Kerugian Ekonomi Global Akibat Virus Corona Disebut Lebih Parah dari Perang Dagang
Merdeka.com - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan, kerugian ekonomi global akibat virus corona lebih parah dibandingkan dengan perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China.
"Iya persis, jauh lebih parah dan besar kerugian ekonomi global (virus Corona), dibandingkan perang dagang Amerika dengan China," kata Tauhid saat dihubungi Merdeka.com, Jakarta, Selasa (17/3).
Sebab, saat perang dagang terjadi, Indonesia masih mempunyai opsi untuk melakukan kerjasama ekonomi internasional baik dengan kubu AS maupun China. Sehingga perang dagang dianggap hanya menyumbang sekitar 1 persen terhadap kerugian ekonomi global.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Siapa yang paling terdampak? Menurut penelitian tahun 2017 dari Sleep Medicine Clinics, sekitar 40 hingga 70 persen lansia mengalami masalah tidur kronis.
-
Mengapa banyak perusahaan global terancam bangkrut? Banyak tanda menunjukkan ancaman kebangkrutan bagi perusahaan-perusahaan global, terutama karena krisis utang dan kenaikan biaya pinjaman yang menjadi isyarat 'kiamat' baru bagi korporasi di seluruh dunia.
-
Kenapa kerugian negara dibebankan ke PT Timah? 'Sehingga kewajiban ini melekat ada di PT Timah,' ujar Febri di Jakarta, Kamis, (30/5).
-
Siapa yang paling dirugikan akibat kebakaran? Kerugian yang dialami pedagang itu ditaksir lebih dari Rp300 juta.
Sementara, virus Corona justru membawa dampak yang jauh lebih parah bagi kondisi ekonomi global, karena penyebarannya sangat cepat hingga antar benua, sehingga mengganggu kegiatan ekonomi di berbagai negara.
Menurutnya, hal ini sejalan dengan publikasi riset terbaru oleh McKinsey and Company, yang memprediksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2020 akan menurun hingga 3 persen. "Dengan catatan negara besar seperti China, Amerika maupun Eropa cepat terbebas dari pandemi virus Corona," imbuhnya.
Bahkan, dia menyebut jika pandemi virus corona masih akan tetap berlanjut, pertumbuhan ekonomi global hanya mampu tumbuh di angka 1 sampai 1,5 persen.
Untuk itu dirinya meminta pemerintah Indonesia lebih meningkatkan koordinasi dengan pemerintah daerah maupun instansi terkait, agar dapat meminimalisir kerugian ekonomi nasional akibat wabah virus asal negeri tirai bambu tersebut.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal itu disampaikan IMF karena kekhawatiran meningkat menjelang kemungkinan terpilihnya kembali Donald Trump sebagai presiden AS dalam Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaTiga negara besar yakni Amerika Serikat, China dan Eropa dalam situasi mengendalikan dan mengelola ekonomi yang tidak mudah.
Baca SelengkapnyaPerlambatan ekonomi China memberikan pengaruh ke ekonomi negara lain, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaKebijakan ekonomi yang diambil oleh Presiden AS Donald Trump dan Joe Biden telah memiliki dampak yang signifikan terhadap perdagangan global.
Baca SelengkapnyaSaid menyebut Trump akan menaikan bea masuk ke AS, di mana kebijakan tersebut akan berdampak ke negara-negara yang selama ini menjadi mitra.
Baca SelengkapnyaThe Economist sendiri menunjukkan bahwa harga barang atau jasa di Amerika yang jika dikonversi menjadi USD100, maka di China nilai tersebut hanya USD60 saja.
Baca SelengkapnyaTrump menegaskan rencananya untuk memberlakukan tarif atau pajak pada semua barang yang diimpor ke Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaKekacauan dunia terjadi dipicu oleh potensi resesi Amerika Serikat hingga perang yang terjadi di Eropa dan Timur Tengah
Baca SelengkapnyaTingkat inflasi di US yang sulit turun salah satunya dipicu oleh kenaikan harga energi.
Baca SelengkapnyaPadahal, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia lebih baik dari proyeksi semula.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan perekonomian global masih melemah saat ini
Baca Selengkapnyatetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).
Baca Selengkapnya