Kerugian membayangi kepindahan 9 maskapai ke Bandara Halim

Merdeka.com - PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, tidak membantah adanya keluhan dari maskapai penerbangan soal pemindahan penerbangan dari Soekarno-Hatta, Cengkareng. Namun, sampai sekarang, 9 maskapai belum ada yang mundur dari persiapan pemindahan tersebut.

General Manager Halim Perdanakusuma Iwan Khrishadianto membenarkan pada rapat pekan lalu di Kementerian Perhubungan, beberapa maskapai mengeluh rugi bila pindah. Sebab, jumlah penerbangan di Halim sangat terbatas.

"Memang sempat ada ucapan dari maskapai, kalau hanya dengan 2 flight sehari harus memindahkan personel, terus peralatan ke Halim, menurut perhitungan maskapai akan rugi," ujarnya saat ditemui di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (5/12).

Namun, sampai pertemuan terakhir antara Angkasa Pura II, TNI AU, Dirjen Perhubungan Udara, dengan perusahaan maskapai penerbangan, tidak ada maskapai yang mundur dari rencana pemindahan ini. "Belum ada maskapai yang mau mundur," kata Iwan.

Isu lain yang membuat maskapai mengaku rugi pindah ke Halim adalah harga avtur yang lebih mahal. Iwan menuturkan, di Halim pengisian bahan bakar masih menggunakan truk tangki. Sementara di Cengkareng sudah ada jaringan pipa langsung ke apron.

"Kalau masalah fuel membuat maskapai tidak mau terbang dari sini, ya itu kan keputusan maskapai, bukan keputusan saya," akunya.

Dari catatan Angkasa Pura II, maskapai yang bersiap memindahkan sebagian rute ke Halim adalah Citilink, Garuda, Carlstar, Sky, AirAsia, Jatayu, Lion/Batik Air, Tigerair Mandala, dan Sriwijaya Air.

Penerbangan di Soekarno-Hatta sudah sangat padat, sehingga pemerintah memindah 64 flight ke Halim mulai 10 Januari 2014. Kebijakan ini, diperkirakan baru mengurangi 5 persen penerbangan di Cengkareng.

Jika kapasitas Halim dimaksimalkan, Angkasa Pura II mengaku hanya bisa menampung 10 persen pemindahan penerbangan dari Soekarno-Hatta. (mdk/noe)