Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ketua MAI Beberkan Konsep Pembangunan Berkelanjutan Sektor Perikanan RI

Ketua MAI Beberkan Konsep Pembangunan Berkelanjutan Sektor Perikanan RI rokhmin dahuri. iisd.ca

Merdeka.com - Ketua Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) yang juga guru besar perikanan dan ilmu kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB), Rokhmin Dahuri membeberkan konsep pembangunan berkelanjutan sektor perikanan budidaya dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 dan ancaman perubahan iklim global.

Hal ini disampaikan dalam acara International Forum on Aquaculture in Silk Road Countries atau Forum Internasional tentang Akuakultur untuk Negara-negara Jalur Sutera yang diinisiasi oleh Yellow Sea Fisheries Research Institute of CAFS (YSFRI) di Qingdao, China.

"Kemajuan ilmu dan teknologi yang terejawantahkan dalam revolusi industri 4.0 telah membuat ekonomi dunia semakin produktif dan efisien. Namun pada sisi lain menimbulkan permasalahan sosial-ekonomi, lingkungan, dan sosial-budaya yang sangat kompleks dan serius," katanya dikutip keterangannya.

Di bidang ekonomi, lanjut dosen kehormatan Mokpo National University Korea Selatan itu sampai sekarang masih sekitar satu miliar warga dunia hidup dalam kemiskinan absolut (ekstrem poverty) dengan pengeluaran kurang dari USD 1,25 per hari. Kemudian, masih terdapat hampir tiga miliar orang masih hidup miskin dengan pengeluaran kurang dari USD 2 per hari.

"Sementara di bidang lingkungan, pencemaran, pengikisan biodiversity dan kepunahan spesies, perusakan fisik ekosistem alam, dan pemanasan global telah mencapai tingkat yang mengancam kelestarian bumi dan kehidupan manusia," ungkapnya.

Atas dasar problematika tersebut, menurut Rokhmin pembangunan harus berorientasi pada dua hal penting yaitu pertama agenda untuk meningkatkan daya dukung (carrying capacity) lingkungan bumi dalam menghasilkan sumber pangan, bahan untuk pakaian, bahan farmasi, bahan untuk perumahan dan bangunan lain, bahan tambang dan mineral, serta jasa lingkungan lainnya yang dibutuhkan oleh manusia dan pada sisi lain bagaimana kita meningkatkan ekosistem bumi dalam menetralisir limbah.

Kedua, agenda untuk mengatur supaya konsumsi (penggunaan) manusia terhadap pangan, bahan pakaian, farmasi, bahan bangunan, bahan tambang dan mineral, dan barang lainnya tidak berlebihan, secukupnya saja. Selain itu, kegiatan pembangunan, industri, dan aktivitas manusia lainnya juga tidak boleh membuang limbah, emisi karbon dan gas rumah kaca lainnya melebihi kapasitas asimilasi (menetralisir) ekosistem alam.

Sementara laju eksploitasi hutan, sumber daya ikan, dan sumber daya alam hayati lainnya tidak boleh melampaui kapasitas pulihnya.

"Pada praktiknya, teknologi era Industri 4.0 seperti bioteknologi, nanoteknologi, artificial intelligence, internet of things, big data, cloud computing, dan robotics di banyak negara telah berhasil meningkatkan daya dukung lingkungan," tandasnya.

Sebagai informasi, International Forum on Aquaculture in Silk Road Countries sendiri dihadiri oleh sekitar 500 orang yang terdiri dari unsur ilmuan (scientists), akademisi, peneliti, pelaku industri, perbankan, dan pelajar dari 15 negara di lima benua.

Salah satu agenda penting International Forum on Aquaculture in Silk Road Countries adalah Pembentukan Konsorsium Internasional tentang Sains Teknologi Budidaya dan Pengembangan Industri. Konsorsium yang akan dibentuk nanti bertujuan untuk memastikan keamanan pangan global dan pasokan produk-produk air termasuk mempromosikan ketersediaan protein hewani yang berkualitas dan meningkatkan gizi masyarakat, dan untuk meningkatkan teknologi dan manajemen akuakultur dan mendorong kolaborasi pelengkap di antara negara-negara peserta konsorsium.

Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) sendiri lanjut ketua DPP PDIP Bidang Kelautan dan Perikanan tersebut adalah salah satu anggota pendiri Konsorsium. Selain Indonesia, forum internasional itu juga dihadiri negara-negara anggota konsorsium meliputi Tiongkok, Australia, Belanda, Filipina, Mesir, Thailand, Bangladesh, Malaysia, Brunei Darussalam, Myanmar, dan Tunisia.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Janji Airin-Ade di Sektor Kelautan dan Perikanan: Ekonomi Biru hingga Nelayan Berdaya
Janji Airin-Ade di Sektor Kelautan dan Perikanan: Ekonomi Biru hingga Nelayan Berdaya

Menurut Airin, potensi Laut di Provinsi Banten belum dimanfaatkan dengan baik untuk menambah pendapatan asli daerah (PAD).

Baca Selengkapnya
Puan Maharani: Agenda Strategis RI Butuh Dukungan Semua Pemangku Kepentingan
Puan Maharani: Agenda Strategis RI Butuh Dukungan Semua Pemangku Kepentingan

Puan juga menyinggung soal keberhasilan pembangunan IKN yang membutuhkan dukungan semua pemangku kebijakan.

Baca Selengkapnya
Terungkap, Begini Strategi Pemerintah Sukseskan Makan Bergizi Gratis di Tengah Ancaman Krisis Pangan
Terungkap, Begini Strategi Pemerintah Sukseskan Makan Bergizi Gratis di Tengah Ancaman Krisis Pangan

Inisiatif ini bertujuan untuk memastikan akses masyarakat terhadap makanan bergizi di tengah ancaman krisis pangan global yang semakin nyata.

Baca Selengkapnya
Tujuan Pembangunan Berwawasan Lingkungan, Pahami Indikatornya
Tujuan Pembangunan Berwawasan Lingkungan, Pahami Indikatornya

Pembangunan berkelanjutan penting untuk kehidupan generasi mendatang.

Baca Selengkapnya
Gibran Terima 'Blue Print' Hilirisasi Perikanan dari Relawan di Maluku, Apa Isinya?
Gibran Terima 'Blue Print' Hilirisasi Perikanan dari Relawan di Maluku, Apa Isinya?

Gibran menerima blue print hilirisasi perikanan di Maluku dari relawan.

Baca Selengkapnya
Bertemu FAO, Mentan Amran Siap Perkuat Pangan Nasional dan Regional
Bertemu FAO, Mentan Amran Siap Perkuat Pangan Nasional dan Regional

Mentan Andi Amran Sulaiman berkomitmen meningkatkan pasokan pangan nasional untuk memperkuat ketahanan pangan regiona

Baca Selengkapnya
Catat! Janji Ahmad Ali-AKA Bangun Sekolah Kejuruan dan Politeknik di Wilayah-Wilayah Ini di Sulteng
Catat! Janji Ahmad Ali-AKA Bangun Sekolah Kejuruan dan Politeknik di Wilayah-Wilayah Ini di Sulteng

Menurut Ahmad Ali, Vietnam yang hanya memiliki garis pantai sepanjang 3.260 Km tapi mampu menghasilkan USD 8,3 miliar.

Baca Selengkapnya
Sektor Perikanan Bisa Sumbang Pendapatan Rp41,62 Triliun, Begini Skemanya
Sektor Perikanan Bisa Sumbang Pendapatan Rp41,62 Triliun, Begini Skemanya

Pemerintah harus bisa melakukan revitalisasi seluruh pelabuhan perikanan.

Baca Selengkapnya
PUPR: Pembangunan Infrastruktur Bukan untuk Gagah-gagahan, tapi Mengejar Ketertinggalan
PUPR: Pembangunan Infrastruktur Bukan untuk Gagah-gagahan, tapi Mengejar Ketertinggalan

Salah satu dampak signifikan dari pembangunan infrastruktur adalah peningkatan konektivitas nasional.

Baca Selengkapnya
Debat Cawapres, Gibran: IKN Bukan Hanya Bangun Pemerintahan
Debat Cawapres, Gibran: IKN Bukan Hanya Bangun Pemerintahan

Gibran menegaskan, pembangunan IKN Nusantara bukan hanya untuk pemerintah.

Baca Selengkapnya
Ganjar-Mahfud Ingin Wujudkan Ekonomi Biru, Begini Caranya
Ganjar-Mahfud Ingin Wujudkan Ekonomi Biru, Begini Caranya

Program ini diyakini bisa mengakselerasi ekonomi nasional, karena Indonesia punya potensi sangat besar.

Baca Selengkapnya
Bicara Lingkungan Sehat di Masa Depan, Airin Siapkan Program Berdikari hingga Gemilang
Bicara Lingkungan Sehat di Masa Depan, Airin Siapkan Program Berdikari hingga Gemilang

Pasangan calon gubernur-wakil gubernur Banten Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi mendorong pemerintah daerah untuk fokus pada isu lingkungan.

Baca Selengkapnya