Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kerja Sama LCS Jadi Alternatif Kurangi Ketergantungan Terhadap Dollar

Kerja Sama LCS Jadi Alternatif Kurangi Ketergantungan Terhadap Dollar rupiah. shutterstock

Merdeka.com - Ketua Bidang Perdagangan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Benny Soetrisno, menilai adanya kerjasama local currency settlement (LCS) dengan China, menjadi alternatif Indonesia untuk mengurangi ketergantungan terhadap dollar Amerika Serikat (AS) sekaligus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

"LCS menurut saya satu alternatif pembiayaan yang lebih simple dibandingkan kita menggunakan dollar Amerika Serikat. LCS adalah solusi mengurangi ketergantungan kita terhadap dollar untuk menjaga juga stabilitas rupiah yang selama ini dengan USD selalu ada yang diuntungkan dan dirugikan," kata Benny, Kamis (5/8).

Dia menjelaskan, dilihat dari latar belakangnya, China merupakan mitra dagang utama, namun setelmen perdagangan masih didominasi USD. Begitupun dengan skala ekonomi dan volume perdagangan di Kawasan meningkat tapi mayoritas masih dalam USD.

Orang lain juga bertanya?

Sebagai contoh Benny mengatakan, jika menukar rupiah ke USD untuk impor selalu dikenakan kurs di atas. Namun untuk menukarkan rupiah hasil ekspor ke USD, Indonesia kursnya selalu dipatok di bawah. Hal itu tentu merugikan bagi Indonesia.

"Kalau kita menukar USD dalam negeri untuk mengimpor dari rupiah ke USD kita selalu dipatok dengan kurs diatas, kalau kita menukarkan hasil ekspor kita diberikan kursnya di bawah itu ada kerugian saya kira," jelasnya.

Oleh karena itu, Apindo menyambut baik adanya kerjasama LCS Indonesia-China. Di mana LCS ini banyak manfaatnya, di antaranya diversifikasi eksposur mata uang, mengurangi biaya transaksi, pengembangan mata uang regional, dan membuka akses partisipasi lokal.

"Manfaatnya diversifikasi eksposur mata uangnya bisa lebih baik dan mengurangi biaya transaksi, pengembangan pasar mata uang regional dan membuka akses partisipasi lokal," imbuhnya.

Namun di samping itu, penggunaan mata uang lokal untuk setelmen transaksi perdagangan saat ini masih relatif kecil, karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pasar valas dalam local currency di regional belum berkembang.

Kemudian, pricing discovery tidak efisien karena belum terdapat direct quotation antar mata uang lokal. Dimana, saat ini mekanisme perdagangan RMB/IDR masih dilakukan secara cross rate sehingga kurs RMB/IDR yang terbentuk tidak efisien. "Kondisi ini dapat menjadi insentif bagi pengembangan LCS yang memungkinkan mekanisme direct trading yang lebih efisien," ujarnya.

Faktor selanjutnya, yaitu terdapat regulasi yang membatasi non internasionalisasi mata uang lokal. Serta preferensi pelaku usaha cenderung menggunakan hard currency (USD). "Karena ketergantungan terhadap komponen impor untuk produksi dan volatilitas mata uang lokal juga sangat mempengaruhi sekali," pungkasnya.

Reporter: Tira Santia

Sumber: Liputan6.com

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Negara ASEAN Diajak Tinggalkan Dolar AS, Ada Apa?
Negara ASEAN Diajak Tinggalkan Dolar AS, Ada Apa?

Negara ASEAN ramai-ramai tinggalkan Dolar AS untuk bertransaksi. Ini akan membuat harga suatu produk lebih tahan banting.

Baca Selengkapnya
Teken Nota Kesepahaman Local Currency Transaction, Pemerintah Jaga Stabilitas Nilai Tukar
Teken Nota Kesepahaman Local Currency Transaction, Pemerintah Jaga Stabilitas Nilai Tukar

Nilai transaksi dan jumlah pelaku LCT terus tumbuh positif dimana pada Januari hingga April 2023 mencapai USD2.1 milliar.

Baca Selengkapnya
Dampak Konflik Geopolitik, DPR Sebut Rupiah Masih Lebih Baik Ketimbang Mata Uang Lain
Dampak Konflik Geopolitik, DPR Sebut Rupiah Masih Lebih Baik Ketimbang Mata Uang Lain

DPR mencermati dinamika dan dampak dari konflik geopolitik

Baca Selengkapnya
Bukan Konflik Iran Vs Israel, Ternyata Ini Biang Kerok Rupiah Anjlok
Bukan Konflik Iran Vs Israel, Ternyata Ini Biang Kerok Rupiah Anjlok

Menko Airlangga membeberkan biang kerok Rupiah anjlok beberapa waktu lalu.

Baca Selengkapnya
Kadin: Rupiah Jangan Terlalu Kuat atau Lemah
Kadin: Rupiah Jangan Terlalu Kuat atau Lemah

Kadin Indonesia telah menyiapkan white paper untuk pemerintah selanjutnya.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Ungkap Untung Rugi Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Ekonomi Indonesia
Sri Mulyani Ungkap Untung Rugi Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Ekonomi Indonesia

Begini untung rugi Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya
Rupiah Nyaris Rp16.000 per USD, Sri Mulyani Nilai Pelemahan Mata Uang Negara Lain Lebih Parah
Rupiah Nyaris Rp16.000 per USD, Sri Mulyani Nilai Pelemahan Mata Uang Negara Lain Lebih Parah

Pelemahan Rupiah terhadap mata uang Negara Paman Sam hanya 2,34 persen.

Baca Selengkapnya
Rupiah Anjlok ke Rp16.000 Pemerintah Khawatirkan Beri Dampak Begini
Rupiah Anjlok ke Rp16.000 Pemerintah Khawatirkan Beri Dampak Begini

Pemerintah harap konflik Timur Tengah tidak berkepanjangan.

Baca Selengkapnya
Kunjungi China Lalu ke Amerika: Bandul Diplomasi Prabowo di Mata Dunia
Kunjungi China Lalu ke Amerika: Bandul Diplomasi Prabowo di Mata Dunia

Prabowo memilih kunjungan pertamanya ke China setelah jadi presiden. Kemudian, dia langsung bertolak ke Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Jelaskan Kenapa Dolar AS Begitu Kuat dan Buat Kurs Rupiah Anjlok
Bank Indonesia Jelaskan Kenapa Dolar AS Begitu Kuat dan Buat Kurs Rupiah Anjlok

Ketidakpastian ekonomi global membuat masyarakat melakukan langkah masif yang makin memperburuk keadaan.

Baca Selengkapnya
Rupiah Nyaris Tembus Rp16.000, BI Klaim Masih Lebih Baik dari Ringgit Malaysia
Rupiah Nyaris Tembus Rp16.000, BI Klaim Masih Lebih Baik dari Ringgit Malaysia

Nilai tukar (kurs) Rupiah berada di level Rp15.618 per USD.

Baca Selengkapnya
Hati-Hati, Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bakal Gerus Penerimaan Negara Tahun Depan
Hati-Hati, Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bakal Gerus Penerimaan Negara Tahun Depan

Kusfiardi menekankan perlunya kebijakan fiskal yang hati-hati dan proaktif, termasuk dalam pengelolaan investasi infrastruktur yang strategis.

Baca Selengkapnya