Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kenali, Serba Serbi Keuntungan Investasi di Pasar Modal dan Cara Mendapatkannya

Kenali, Serba Serbi Keuntungan Investasi di Pasar Modal dan Cara Mendapatkannya IHSG Ditutup Menguat 0,66 Persen. ©2020 Liputan6.com/Angga Yuniar

Merdeka.com - Investasi di pasar modal kian menjadi tren di kalangan anak muda. Alih-alih menabung, generasi milenial banyak yang justru menyisihkan uangnya untuk berinvestasi di pasar modal untuk menambah aset kekayaan.

Salah satu istilah yang akrab di telinga para investor ritel yakni capital gain atau keuntungan yang bisa didapat investor pasar modal. Keuntungan yang dimaksud merupakan selisih antara harga jual dan harga beli dari aset yang dijual saham, obligasi dan properti.

Misalnya Anda membeli dua lot saham seharga Rp 3 juta, kemudian setelah satu atau dua tahun Anda menjualnya dengan harga Rp 5 juta. Selisih Rp 2 juta tersebut yang disebut capital gain.

Orang lain juga bertanya?

Sebaliknya, bila saat menjual aset harganya lebih rendah dari saat membeli, maka hal itu disebut capital loss.

Rumus Menghitung Capital Gain

Untuk menghitung capital gain ada rumus singkatnya. Harga jual dikurangi harga beli lalu dikalikan jumlah barang yang diinvestasikan.

Contohnya:

Saham AABB dibeli pada tahun 2019 seharga Rp 8.000 per lembar. Kemudian saham yang dibeli sebanyak 30 lot (3.000 lembar saham). Sehingga total saham yang dibeli Rp 24 juta.

Kemudian saham tersebut dijual pada tahun 2021 dan harganya kini menjadi Rp 20.000 per lembar saham.

Maka keuntungan yang didapat ketika saham dijual yakni:(Rp 20.000 - Rp 8.000) x Rp 3.000 lembar saham = Rp 36 juta.

Dari perhitungan tersebut, maka capital gain yang didapatkan Rp 36 juta.

Perbedaan Capital Gain dan Deviden

Perlu diingat, capital gain berbeda dengan dividen. Dua istilah ini memang sama-sama menggambarkan keuntungan dari investasi berupa saham. Namun secara teknis keduanya sangat berbeda. Ada beberapa hal yang bisa membedakan keduanya.

Pertama, capital gain merupakan keuntungan yang direalisasikan setelah menjual aset jangka panjang. Sementara dividen merupakan pendapatan yang diperoleh dari keuntungan perusahaan untuk para pemangku kepentingan.

Kedua, capital gain membutuhkan konversi saham atau aset menjadi tunai. Sedangkan dividen dapat memberikan pendapatan berkala yang stabil.

Ketiga, penerima keuntungan modal dari capital gain terbatas pada pemilik dan atau investor yang umumnya jumlahnya sedikit. Sedangkan penerima dividen umumnya lebih banyak, bahkan jumlahnya bisa ribuan. Tergantung dari jumlah saham yang dikeluarkan.

Keempat, keuntungan modal pada capital gain dikenakan pajak secara berbeda tergantung jenisnya investasi, jangka panjang atau jangka pendek. Sedangkan dividen biasanya dikenakan tarif tetap misal 10 persen atau 15 persen.

Kelima, keuntungan modal capital gain umumnya hanya sekali seumur hidup investor sejak nilainya diterima setelah realisasinya. Sementara dividen dapat dibagikan setiap tahun, tergantung pada pengambilan keputusan dan kebijakan manajemen senior perusahaan.

Cara Cari Cuan dari Pasar Modal

Setelah mengetahui capital gain, sebagai investor Anda memiliki peluang untuk mendapatkan capital gain yang tinggi. Namun dalam pemilihan jenis investasinya tetap tidak boleh sembarangan.

Berikut ini beberapa tips yang bisa Anda gunakan untuk bisa mendapatkan capital gain dari investasi yang dipilih.

1. Anda harus mengenal seluk beluk perusahaan yang dipilih. Ada beberapa kriteria perusahaan yang berpotensi menghasilkan keuntungan. Antara lain memiliki tingkat pengembalian investasi (ROE) tinggi, aham yang kebal krisis dan laba bersih terus bertumbuh.

Selain itu, perusahaan langganan bagi-bagi dividen, memiliki kapitalisasi pasar yang besar di atas Rp 500 miliar, model bisnisnya yang jelas dan pergerakannya wajar.

2. Sebelum melakukan investasi di pasar saham, Anda harus memiliki pengelolaan keuangan yang baik. Menyisihkan pendapatan 10-15 persen untuk investasi.

3. Sebelum memutuskan membeli saham, Anda harus bisa mengamati pergerakan harga saham. Melihat persentase kenaikan dan penurunan harga, minimal dalam waktu 3 hari berturut-turut.

4. Anda disarankan membeli saham secara bertahap. Hal ini untuk mengantisipasi kerugian akibat harga saham yang merosot tiba-tiba.

