Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kepala LPS: Vaksinasi Covid-19 Jadi Katalis Positif Penyaluran Kredit Perbankan

Kepala LPS: Vaksinasi Covid-19 Jadi Katalis Positif Penyaluran Kredit Perbankan LPS. ©2018 Liputan6.com

Merdeka.com - Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Lana Soelistianingsih menilai vaksinasi Covi-19 dapat menjadi salah satu katalis positif yang diharapkan dapat memperbaiki kredit di industri perbankan yang relatif masih lesu.

Menurut Lana, dengan adanya program vaksinasi yang efektivitasnya sudah mulai dirasakan dan dengan turunnya angka penyebaran Covid-19, diharapkan kepercayaan masyarakat akan pulih dan kegiatan usaha kembali normal seiring dengan meningkatnya permintaan atas kredit pada bank.

"Cepat atau lambat, saya kira suku bunga kredit akan turun seiring dengan kegiatan usaha yang semakin membaik, terlebih program vaksinasi berjalan dengan masif, seperti terlihat di sentra perekonomian semisal di Pasar Tanah Abang. Saya kira juga akan dilaksanakan di berbagai tempat sejenis, sehingga akan membangun kepercayaan masyarakat bahwa pandemi ini sudah mulai terkendali dan membangun keyakinan akan konsumsi, dan jika konsumsi mulai membaik, di sinilah kegiatan usaha akan pulih dan bahkan meningkat," ujar Lana dikutip dari Antara, Rabu (3/3).

Lana menuturkan, LPS sebagai salah anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) bersama dengan Kementerian Keuangan, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan terus bersinergi guna mendorong penurunan suku bunga kredit.

Pihaknya selalu berkomunikasi dan terus berkoordinasi, membahas kondisi makro dan mikro di sektor keuangan dan juga melihat kemungkinan apakah ada ruang untuk turun, sebagai kelanjutan dari suku bunga yang lain.

"Tentunya kami juga memonitor suku bunga kredit ini bagaimana cara mendorong untuk turun. Tentunya upaya untuk mendorong suku bunga kredit adalah bagaimana cara menurunkan suku bunga pinjaman atau suku bunga penjaminan, tentunya kami akan sinergikan terlebih dulu," kata Lana.

Dia menambahkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi suku bunga kredit, belum stabilnya kredit atas permintaan karena kegiatan usaha yang belum menunjukkan konsistensi.

Jika dilihat dari simpanan yang berbasis giro, lanjutnya, memang ada penurunan karena tiga bulan lagi akan menghadapi bulan puasa dan Lebaran dan tampaknya beberapa kegiatan usaha mulai menggunakan giro. Artinya masih menggunakan uang sendiri bukan kredit yang dikeluarkan oleh bank.

"Hal inilah yang belum bisa mentransmisikan ke suku bunga kredit karena para pelaku usaha masih menggunakan lebih banyak giro yang dimilikinya untuk kegiatan usaha yang mulai membaik seperti saat ini. Saya kira, vaksin memang menjadi harapan bagi kegiatan usaha," ujar Lana.

Kegiatan Usaha Semakin Pulih

Menurutnya, ke depan efektivitas vaksin ini bisa menjadi faktor positif yang dapat membuat kegiatan usaha semakin pulih.

"Tentunya para pelaku usaha tidak bisa terus menerus menggunakan uangnya sendiri atau giro, pasti mereka akan meminta kredit pada bank, di saat kredit mulai membaik, di situ mungkin perbankan juga akan mulai memberikan relaksasi terhadap suku bunga kreditnya," katanya.

Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh LPS, efektivitas penurunan suku bunga simpanan ke suku bunga kredit, dalam keadaan normal, ada selang waktu antara satu triwulan sampai dengan dua triwulan. Tetapi dengan kondisi pandemi seperti sekarang, mungkin perlu waktu lebih lama lagi atau sekitar tiga triwulan.

Jika melihat kondisi simpanan yang masih tumbuh sekitar 10 persen pada Januari dan pada Desember 2020 tumbuh sekitar 11 persen, hal itu menunjukkan simpanan masih terus meningkat.

