Ketua Kadin: Kontribusi UMKM ke Produk Ekspor RI Masih Rendah
Merdeka.com - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan P Roeslani mengakui bahwa nilai kontribusi UMKM Indonesia terhadap aktivitas ekspor masih rendah. Yakni hanya berkisar 14,3 persen.
"Kita akui kalau kita lihat dari segi ekspor kita hanya baru menyumbangkan kurang lebih 14,3 persen," tuturnya dalam Webinar Shopee bertajuk UMKM Indonesia Menuju Pasar Global, Senin (14/6).
Padahal, UMKM Indonesia mempunyai peluang peningkatan nilai kontribusi terhadap ekspor. Menyusul keandalan UMKM sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia dengan kontribusi 60 persen terhadap PDB.
-
Apa kontribusi besar UMKM terhadap ekonomi nasional? Jadi kalau melihat data ini UMKM kita ini sumbangsinya terhadap ekonomi nasional kita sangat besar. Bayangkan 97 persen tenaga kerja ini di-supply dari UMKM kita,' ucapnya.
-
Kenapa UMKM penting untuk pertumbuhan ekonomi? UMKM seperti IniTempe yang digagas oleh Benny memang penting untuk pertumbuhan ekonomi nasional. Tak tanggung-tanggung, UMKM memberikan sumbangan 61% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
-
Bagaimana Kemenkop UKM mendorong UMKM untuk terlibat dalam rantai nilai global? Untuk itu Hanung mendorong agar pelaku UMKM memanfaatkan kebijakan yang mengatur agar Pemerintah Pusat/Daerah dan BUMN berbelanja produk UMKM.
-
Bagaimana UMKK bisa menguasai kekuatan ekonomi Indonesia? Bergabung di Katalog Elektronik itu menguntungkan karena pasarnya sangat besar.
-
Mengapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Bagaimana Kemendag mendorong ekspor produk Tanah Air? 'Pemerintah pusat akan terus mendorong ekspor produk Tanah Air ke luar negeri seperti ini. Inikan hasil komunikasi kerja antara produsen dalam hal ini WKI dengan Pak Susanto Lee (Direktur Distributor Kara Marketing Malaysia) dengan atase kami Pak Deden di Malaysia, yang terus bekerja untuk mencarikan pasar di Malaysia, dan kami akan berniat merambah ke pasar Brunei, Vietnam, dan beberapa negara ASEAN lainnya,' ucap Didi Sumedi.
"UMKM kita juga mampu menyumbangkan hingga 96 persen dari total pekerja (Indonesia)," imbuhnya.
Maka dari itu, Kadin berharap adanya tambahan stimulus yang digelontorkan pemerintah terhadap UMKM. Salah satunya terkait pembiayaan. Dengan bantuan tersebut diharapkan bisa menjaga kelangsungan bisnis industri UMKM di situasi ekonomi sulit akibat penyebaran virus corona jenis baru tersebut.
"Sehingga UMKM bisa kembali bangkit. Dan juga mendorong perekonomian kita ke depan," terangnya.
Target Peningkatan Kontribusi
Sebelumnya, Kementerian Koperasi dan UKM menargetkan adanya peningkatan kontribusi UMKM terhadap ekspor ke level 15 persen. Hal ini menindaklanjuti instruksi Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang menginginkan adanya peningkatan kontribusi UMKM terhadap ekspor yang saat ini baru mencapai 14 persen.
"Kementerian Koperasi dan UKM diminta presiden (Jokowi) untuk dongkrak ekspor produk UMKM saat ini baru 14 persen. Kita targetkan 15 persen lah tidak usah jauh-jauh," bebernya dalam acara Opening Ceremony Ina Fashion Smesco Online Expo 2021, Rabu (21/4).
Maka dari itu, kata Menkop Teten, pihaknya terus berbenah untuk menciptakan ekosistem berusaha yang jauh lebih kondusif daripada saat ini. "Ini mampu mendukung tumbuhnya UMKM naik kelas, termasuk go global. Kami sedang siapkan," bebernya.
Menteri Teten merinci, ikhtiar untuk penciptaan iklim berusaha yang lebih kondusif itu akan dimulai dengan menghadirkan sistem pembiayaan yang lebih memudahkan pelaku UMKM untuk mengaksesnya. Sehingga memungkinkan UMKM bisa meningkatkan kapasitas produksi dan daya saing produk hingga ke pasar internasional.
"Karena selama ini banyak sekali pembiayaan untuk skala mikro, hampir di seluruh dunia segala model pembiayaan mikro ada di Indonesia. Tetapi dalam evaluasi kami ternyata (aksesnya) tidak mudah bagi mereka untuk mendapat kredit komersial pengembangan kapasitas usahanya," sebutnya.
Selain itu, pihaknya juga terus berupaya meningkatkan nilai alokasi porsi kredit perbankan bagi UMKM hingga di atas 30 persen pada 2024 mendatang. Saat ini, porsi kredit perbankan bagi UMKM baru mencapai 20 persen.
"Begitu juga KUR, saat ini baru maksimum Rp500 juta. Nah, Presiden Jokowi minta tingkatan sampai Rp20 miliar. Sehingga ada kesempatan bagi UMKM untuk mengembangkan kapasitas usahanya," terangnya.
"Karena kalau hanya Rp500 juta, ya nantinya hanya bisa untuk bertahan di tingkat mikro terus. Padahal kita perlu menambah jumlah kewirausahaan kita," tukasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
UMKM diharapkan dapat berkiprah di pasar digital walaupun hal tersebut bukanlah hal yang mudah.
Baca SelengkapnyaPemerintah terus berupaya agar UMKM lokal bisa menembus pasar global.
Baca SelengkapnyaKadin Ungkap kinerja ekspor UMKM di Indonesia masih kalah daru Malaysia dan Thailand.
Baca SelengkapnyaProduk tersebut bahkan telah menembus pasar internasional di lebih dari 100 negara.
Baca SelengkapnyaDi tahun 2021, jumlah pelaku UMKM mengalami penurunan menjadi 64,2 juta.
Baca SelengkapnyaSebanyak 29,2 juta pelaku UMKM saat ini belum memperoleh akses pembiayaan dari perbankan.
Baca SelengkapnyaAda beberapa poin yang menjadi fokus dalam pertemuan tersebut. Pertama, terkait strategi dalam meningkatkan ekspor termasuk UMKM.
Baca SelengkapnyaUMKM di Jatim dijadikan salah satu 'soko guru' perekonomian di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaZulkifli Hasan memastikan pemerintah tidak membual untuk memajukan UMKM.
Baca SelengkapnyaMenteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki meminta lebih banyak UMKM yang terlibat dalam rantai pasok industri.
Baca SelengkapnyaPeran UMKM sangat besar bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia, dengan jumlahnya mencapai 99 persen dari keseluruhan unit usaha.
Baca SelengkapnyaSekretaris KemenKopUKM Arif Rahman Hakim mengatakan UMKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia dan negara-negara anggota APEC lainnya.
Baca Selengkapnya