5. Mengamati kondisi pasar dan perekonomian nasional juga penting karena sangat berpengaruh pada pergerakan harga saham.

6. Melakukan diversifikasi investasi.

7. Menunggu waktu yang tepat membeli atau menjual kembali aset saham yang Anda miliki.

8. Pahami risiko dari setiap investasi yang dipilih. Jangan lupa berinvestasi sesuai dengan kemampuan keuangan Anda.

 

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bebas Finansial Tak Lagi Mimpi, Wujudkan Bersama BRI Prioritas
Bebas Finansial Tak Lagi Mimpi, Wujudkan Bersama BRI Prioritas

Selagi ada sumber daya dan tekad yang kuat untuk mencapainya, kebebasan finansial sangat mungkin untuk diraih lebih cepat.

Baca Selengkapnya
Studi Baru: Gen Z dan Milenial Lebih Kaya dari Baby Boomers, Ini Sumber Terbesarnya
Studi Baru: Gen Z dan Milenial Lebih Kaya dari Baby Boomers, Ini Sumber Terbesarnya

Studi tersebut mengatakan generasi muda menerima cek stimulus yang lebih besar selama pandemi

Baca Selengkapnya
OJK: Investor Pasar Modal Didominasi Generasi Milenial dan Gen Z
OJK: Investor Pasar Modal Didominasi Generasi Milenial dan Gen Z

Perkembangan jumlah investor ritel cukup pesat karena OJK mendorong transformasi digital di seluruh aspek,

Baca Selengkapnya
Waspada, Investasi Bodong dan Pinjol Ilegal Ancam Millennial dan Gen Z
Waspada, Investasi Bodong dan Pinjol Ilegal Ancam Millennial dan Gen Z

Generasi muda di Indonesia memiliki tingkat literasi dan inklusi keuangan yang rendah.

Baca Selengkapnya
Jangan Asal Beli, Ini Tiga Waktu yang Tepat Beli Saham Biar Untung
Jangan Asal Beli, Ini Tiga Waktu yang Tepat Beli Saham Biar Untung

Sebelum membeli saham, sebaiknya melakukan riset terlebih dahulu agar tidak rugi.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Ini Penyebab Banyak Anak Muda Terjebak Utang Pinjol
Ternyata, Ini Penyebab Banyak Anak Muda Terjebak Utang Pinjol

Ada beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat khususnya anak muda terjebak pinjol, salah satunya karena kemudahan akses teknologi dan internet.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Mayoritas Investor Aset Kripto di Indonesia Berumur di Bawah 35 Tahun
Ternyata, Mayoritas Investor Aset Kripto di Indonesia Berumur di Bawah 35 Tahun

Investasi di kripto lebih mudah dan lebih murah dibandingkan dengan pasar saham konvensional.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani ke Generasi Muda: Anak Muda Sekarang Sudah High Tech tapi Tidak Melek Investasi
Sri Mulyani ke Generasi Muda: Anak Muda Sekarang Sudah High Tech tapi Tidak Melek Investasi

Hal ini menunjukkan banyak masyarakat Indonesia yang sudah masuk dalam sektor keuangan, seperti menabung diperbankan, berinvestasi, dan lainnya.

Baca Selengkapnya
Warning Buat Gen Z & Milenial Diprediksi Makin Miskin Dibanding Generasi Sebelumnya Gara-Gara Jebakan 'Doom Spending'
Warning Buat Gen Z & Milenial Diprediksi Makin Miskin Dibanding Generasi Sebelumnya Gara-Gara Jebakan 'Doom Spending'

Generasi milenial dan Gen Z diprediksi justru bisa semakin miskin daripada generasi sebelumnya. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya
Jumlah Investor Pasar Modal Sentuh Angka 5,3 Juta, 80 Persennya Usia di Bawah 40 Tahun
Jumlah Investor Pasar Modal Sentuh Angka 5,3 Juta, 80 Persennya Usia di Bawah 40 Tahun

Stockbit berkomitmen untuk terus mendukung upaya Bursa Efek Indonesia dalam meningkatkan jumlah investor pasar modal.

Baca Selengkapnya
BNI Sekuritas Perkuat Literasi Pasar Modal Gandeng Milenial & Gen Z Sambil Ngopi di Depok
BNI Sekuritas Perkuat Literasi Pasar Modal Gandeng Milenial & Gen Z Sambil Ngopi di Depok

Dihadiri mayoritas peserta Gen Z dan investor pemula, Tim BNI Sekuritas memberikan paparan mengenai dasar-dasar investasi.

Baca Selengkapnya
Patut Dicoba, Begini Resolusi Investasi 2024 untuk Masyarakat Berusia 18-35 Tahun
Patut Dicoba, Begini Resolusi Investasi 2024 untuk Masyarakat Berusia 18-35 Tahun

Masyarakat Indonesia diajak dan diingatkan untuk konsisten dan bijaksana dalam membuat Keputusan investasi.

Baca Selengkapnya