"Kalau likuiditas ini masih cukup banyak di perbankan, maka mau tidak mau tren penurunan suku bunga pasar itu masih berlanjut. Di sini LPS akan melihat bagaimana penurunan suku bunga pada bulan Februari akan direspons oleh pasar. Kalau memang dimungkinkan turun, nanti akan ada ruang untuk turun," ujar Lana.

Lana menambahkan, jika permintaan kredit mulai membaik, hal itu dapat mendorong bank untuk menurunkan suku bunga kredit. Oleh karena itu, mengerek konsumsi masyarakat menjadi upaya yang krusial.

"Secara historis jika melihat PDB, konsumsi rumah tangga berkontribusi sekitar 55 persen. Dulu sebelum pandemi, masyarakat kita itu konsumtif, dan itu benar adanya jika melihat kontribusi dari konsumsi rumah tangga itu, jadi kekuatan ekonomi kita itu sebetulnya di konsumsi rumah tangga. Oleh karenanya ke depan sinergi kebijakan itu ialah bagaimana mendongkrak konsumsi rumah tangga tersebut," kata Lana.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Kasus Covid-19 Meningkat Signifikan, Warga Antre Vaksin Booster saat Car Free Day Jakarta
FOTO: Kasus Covid-19 Meningkat Signifikan, Warga Antre Vaksin Booster saat Car Free Day Jakarta

Beberapa waktu terakhir terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Indonesia.

Baca Selengkapnya
OJK: Kredit Perbankan Masih Tumbuh Dua Digit di Februari 2024
OJK: Kredit Perbankan Masih Tumbuh Dua Digit di Februari 2024

Industri perbankan melanjutkan tren pertumbuhan yang positif, dengan kredit tetap tumbuh double digit di bulan Februari.

Baca Selengkapnya
520,5 Juta Rekening Nasabah Bank Umum Dijamin LPS per Juni 2023
520,5 Juta Rekening Nasabah Bank Umum Dijamin LPS per Juni 2023

Jumlah rekening nasabah Bank Umum yang dijamin seluruh simpanannya oleh LPS pada bulan Juni 2023, sebanyak 99,94 persen dari total rekening.

Baca Selengkapnya
Realisasi KUR per Juni 2023 Masih Setengah dari Target Rp297 T
Realisasi KUR per Juni 2023 Masih Setengah dari Target Rp297 T

Penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) baru setengah dari target Rp297 triliun.

Baca Selengkapnya
OJK Catat Pertumbuhan Kredit Melambat: Wajar Karena Rebound dari Pandemi
OJK Catat Pertumbuhan Kredit Melambat: Wajar Karena Rebound dari Pandemi

OJK mencatat pertumbuhan kredit dan DPK melambat dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya
Covid-19 Meningkat, Kemenkes Siapkan Vaksin Booster Ke-3 Gratis Sampai 31 Desember
Covid-19 Meningkat, Kemenkes Siapkan Vaksin Booster Ke-3 Gratis Sampai 31 Desember

Vaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.

Baca Selengkapnya
Antisipasi Lonjakan Covid-19 Jelang Libur Akhir Tahun, Kemenkes Minta Masyarakat Lengkapi Vaksinasi
Antisipasi Lonjakan Covid-19 Jelang Libur Akhir Tahun, Kemenkes Minta Masyarakat Lengkapi Vaksinasi

Imbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Baca Selengkapnya
Data OJK: Laba Perbankan Indonesia Rp171 Triliun Pada Agustus 2024
Data OJK: Laba Perbankan Indonesia Rp171 Triliun Pada Agustus 2024

Berdasarkan proyeksi laba perbankan masih dapat tumbuh secara berkelanjutan, terutama setelah adanya kebijakan relaksasi moneter berupa penurunan BI Rate.

Baca Selengkapnya
Covid-19 Naik Lagi, Kemenkes akan Beri Vaksin Booster Ketiga Untuk Masyarakat
Covid-19 Naik Lagi, Kemenkes akan Beri Vaksin Booster Ketiga Untuk Masyarakat

Rencana pemberian booster ketiga ini buntut kembali meningkatnya kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya
BI Optimis Penyaluran Kredit Tembus 12 Persen Sepanjang 2014
BI Optimis Penyaluran Kredit Tembus 12 Persen Sepanjang 2014

Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit ditopang oleh kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit konsumsi

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes

Bahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.

Baca Selengkapnya