Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kerugian Penundaan Pembangunan PLTU Diprediksi Tembus Rp209,6 Triliun

Kerugian Penundaan Pembangunan PLTU Diprediksi Tembus Rp209,6 Triliun Pembangkit listrik. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Peneliti Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Adila Isfandiari memprediksi kerugian penundaan kontruksi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Indonesia mencapai Rp209,6 triliun yang disebabkan pandemi virus corona atau covid-19.

"Per tanggal 8 maret kemarin ada 12 PLTU yang sedang dibangun yang telah menyampaikan notifikasi post major atau indikasi akan terdampak covid-19 sendiri, global energi telah menghitung estimasi kerugiannya sekitar 209,6 triliun akibat penundaan pembangunan ini," kata Adila dalam paparan Media Briefing Secara Daring, Jakarta, Senin (30/3).

Penundaan tersebut dikarenakan adanya pembatasan perjalanan dan pergerakan antara negara-negara dunia. Ini kemudian berdampak pada keterlambatan pengiriman impor bahan baku komponen PLTU.

Orang lain juga bertanya?

"Jadi untuk PLTU Indonesia sendiri Tingkat Komponen dalam negeri (TKDN) kita masih rendah diangka 17,1 persen, dengan kata lain 60 persen dari komponen bahan baku PLTU sendiri di impor," ujarnya.

Pembatasan perjalanan menyebabkan ada keterlambatan bahan bakunya sampai di Indonesia. Tak hanya itu, produksi dunia juga sedang melambat akibat pandemi ini dan juga adanya pembatasan perjalanan dari negara investor.

"Biasanya mereka membawa tenaga ahli untuk mengerjakan proyek tersebut, karena adanya pembatasan perjalanan sehingga tenaga kerjanya tidak bisa dikirim ke Indonesia," ujarnya.

Berikut daftar PLTU yang ditunda pembangunannya, menurut paparan Adila per 8 Maret 2020 sumber dari global energy monitor:

1. PLTU Jawa-1, kapasitas 1000 MW

2. PLTU Jawa-7 , kapasitas 2 x 1000 MW

3. PLTU Bengkulu , kapasitas 2 x 100 MW

4. PLTU Meulaboh 3&4 , kapasitas 2 x 200 MW

5. PLTU Mulut Tambang Sumsel-1 , kapasitas 2 x 300 MW

6. PLTU Mulut Tambang Sumsel-8, kapasitas 2 x 600 MW

7. PLTU Jawa-4 , kapasitas 2 x 1000 MW

8. PLTU Kalbar-1 , kapasitas 2 x 100 MW

9. PLTU Kalbar-2 , kapasitas 2 x 100 MW

10. PLTU Kalteng-1 , kapasitas 2 x 100 MW

11. PLTU Sulbagut-1 , kapasitas 2 x 50 MW

12. PLTU Sulut-3 , kapasitas 8200 MW

Pemerintah Disarankan Lakukan Penyesuaian Rencana dan Target

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) diminta untuk menyesuaikan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) dengan situasi pandemi virus corona Covid-19. Sebab, pandemi virus corona berdampak pada kondisi perekonomian dan konsumsi listrik di Indonesia.

Peneliti Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Adila Isfandiari mengatakan, terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan pemerintah di tengah pandemi covid-19 dan krisis iklim di Indonesia.

"Di bulan Januari kita sudah menyaksikan langsung krisis iklim yang sangat nyata menerima curah hujan yang cukup tinggi setelah 154 tahun, jadi itu tanda-tanda krisis iklim itu memang sudah terjadi di Indonesia, dan kasus lainnya covid-19, ini ada beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam menyusun RUPTL selanjutnya," kata Adila dalam paparan Media Briefing Secara Daring, Jakarta, Senin (30/3).

Beberapa penyesuaian yang harus dilakukan pemerintah untuk perencanaan kelistrikan yaitu, pertama penyesuaian asumsi pertumbuhan ekonomi. Seperti diketahui, sebelum adanya pandemi covid-19 ini, Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di 5 persen 5,4 persen, namun kemudian diralat menjadi 4,2-4,6 persen karena ada pandemi ini.

"Bahkan kementerian keuangan kita meralat lagi bahwa pertumbuhan ekonomi bisa semakin buruk bisa mencapai 2,5 hingga 0 persen jika wabah pandemi ini berlangsung lama. Tentunya ini harus disesuaikan di dalam asumsi pertumbuhan ekonomi RUPTL," ujarnya.

Kedua, penyesuaian dengan angka kebutuhan listrik. Sebab, saat ini ada kebijakan kerja dari rumah yang tentunya menyebabkan penutupan sektor bisnis, perkantoran, perhotelan, perbelanjaan, dan juga pariwisata. Penutupan sektor-sektor ini akan menyebabkan penurunan permintaan listrik di Indonesia.

