dan bermain.
Baca SelengkapnyaBRI baru saja merilis campaign edukasi digital berjudul “Waspada dan Kenali Modus Palsu #BilangAjaGak” dengan menggandeng Vidi Aldiano.
Baca Selengkapnya