Kerja sama Pertamina dan Rosneft perbaiki iklim investasi RI
Merdeka.com - Keberhasilan PT Pertamina (Persero) menggandeng dua perusahaan raksasa minyak dunia, Saudi Aramco dan Rosneft dalam pengembangan Kilang Cilacap, Jawa Tengah dan pembangunan Kilang Tuban, Jawa Timur akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap iklim investasi di Indonesia.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B Sukamdani, mengatakan kerja sama Pertamina dengan Saudi Aramco dan Rosneft menunjukkan Indonesia mampu membalikkan persepsi investor terkait kondisi atau iklim investasi.
"Track record kita kan tidak sedikit tercoreng akibat ulah para oknum yang tidak bertanggung jawab di pemerintahan," ujar Hariyadi di Jakarta, Kamis (26/5).
-
Dimana proyek kilang baru Pertamina berada? Pertamina saat ini sedang fokus menyelesaikan Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, dimana proyek tersebut memasuki milestone baru yaitu program Turn Around (TA) Revamp yang ditargetkan selesai di awal Mei 2024.
-
Dimana Pertamina bantu? Menyikapi kondisi musim kemarau yang berkepanjangan dan terjadinya kebakaran lahan di beberapa wilayah Sumatera Selatan, Pertamina Group berkolaborasi bersama berbagai pihak untuk membantu menanggulangi bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah tersebut dengan mengerahkan 206 personel Fireman tersertifikasi serta peralatan pendukung penanggulangan bencana.
-
Kenapa Pertamina berpartisipasi? Pertamina akan berperan aktif dalam flagship event ASEAN Summit 2023. Hal ini merupakan Upaya bersama Kementerian BUMN dan BUMN mendukung AIPF sebagai pilar episentrum pertumbuhan ekonomi di ASEAN melalui kolaborasi dengan mitra global.
-
Bagaimana Pertamina dan Polri menjalin kerja sama? Pertamina dan Polri diharapkan dapat terus bersinergi dalam hal publikasi dan edukasi, dan menjadi trendsetter informasi kalangan milenial dan masyarakat luas. 'Khususnya dalam mengawal bersama penggunaan BBM dan LPG subsidi sesuai dengan peruntukannya, serta distribusi energi berkelanjutan kepada masyarakat,' pungkas Fadjar.
-
Bagaimana Pertamina bantu? Dukungan Pertamina juga dilakukan melalui bantuan berupa selang pemadam, dan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), nozzle, serta pompa pemadam. Terdapat juga 39 unit mobil dan 2 unit motor kebakaran yang dikerahkan. Selain itu, Pertamina Patra Niaga Region Sumbagsel memberikan bantuan berupa 300 paket makanan, minuman dan vitamin/suplemen penambah daya tahan tubuh, serta 100 unit kacamata dan masker pemadam.
-
Kenapa Pertamina dan Polri bekerja sama? 'Sebagai langkah transformasi publikasi Polri menyesuaikan tren kekinian dalam menyebar informasi, kami turut menggandeng BUMN Pertamina dan stakeholder lainnya mulai sinergi pemanfaatan data informasi untuk publikasi dan edukasi, hingga pemanfaatan SDM untuk meningkatkan kompetensi kehumasan untuk personil Polri pada umumnya dan personil humas Polri pada khususnya,' jelas Irjen Pol Dr. Sandi Nugroho.
Hariyadi menambahkan kerja sama tiga perusahaan minyak dunia ini merupakan bentuk kerja sama yang bagus. Kerja sama tersebut akan meningkatkan (upgrading) peralatan dan teknologi kilang minyak nasional.
"Kilang kita sudah perlu dilakukan upgrading. Itu yang tidak dilakukan 10 tahun terakhir," kata dia.
Direktur Pembinaan Usaha Hulu Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto, menilai kerja sama yang dilakukan Pertamina dengan Rosneft serta Saudi Aramco merupakan hal positif. Tidak hanya akan membantu dalam meringankan pendanaan, tapi juga menjamin pasokan minyak mentah kebutuhan kilang.
"Modal jadi ringan dan bahan baku crude mereka yang menyediakan. Kalau kilangnya sudah jadi sangat mengurangi biaya untuk impor BBM," kata Djoko.
