Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Keseriusan Arifin Panigoro dan nasib sisa saham Newmont yang dilego

Keseriusan Arifin Panigoro dan nasib sisa saham Newmont yang dilego Newmont. ©AFP PHOTO

Merdeka.com - Pemilik Grup Medco Arifin Panigoro terlihat mendatangi Kementerian Koordinator Kemaritiman, Rabu lalu. Dia ingin meminta restu Rizal Ramli untuk mengakuisisi PT Newmont Nusa Tenggara.

Pengusaha nasional 70 tahun itu berencana mengoleksi 76 persen saham tambang beroperasi di Sumbawa Barat itu. Saat ini, saham ditaksir nilainya mencapai USD 2,2 miliar tersebut masih berserak di tangan Newmont Mining Corporation, Sumitomo, dan Pukuafu Indah.

Jelas Rizal mendukung. Sebab, itu menunjukkan kemampuan nasional mengelola pertambangan besar.

Terlebih lagi, Arifin berencana membangun smelter atau pabrik pengolahan produk tambang senilai USD 500 juta-USD 600 juta. Sesuatu yang sungkan dibangun Newmont sendirian saat ini, lantaran investasinya kelewat mahal.

Di sisi lain, rencana akuisisi ini melahirkan pertanyaan. Apa kabar divestasi saham Newmont?

Sudah sekitar lima tahun, penuntasan pembelian tujuh persen sisa saham divestasi Newmont menggantung. Itu terhitung mulai 2010.

Dalam Kontrak karya 1986 disebutkan saham mayoritas Newmont, sebesar 80 persen, dipegang Newmont Venture Limited (NVL) bentukan Newmont Mining Corporation dan Sumitomo. Sisa saham sebesar 20 persen dipegang perusahaan nasional, PT Pukuafu Indah (PI).

Berdasarkan pasal 24 kontrak karya tersebut, NVL wajib mendivestasikan sahamnya sebesar 31 persen secara bertahap dalam kurun 2006-2010. Masing-masing sebesar 3 persen pada 2006, 7 persen (2007), 7 persen (2008), 7 persen (2009), dan 7 persen (2010).

Sebanyak 24 persen telah dimiliki PT Multi Daerah Bersaing (MDB). Itu merupakan perusahaan patungan milik Multicapital, anak usaha Grup Bakrie, dan PT Daerah Maju Bersaing (DMB). Perusahaan disebut terakhir itu milik Pemprov NTB, Pemkab Sumbawa dan Sumbawa Barat.

Nah,pada April 2011,pemerintah pusat memutuskan untuk membeli tujuh persen sisa saham divestasi. Harga sudah disepakati sekitar USD 246,6 juta, turun dari tawaran awal USD 271 juta.

Jika ini terwujud, komposisi pemegang saham Newmont menjadi NVL (49 persen), MDB (24 persen), PI (20 persen), dan pemerintah pusat (7 persen). Artinya, investor asing tak lagi menjadi pengendali.

Sayang, Dewan Perwakilan Rakyat dan Badan Pemeriksa Keuangan keberatan dengan rencana pembelian tersebut. Persoalan ini akhirnya dibawah ke Mahkamah Agung dan berujung putusan pemerintah pusat harus meminta izin DPR sebelum membeli saham divestasi Newmont.

Sejak itu, keseriusan pemerintah perlahan menguap.

Marwan Batubara, Direktur Indonesian Resources Studies (IRESS), mendukung setiap langkah pengusaha nasional berniat ambil alih Newmont.

"Namun, satu hal juga yang kami ingin, saham tujuh persen harus tetap diberikan pada pemerintah pusat. Ini untuk menambah penerimaan negara," katanya, kemarin. (mdk/yud)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi Minta Bahlil Selesaikan Divestasi Saham PT Freeport: Secepatnya Harus Diclearkan
Jokowi Minta Bahlil Selesaikan Divestasi Saham PT Freeport: Secepatnya Harus Diclearkan

Terlebih, smelter PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur, saat ini sudah rampung.

Baca Selengkapnya
Usai Diskusi dengan Anies, Pramono Anung Siap Lepas Saham Bir PT Delta Djakarta Tbk jika jadi Gubernur
Usai Diskusi dengan Anies, Pramono Anung Siap Lepas Saham Bir PT Delta Djakarta Tbk jika jadi Gubernur

Calon Gubernur Jakarta, Pramono Anung kembali bertemu dengan Anies hari ini, Rabu (20/11)

Baca Selengkapnya
Divestasi Saham Vale Belum Ada Putusan, Erick Thohir: Saya Pelajari Dulu
Divestasi Saham Vale Belum Ada Putusan, Erick Thohir: Saya Pelajari Dulu

Masa operasi dan kontrak Vale Indonesia diketahui akan berakhir pada 2025.

Baca Selengkapnya
Info Terbaru: Perpanjangan Izin Usaha Freeport Terbit Sebelum Jokowi Selesai
Info Terbaru: Perpanjangan Izin Usaha Freeport Terbit Sebelum Jokowi Selesai

Pemerintah sudah balik modal atau mencapai titik break-even dari pembelian saham Freeport sebesar 51 persen pada 2018.

Baca Selengkapnya
Bahlil Target RI Tambah Saham Freeport Jadi 61% Demi Kesejahteraan Rakyat
Bahlil Target RI Tambah Saham Freeport Jadi 61% Demi Kesejahteraan Rakyat

Pemerintah merencanakan memperpanjang Freeport sampai 2061 dengan menambah saham 10 persen modal saham.

Baca Selengkapnya
Raup Untung Rp6,8 Triliun, Jasa Marga Bagi-Bagi Dividen Rp274 Miliar ke Pemegang Saham
Raup Untung Rp6,8 Triliun, Jasa Marga Bagi-Bagi Dividen Rp274 Miliar ke Pemegang Saham

Raup Untung Rp6,8 Triliun, Jasa Marga Bagi-Bagi Dividen Rp274 Miliar ke Pemegang Saham

Baca Selengkapnya
Indonesia Siap Kuasai 61 Persen Saham Freeport
Indonesia Siap Kuasai 61 Persen Saham Freeport

Indonesia mendominasi saham Freeport, pekerja lokal terus bertambah.

Baca Selengkapnya
Masih Negosiasi Harga, Erick Thohir Tak Mau Divestasi Saham Vale Diburu-Buru
Masih Negosiasi Harga, Erick Thohir Tak Mau Divestasi Saham Vale Diburu-Buru

Pemerintah masih memproses divestasi saham PT Vale Indonesia.

Baca Selengkapnya
Tujuh BUMN Masuk Anggota Danantara, Target Setoran Dividen Rp90 Triliun di 2025 Terancam?
Tujuh BUMN Masuk Anggota Danantara, Target Setoran Dividen Rp90 Triliun di 2025 Terancam?

Erick menyebut, kajian terkait dividen berada diranah Kementerian Keuangan sebagai pemilik perusahaan BUMN.

Baca Selengkapnya
Santer Diisukan Bubar, Begini Respons Varuna Tirta Prakasya
Santer Diisukan Bubar, Begini Respons Varuna Tirta Prakasya

Varuna Tirta Prakasya sangat layak mendapatkan PMN tersebut.

Baca Selengkapnya
Miliki Modal Kuat, Laba BRI Layak Dibagi Dalam Bentuk Dividen
Miliki Modal Kuat, Laba BRI Layak Dibagi Dalam Bentuk Dividen

Pembagian dividen BRI nantinya tergantung dari persetujuan otoritas, termasuk Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan termasuk OJK.

Baca Selengkapnya