Kenapa Masih Banyak Orang Simpan Uang di Rumah, Ini Alasannya
Merdeka.com - Kasus uang rusak dalam nominal besar akibat di simpan secara mandiri masih saja terjadi di Indonesia. Terbaru, Samin (53), seorang penjaga SD Negeri Lodjiwetan, Solo, harus menelan pil pahit setelah uang tabungannya senilai Rp 50 juta miliknya rusak dimakan rayap.
Padahal, uang yang dia simpan dalam 2 (dua) celengan plastik itu akan digunakan bersama istri dan dua anaknya untuk mendaftar ibadah haji. Mengapa peristiwa nahas tersebut masih berulangkali terjadi di Indonesia?
Sekretaris Sekretaris Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Dimas Yuliharto menyampaikan, peristiwa nahas tersebut kerap terjadi diakibatkan masih rendahnya tingkat literasi keuangan masyarakat di Indonesia. Hal ini tercermin dari hasil survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2019 mencatat, tingkat literasi keuangan dan inklusi keuangan masing-masing mencapai 38,03 persen dan 76,19 persen.
-
Siapa yang kehilangan uang? Cerita Korban Ferry Setiawan (36), warga Kelurahan Sidokumpul, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur menceritakan apa yang ia alami.
-
Siapa korban penipuan uang? “Ya Tuhan duit Rp 2.000 dibuat jadi Rp 20.000 ditambahnya nol, Astagfirullah.. Astagfirullah,“ ujar pedagang wanita yang diduga jadi korban penipuan.
-
Dimana koin itu terjebak? Gambar endoskopi menunjukkan bahwa benda logam itu terletak di subglotis seperti dalam mesin slot.
-
Siapa yang kehilangan harta karena masalah utang? Keluarga Pulitzer sempat masuk dalam daftar keluarga terkaya berkat bisnis media dan percetakannya. Namun hal ini harus berubah saat keluarga ini didera kesulitan lilitan utang hingga jutaan dolar Amerika Serikat. Padahal di tahun 1982, keluarga Pulitzer memiliki kekayaan bersih yang mencapai angka USD 25 juta.
-
Apa yang menyebabkan permasalahan keuangan di Sumatera? Masalah Keuangan Melonjaknya inflasi ini membuat Pemerintah Provinsi Sumatra harus mencari cara untuk menyelesaikan masalah tersebut.
-
Siapa yang terlilit utang ratusan juta? Eko Pujianto merupakanpengusaha muda yang pernah mengalami keterpurukan karena terjebak utang ratusan juta.
"Peristiwa yang terjadi dan bukan hanya kali ini saja, memang kita akui karena masih rendahnya tingkat literasi keuangan masyarakat," ujar Dhimas kepada Merdeka.com di Jakarta, Kamis (22/9).
Dhimas menerangkan, akibat indeks literasi keuangan masyarakat yang masih kecil mengakibatkan terbatasnya pengetahuan masyarakat untuk menempatkan uang tabungannya secara aman. Sehingga, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan masih rendah.
"Tingkat kepercayaan masyarakat kepada bank itu tergantung kepada literasi keuangannya juga," tegas Dimas.
Pihaknya pun berupaya terus menyampaikan pengetahuan tekait pentingnya menabung di bank karena lebih aman dan dijamin LPS. Misalnya dengan melaksanakan sosialisasi dan publikasi kepada masyarakat luas mengenai tugas dan fungsi LPS kepada masyarakat, baik secara langsung maupun menggunakan berbagai platform komunikasi dan informasi yang LPS miliki.
"Sudah saatnya masyarakat paham bahwa menabung di bank itu lebih aman karena dijamin oleh LPS, daripada berisiko hilang atau rusak karena berbagai sebab, lebih baik simpan di bank," pungkasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kejadian tersebut mencuri perhatian. Banyak warganet yang mengatakan jika uang tersebut masih bisa ditukar ke bank.
Baca SelengkapnyaBahkan, uang kertas yang ditabung di dalam celengan tersebut terlihat hancur hingga tak berbentuk usai dimakan rayap.
Baca SelengkapnyaUang kertas tersebut terlihat rusak dan ada yang tak berbentuk sama sekali.
Baca SelengkapnyaCelengan yang sudah disimpannya sejak SD dibuka. Kondisi uang di dalamnya cukup menyita perhatian publik.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini yang bersangkutan sulit dihubungi. Hal tersebut juga yang mendorong para orang tua melakukan aksi yang isinya menuntut agar uang mereka kembali.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan puluhan karung yang berisi uang yang hancur dan sudah menjadi sampah.
Baca SelengkapnyaUang yang terbakar didapat dari hasil arisan pedagang Pasar Klewer.
Baca SelengkapnyaIbu tersebut rupanya korban kebakaran Pasar Kliwon, Solo.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Solo telah melakukan penghitungan dan mengganti uang dengan jumlah Rp9.150.000.
Baca SelengkapnyaIdentik dengan kemiskinan, namun 5 pengemis ini justru memiliki harta kekayaan dari hasil belas kasihan masyarakat.
Baca Selengkapnya"Uangnya kebakaran, rumahnya kebakaran, uangnya hangus semua," ucapnya.
Baca SelengkapnyaDPRD meminta Pemprov DKI memberi pendampingan agar permasalahan pinjol dapat selesai di masyarakat.
Baca Selengkapnya