Pemerintah telah menunjuk Rosneft, perusahaan minyak asal Rusia untuk menjadi mitra Pertamina membangun kilang minyak berkapasitas 320.000 barel per hari di Tuban, Jawa Timur, dengan total investasi sebesar USD 13 miliar. Selain bekerja sama untuk dapat membangun kilang minyak di Tuban, Rosneft juga berkomitmen agar Pertamina dapat berperan serta dalam penambangan minyak di Rusia untuk kemudian dibawa ke Indonesia sebagai cadangan minyak nasional.
Selain itu, Pertamina juga menjalin kerja sama dengan Saudi Aramco untuk mengembangkan Kilang Cilacap dengan nilai investasi USD 5 miliar. Pengembangan kilang Cilacap merupakan bagian dari refinery development masterplan program (RDMP) lima kilang utama, yakni Kilang Plaju, Dumai, Cilacap, Balikpapan serta kilang Balongan. Pertamina melalui RDMP menargetkan kapasitas kilang pengolahan minyak meningkat menjadi 1.610.000 barel per hari (bph) pada 2025.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia Ferdinand Hutahean, mengatakan dengan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) sekitar 47 juta kiloliter (KL) setiap tahunnya atau sekitar 1,6 juta barel perhari, maka tidak heran Indonesia harus mengimpor BBM dan minyak mentah untuk kebutuhan publik setiap harinya.
Produksi siap jual (lifting) minyak yang terus menurun hingga sekarang berkisar di angka 800.000 barel per hari tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional, belum lagi dari 800.000 barel itu setengahnya adalah milik operator sehingga praktis pemerintah sangat defisit antara produksi dan kebutuhan.
Menurut Ferdinand, kapasitas produksi kilang minyak nasional saat ini hanya berkisar 700.000 hingga 800.000 barel perhari, dan untuk menutupi kebutuhan nasional maka harus ditutup dengan melakukan impor yang cukup besar. Rata-rata sekitar 50 persen kebutuhan minyak dalam negeri diimpor baik dalam bentuk minyak mentah maupun dalam bentuk produk.
"Angka yang sangat fantastis kita keluarkan setiap tahun untuk impor, ratusan triliun Rupiah kita gelontorkan setiap tahun untuk impor kebutuhan minyak nasional," pungkas dia.
Baca juga:Menteri Rini: Kilang minyak Tuban akan dibangun perusahaan RusiaBangun kilang Tuban, Pertamina resmi gandeng Rosneft dari RusiaAnak usaha Pertamina resmi kelola Blok East AmbalatPertamina bakal bangun rumah sakit di Arab SaudiPertamina targetkan konstruksi Kilang Cilacap selesai Oktober 2018DEN nilai tujuan pembentukan holding BUMN energi tidak tepat (mdk/sau)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertamina Patra Niaga berkomitmen untuk menjadi solusi energi dan mitra dekarbonisasi utama bagi industri hulu migas.
Baca SelengkapnyaMenurut Nicke, ENI merupakan salah satu perusahaan migas yang sukses melakukan eksplorasi.
Baca SelengkapnyaKinerja positif hulu migas Pertamina tersebut memiliki dampak besar, selain pencapaian target lifting migas dalam APBN juga terhadap indikator makro ekonomi.
Baca SelengkapnyaPertamina melalui PIEP dan TPDC telah melaksanakan lingkup capability building batch 1 serta kegiatan evaluasi blok hulu yang disepakati oleh Pertamina & TPDC.
Baca SelengkapnyaPertamina terus berinvestasi dengan melakukan kegiatan pengeboran sumur-sumur baru.
Baca SelengkapnyaPertamina Patra Niaga melakukan penandatanganan kerjasama pemenuhan kebutuhan bahan bakar dengan Kementerian PUPR.
Baca Selengkapnyasecara tidak langsung PHR turut menggerakkan berbagai sektor ekonomi lokal, seperti munculnya bisnis penginapan untuk pekerja, hotel dan lainnya.
Baca SelengkapnyaProyek RDMP Balikpapan merupakan proyek strategis nasional yang paling kompleks serta nilai investasi terbesar yang dikelola Pertamina saat ini
Baca SelengkapnyaSinergi yang kuat antar subholding juga mempertegas langkah Pertamina untuk menjalankan komitmen.
Baca SelengkapnyaKerja sama ni merupakan momentum keberlanjutan dari kerja sama yang telah dibangun selama ini.
Baca SelengkapnyaPHE hingga Juni 2023 mencatatkan produksi minyak sebesar 570 ribu barel per hari (MBOPD) dan produksi gas 2757 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Baca SelengkapnyaKerja sama juga bisa dilakukan dengan perguruan tinggi atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Baca Selengkapnya