Kenali Penyebab Naik Turunnya Harga Saham
Merdeka.com - Minat masyarakat Indonesia untuk berinvestasi di instrumen saham terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu, terutama generasi kelompok milenial. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, jumlah single investor identification (SID) di pasar modal mencapai 9,45 juta per 19 Agustus 2022. Di mana, 70 persen di antaranya merupakan investor milenial.
Melansir dari laman sikapiuangmu.ojk.go.id, Senin (28/11), saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Meski begitu, instumen investasi saham bersifat fluktuatif. Sehingga, harga saham bisa naik bisa turun sama halnya dengan harga barang atau komoditi di pasar. Lantas apa penyebab harga suatu saham mudah naik-turun?
-
Apa itu saham? Saham merupakan hak yang dimiliki oleh individu atas perusahaan sebagai hasil dari penyerahan modal dalam bentuk investasi. Dalam bentuk fisik, saham biasanya terwujud dalam lembaran kertas yang mencantumkan nama pemilik, yang menandakan bahwa orang tersebut memiliki bagian dari perusahaan.
-
Kenapa Perseroan Terbatas memiliki permodalan dari saham? Karena modalnya terdiri dari saham-saham yang dapat diperjualbelikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan.
-
Bagaimana saham bisa untung? Selain dividen, keuntungan lain yang dapat diperoleh berasal dari capital gain, yaitu selisih antara harga jual dan harga beli saham. Ketika harga saham meningkat, investor dapat menjualnya untuk meraih keuntungan.
-
Kenapa orang beli saham? Dengan memiliki saham, Anda berhak atas sebagian keuntungan perusahaan yang dibagikan dalam bentuk dividen, serta memiliki hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Hal ini menjadikan saham sebagai instrumen investasi yang menarik bagi individu yang ingin terlibat dalam pertumbuhan dan keberhasilan suatu perusahaan.
-
Apa itu Perseroan Terbatas? Perseroan Terbatas adalah suatu badan usaha atau unit yang telah berlandaskan hukum.
-
Apa itu Reksa Dana? Investasi ini dinilai cukup mudah, karena Anda bisa menginvestasikan dana yang dimiliki dalam bentuk saham, obligasi dan pasar uang.
1. Kondisi Fundamental Ekonomi Makro
Faktor ini memiliki dampak langsung terhadap naik dan turunnya harga saham. Misalnya, naik atau turunnya suku bunga yang diakibatkan kebijakan Bank Sentral Amerika (Federal Reserve). Selain itu, naik atau turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dan nilai ekspor impor yang berakibat langsung pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Tingkat inflasi juga termasuk dalam salah satu faktor kondisi ekonomi makro," jelas OJK.
2. Fluktuasi Kurs Rupiah Terhadap Mata Uang Asing
Selanjutnya, fluktuasi kurs rupiah terhadap mata uang asing juga menjadi penyebab naik turunnya harga saham di bursa. Sebab, konsekuensi dari fluktuasi kurs tersebut bisa berdampak positif ataupun negatif bagi perusahaan-perusahaan tertentu, khususnya yang memiliki beban utang mata uang asing.
"Perusahaan importir atau perusahaan yang memiliki beban utang mata uang asing akan dirugikan akibat melemahnya kurs. Sebab hal ini akan berakibat pada meningkatnya biaya operasional dan secara otomatis juga mengakibatkan turunnya harga saham yang ditawarkan," jelas OJK.
3. Faktor Fundamental Perusahaan
Faktor fundamental perusahaan menjadi salah satu penyebab utama harga saham naik atau turun yang harus selalu dicermati oleh investor. Saham dari perusahaan yang memiliki fundamental baik akan menyebabkan tren harga sahamnya naik. Sebaliknya, saham dari perusahaan yang memiliki fundamental buruk akan menyebabkan tren harga sahamnya turun.
4. Aksi Korporasi Perusahaan
Aksi korporasi yang dimaksud di sini berupa kebijakan yang diambil jajaran manajemen perusahaan. Dampaknya dapat mengubah hal-hal yang sifatnya fundamental dalam perusahaan. Contoh dari aksi korporasi adalah terjadinya akuisisi, merger, right issue, hingga divestasi.
5. Faktor Panik
Faktor selanjutnya ialah pemberitaan tertentu yang dapat memicu kepanikan di salah satu bursa atau saham. Kepanikan ini akan menuntut investor untuk melepas (menjual) sahamnya.
Sesuai pada hukum permintaan dan penawaran. Kondisi ini akan menyebabkan tekanan jual, sehingga harga saham akan turun. Dalam fenomena panic selling, para investor akan segera melepas sahamnya tanpa peduli harganya, karena takut harganya akan semakin jatuh.
Sebaiknya, hindari menjual saham karena terbawa kepanikan. Analisis lebih dulu saham yang ingin dijual, apakah secara fundamental saham tersebut masih layak dipegang.
6. Faktor Manipulasi Pasar
Manipulasi pasar ternyata bisa menjadi penyebab naik turun harga saham. Manipulasi pasar biasanya dilakukan investor-investor berpengalaman dan bermodal besar dengan memanfaatkan media massa untuk memanipulasi kondisi tertentu demi tujuan mereka, baik menurunkan maupun meningkatkan harga saham.
Hal ini sering disebut dengan istilah rumor. Meski begitu, faktor ini biasanya tidak akan bertahan lama. Fundamental perusahaan yang tercermin di laporan keuangan yang akan mengambil kendali terhadap tren harga sahamnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masih sering bingung kenapa harga saham bisa naik turun dengan cepat? Begini penjelasannya!
Baca SelengkapnyaPresiden Prabowo Subianto mengibaratkan aktivitas saham layaknya perjudian.
Baca SelengkapnyaSebagai salah satu jenis bisnis di Indonesia, Perseroan Terbatas cukup berkembang.
Baca SelengkapnyaApa yang harus dilakukan para investor saat inflasi terjadi?
Baca SelengkapnyaDi tengah konflik ini, pergerakan saham yang terafiliasi dengan masing-masing kubu menjadi sorotan.
Baca SelengkapnyaSaham di Trump Media & Technology Group naik sekitar 8 persen hingga menyentuh angka hampir USD 37 per saham atau Rp578.495.
Baca SelengkapnyaTerpantau pada pukul 12.00 WIB mengalami penurunan yang menyentuh angka -1,26 persen atau -86,203 point ke posisi 6.762,964.
Baca SelengkapnyaNilai nominal per Saham Seri A Dwiwarna dan Seri B berubah dari sebesar Rp7.500 menjadi Rp3.750.
Baca SelengkapnyaOJK menyebut ada tiga pihak yang dikenakan kewajiban dalam pelaporan kepemilikan saham atau setiap perubahan kepemilikan saham perusahaan terbuka.
Baca SelengkapnyaBerikut beberapa faktor di balik kenaikan harga koin kripto di Bull Market.
Baca Selengkapnya