Ketiga, penyesuaian kapasitas pembangkit yang akan direncanakan dalam 10 tahun ke depan, yaitu dalam jangka waktu RUPTL tersebut. Yang pertama adalah penundaan kontruksi batu bara baru yang sedang di bangun.

"Ini per tanggal 8 maret kemarin ada 12 PLTU yang sedang dibangun yang telah menyampaikan notifikasi post major atau indikasi akan terdampak covid-19 sendiri," ujarnya.

Reporter: Tira Santia

Sumber: Liputan6.com

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pemerintah Tunda Pengoperasian Pembangkit Listrik di Jawa-Bali, Ini Alasannya
Pemerintah Tunda Pengoperasian Pembangkit Listrik di Jawa-Bali, Ini Alasannya

Realisasi capaian pembangkit pada periode 2023 sebesar 4.182,2 megawatt.

Baca Selengkapnya
Penelitian: Ini yang Terjadi Jika Indonesia Tanpa PLTU Batu Bara
Penelitian: Ini yang Terjadi Jika Indonesia Tanpa PLTU Batu Bara

PLTU Batu Bara berdampak pada kesehatan masyarakat. Sehingga tanpa PLTU, dapat menekan biaya kesehatan.

Baca Selengkapnya
Pengadaan Listrik PLN Masih Jauh dari Target, RI Bakal Kekurangan Listrik?
Pengadaan Listrik PLN Masih Jauh dari Target, RI Bakal Kekurangan Listrik?

Pembangunan pembangkit listrik dan jaringan transmisi masih jauh dari target.

Baca Selengkapnya
Pensiun Dini PLTU Batubara Kerap Terhalang Pendanaan
Pensiun Dini PLTU Batubara Kerap Terhalang Pendanaan

Pemerintah akan menggunakan APBN untuk menyetop operasional PLTU Batubara.

Baca Selengkapnya
Menteri Arifin Tegaskan PLTU Suralaya Tak Bisa Langsung Disetop, Begini Alasannya
Menteri Arifin Tegaskan PLTU Suralaya Tak Bisa Langsung Disetop, Begini Alasannya

Arifin tak menampikan, operasional PLTU Suralaya berdampak pada polusi udara hingga ke Jakarta.

Baca Selengkapnya
Ternyata PLTS Atap Bisa Bikin PLN Merugi, Sudah Dirasakan di Jakarta
Ternyata PLTS Atap Bisa Bikin PLN Merugi, Sudah Dirasakan di Jakarta

Penggunaan PLTS atap disinyalir bakan bikin PLN merugi.

Baca Selengkapnya
Pensiun Dini PLTU Batu Bara Bisa Berdampak Tarif Listrik, Begini Penjelasannya
Pensiun Dini PLTU Batu Bara Bisa Berdampak Tarif Listrik, Begini Penjelasannya

Proses pensiunan dini bakal mempertimbangkan keekonomian dan tidak timbulkan gejolak.

Baca Selengkapnya
Target Bauran Energi 25 Persen di 2025 Terancam, Covid-19 Jadi Kendala Besar
Target Bauran Energi 25 Persen di 2025 Terancam, Covid-19 Jadi Kendala Besar

Pembangunan infrastruktur pendukung energi bersih di lapangan terhambat.

Baca Selengkapnya
Biang Kerok Kualitas Buruk Udara DKI Jakarta
Biang Kerok Kualitas Buruk Udara DKI Jakarta

CREA menyebut PLTU sebagai sumber polutan utama karena tidak punya alat pantau real time.

Baca Selengkapnya
Indonesia Bakal Surplus Gas Hingga 2035, ESDM: Calon Pembeli dari Dalam Negeri Harus Disiapkan
Indonesia Bakal Surplus Gas Hingga 2035, ESDM: Calon Pembeli dari Dalam Negeri Harus Disiapkan

Akibat harga gas bumi murah atau harga gas bumi tertentu (HGBT) kepada tujuh sektor industri tellah berdampak pada berkurangnya penerimaan negara.

Baca Selengkapnya
Biaya Melintas di Terusan Panama Naik dari Rp6 Miliar Jadi Rp37 Miliar, Ternyata Ini Penyebabnya
Biaya Melintas di Terusan Panama Naik dari Rp6 Miliar Jadi Rp37 Miliar, Ternyata Ini Penyebabnya

Dengan kondisi ini, para pelaut harus merogoh kocek atau biaya lebih mahal untuk melintas di Terusan Panama.

Baca Selengkapnya
Target Pemakaian Energi Hijau Masih Jauh dari Impian, Ini Sederet Alasannya
Target Pemakaian Energi Hijau Masih Jauh dari Impian, Ini Sederet Alasannya

Sikap sejumlah negara untuk pensiun PLTU batu bara saling berbeda.

Baca Selengkapnya