Kepala BPS Sebut Indikator Pembangunan Diajukan Pemerintah Sudah Rasional
Merdeka.com - Komisi XI DPR RI mengusulkan adanya perubahan terhadap indikator pembangunan Nilai Tukar Petani (NTP) dari 102-104 menjadi 103-105. Sementara Nilai Tukar Nelayan (NTN) dari 102-105 menjadi 104-105.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto mengatakan, penetapan indikator pembangunan sebelumnya sudah sangat rasional, sehingga tidak perlu adanya perubahan ke atas. Apalagi perhitungan tersebut juga mempertimbangkan beberapa subsektor yang mengalami kenaikan.
"Di tahun 2022 kita perlu melihat angka NTP dan NTN yang terakhir. Jadi kalau lihat, NTP terakhir rilis Mei 2021 itu angkanya 103,39 kalau dilihat di sana masuk range tapi yang perlu jadi catatan warning dari Menkeu," katanya dalam rapat kerja bersama dengan Komisi XI, Selasa (8/6).
-
Bagaimana BPS memastikan data akurat? BPS juga bertanggung jawab dalam penetapan sistem pengumpulan, pengolahan, dan penyebarluasan statistik yang sesuai dengan standar internasional untuk memastikan keakuratan dan keandalan data.
-
Kenapa PDB per kapita Indonesia ditargetkan naik? Dia menyebut target ambisius ini mencakup peningkatan PDB sekitar Rp13.000 triliun. kata Dirgayuza dalam acara Economist Gathering INDEF, Jakarta, Senin (29/07). 'Nah, kita punya target selama 5 tahun ke depan untuk meningkatkan PDB kita sebesar sekiranya kurang lebih Rp13.000 triliun. Jadi kita mau naik ke 35.500,' Menurut Setiawan, pencapaian target ini krusial untuk menghindari jebakan pendapatan menengah (middle income trap) yang dapat menghambat kemajuan ekonomi Indonesia.
-
Bagaimana statistik membantu pembangunan? Tema ini sangat penting untuk perencanaan nasional dan pembuatan kebijakan publik.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi Indonesia harus di atas 7%? 'Kalau kita mau menuju Indonesia emas, pertumbuhan ekonomi kita harus di atas 7 persen. Pendapatan per kapita kita harus di atas 10 ribu dolar AS. GDP kita harus 5-6 terbesar di dunia. Oleh karena itu dibutuhkan mesin pendongkrak ekonomi,' ujar Bahlil saat Kuliah Umum di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Jawa Barat, Kamis (17/7).
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Kenapa ekonomi di Sulawesi Utara stabil? Keberhasilan itu, lanjut politukus PDIP ini, karena pihaknya berhasil menjaga harga-harga kebutuhan tetap stabil dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi .'Kemarin juga kita mendapatkan penghargaan dari pemerintah pusat bahwa Sulut bisa menggerakkan ekonomi kreatif yang ada.
Dia mengatakan, ada lima subsektor pada NTP, di antaranya adalah tanaman pangan, holtikultura, perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan. Menurutnya angka yang dirilis pada Mei tersebut sudah cukup bagus bahkan naik dari sebelumnya, karena tanaman perkebunan rakyat.
"Ini sangat bagus karena CPO dan karet bagus. Tapi ga ada jaminan komoditas menurun ini akan terpegang. Saya pribadi 102 - 104 ini reasonable (masuk akal)," jelasnya.
Sementara itu untuk indikator pembangunan NTN sebelumnya dipasang 102 - 105. Pertimbangan ini diambil melihat capaian terakhir pada Mei 2021 sebesar 104,8. Hanya saja, untuk nilai tukar nelayan perlu diperhatikan bahwa struktur produksinya jauh berbeda dari tanaman pangan.
"NTN produksi struktur produksi dipengaruhi oleh pakan, bahan baku dari impor. Jadi dipengaruhi pergerakan harga pangan internasional. kalau range ini juga sangat bagus," jelasnya.
Kata Sri Mulyani
Hal senada juga disampaikan oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati. Bendahara Negara itu menginginkan sekalipun ada perubahan namun tetap pada range sebelumnya.
"Kalau memang ada sense perbaikan mungkin upper end dinaikkan tetapi tetap di dalam range tadi apakah 102 diubah jadi 103, tapi yang ke atasnya ditambah dari 104 jadi 105 kemudian NTN juga sama. Saya usulan seperti itu," tandasnya.
Sebelumnya, Komisi XI DPR RI bersama pemerintah menyepakati target pertumbuhan ekonomi disepakati sebesar 5,2 persen hingga 5,8 persen, inflasi antara dua persen hingga empat persen, nilai tukar rupiah Rp13.900 per USD sampai Rp15.000 per USD, dan tingkat suku bunga SBN 10 tahun 6,32 hingga 7,27 persen.
Sementara untuk target pembangunan, tingkat pengangguran ditargetkan antara 5,5 sampai 6,3 persen, tingkat kemiskinan 8,5 sampai sembilan persen, gini rasio 0,376 sampai 0,378, dan indeks pembangunan manusia (IPM) 73,41 sampai 73,46.
Seluruh target asumsi dasar dan target pembangunan tidak mengalami perubahan dari usulan pemerintah. Namun indikator pembangunan Nilai Tukar Petani (NTP) dinaikan dari 102-104 menjadi 103-105 dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) dari 102-105 menjadi 104-105.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani anggap kenaikan PPN menjadi 12 persen cenderung lebih rendah.
Baca SelengkapnyaMenuju Indonesia emas tidak hanya bersumber dari data BPS.
Baca SelengkapnyaData BPS disebut dimanipulasi oleh pejabat daerah yang akal demi mengelabuhi angka inflasi.
Baca SelengkapnyaPembahasan dengan Prabowo, setelah Kemensos berkoodinasi dengan Menko PMK dan kementerian lainnya yang memiliki data-data.
Baca SelengkapnyaIndeks Pembangunan Statistik (IPS) Kota Medan 2024 naik menjadi 2,94 dibandingkan tahun lalu sebesar 2,2.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin turut menyampaikan sejumlah catatan.
Baca SelengkapnyaPemerintah akan mendengarkan berbagai masukan yang ada dari para pengusaha saat kenaikan tarif mulai diterapkan.
Baca SelengkapnyaPemerintah masih punya cukup anggaran sisa dari tahun sebelumnya untuk membiayai negara, di luar harus mendongkrak PPN.
Baca SelengkapnyaSaid meminta agar Prabowo mampu melaksanakan kebijakan yang sudah dibentuk dan disusun saat ini.
Baca SelengkapnyaKemenhub menerima predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI
Baca SelengkapnyaPengertian lembaga BPS beserta tugas, fungsi, dan wewenangnya.
Baca SelengkapnyaMendagri menjelaskan bahwa statistik berperan penting dalam pembuatan kebijakan.
Baca Selengkapnya