Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Keuntungan Investasi Apartemen Terus Turun, Masyarakat Lebih Pilih Beli SBN

Keuntungan Investasi Apartemen Terus Turun, Masyarakat Lebih Pilih Beli SBN apartemen. Merdeka.com

Merdeka.com - Maraknya pembangunan apartemen saat ini ternyata tak sebanding dengan perkembangan bisnis di sektor tersebut. Bahkan, bisnis properti tercatat menurun karena investor lebih suka menyimpan dananya dalam bentuk Sukuk Ritel, Surat Berharga Negara (SBN) maupun deposito.

Senior Associate Director Research Colliers Ferry Salanto menyebutkan, rendahnya minat investasi pada hunian apartemen didorong imbal hasil (yield) lebih kecil dari produk SBN maupun deposito. Hal itu berdampak terhadap tingkat penjualan apartemen yang semakin melemah.

"Penjualan apartemen kenapa enggak bagus-bagus? Karena yield-nya tidak lebih besar dari Sukuk Ritel, SBN, atau deposito. Yield apartemen dari tahun ke tahun terus menurun," ucap dia di Jakarta, Rabu (9/1).

Orang lain juga bertanya?

Menurut laporan yang dibacakannya, imbal hasil yang ditawarkan dalam bisnis apartemen hanya sebesar 5,50 persen. Angka tersebut lebih kecil dibanding keuntungan yang ditawarkan Sukuk Ritel terbitan pemerintah seperti seri SBR004 menawarkan imbal hasil sebesar 7,10 persen.

Begitu juga SBN seperti seri ORI15 yang menawarkan imbal hasil 7,00 persen, serta produk deposito yang memiliki tenor antara 1 bulan hingga 1 tahun dengan imbal hasil 6,50 persen.

Sebagai komparasi, dia coba membuat perbandingan, di mana imbal hasil apartemen pada 2013 yang mencapai 10,20 persen tercatat lebih besar dibanding deposito yang hanya 6,39 persen. Adapun yield dalam bisnis apartemen terus menurun, hingga pada 2018 mencatat angka sebesar 5,50 persen, lebih kecil dari imbal hasil deposito 6,20 persen.

Ferry melanjutkan, catatan minus di bisnis properti ini juga terlihat dari peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, pada 5 tahun terakhir jumlah DPK tumbuh 9,2 persen.

"Ini mengindikasikan orang lebih cenderung menabung daripada membelanjakan uangnya ke bentuk properti," sebut dia

Namun begitu, dia menyatakan, kebijakan pelonggaran Loan To Value (LTV) oleh Bank Indonesia (BI) bisa menjadi penolong yang membangkitkan geliat bisnis di bidang penjualan apartemen. "Positifnya, revisi LTV oleh BI mendorong pembelian apartemen lebih banyak lagi," pungkas dia.

Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana

Sumber: Liputan6.com

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Penjualan Rumah Mewah Meningkat
FOTO: Penjualan Rumah Mewah Meningkat

Kontribusi industri properti terhadap PDB pada triwulan kedua 2023 tercatat sebesar 9,43 persen untuk sektor konstruksi & 2,40 persen untuk sektor real estate.

Baca Selengkapnya
Insentif Pajak Dongkrak Pembelian Properti, Kenaikan Suku Bunga Geser Tren KPR
Insentif Pajak Dongkrak Pembelian Properti, Kenaikan Suku Bunga Geser Tren KPR

Di akhir 2023, penambahan inventori baru pada proyek perumahan naik hingga dua kali lipat, sementara permintaan akan rumah baru juga naik hingga 27 persen.

Baca Selengkapnya
Tabungan Orang Kaya di Atas Rp5 Miliar Turun Drastis, Ketua LPS Mulai Takut
Tabungan Orang Kaya di Atas Rp5 Miliar Turun Drastis, Ketua LPS Mulai Takut

Data LPS mencatat, pada 2023 lalu pertumbuhan tabungan orang kaya 14-15 persen, namun di tahun ini hanya 3,51 persen.

Baca Selengkapnya
FOTO: Guyuran Insentif Pajak Pemerintah Diprediksi Dongkrak Pasar Apartemen di 2024
FOTO: Guyuran Insentif Pajak Pemerintah Diprediksi Dongkrak Pasar Apartemen di 2024

Guyuran insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) 11% diproyeksi akan membangkitkan pasar apartemen 2024.

Baca Selengkapnya
Perpanjangan Insentif Pajak Properti 2024 Dipercaya Bakal Dongkrak Penjualan Apartemen
Perpanjangan Insentif Pajak Properti 2024 Dipercaya Bakal Dongkrak Penjualan Apartemen

Kepemilikan apartemen tidak hanya untuk hunian, namun juga dapat dijadikan sebagai instrumen investasi yang memberikan imbal hasil bagi pemiliknya.

Baca Selengkapnya
Sektor Properti Pulih dari Pandemi, KPR Bank BTN Tumbuh 12,66 Persen
Sektor Properti Pulih dari Pandemi, KPR Bank BTN Tumbuh 12,66 Persen

Alhasil, pemulihan ekonomi telah menunjukkan perbaikan yang signifikan ke arah yang lebih baik

Baca Selengkapnya
Rumah Seharga Rp1 Miliar Makin Banyak Diminati Masyarakat
Rumah Seharga Rp1 Miliar Makin Banyak Diminati Masyarakat

Rata-rata penyerapan untuk setiap perumahan adalah 13,6 unit per bulan.

Baca Selengkapnya
Laporan Terbaru: 55 Persen Pembeli Rumah Didominasi Milenial, Harga Dibeli Rp200 Juta Hingga Rp600 Juta
Laporan Terbaru: 55 Persen Pembeli Rumah Didominasi Milenial, Harga Dibeli Rp200 Juta Hingga Rp600 Juta

Hal ini menegaskan peran penting generasi muda dalam menggerakkan pasar properti, terutama di tengah dinamika seperti pergeseran minat ke wilayah berkembang.

Baca Selengkapnya
Pembiayaan Utang Lewat SBN Turun, Hanya Capai Rp157,9 Triliun
Pembiayaan Utang Lewat SBN Turun, Hanya Capai Rp157,9 Triliun

Pembiayaan utang pada semester I-2023 mencapai Rp166,5 triliun, menurun 15,4 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Tarik Utang Rp72 triliun per 15 Maret 2024, Turun Drastis Dibanding Tahun Lalu Mencapai Rp181 Triliun
Pemerintah Tarik Utang Rp72 triliun per 15 Maret 2024, Turun Drastis Dibanding Tahun Lalu Mencapai Rp181 Triliun

Secara rinci, pembiayaan utang tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp70,2 triliun atau setara dengan 10,5 persen terhadap APBN.

Baca Selengkapnya
Konglomerat Indonesia Kesulitan Jual Hunian Mewahnya di Singapura
Konglomerat Indonesia Kesulitan Jual Hunian Mewahnya di Singapura

Tidak satu pun dari 16 properti yang dijual mendapat perhatian publik.

Baca Selengkapnya
Survei BI: Penjualan Properti di Akhir Tahun 2023 Meningkat
Survei BI: Penjualan Properti di Akhir Tahun 2023 Meningkat

Penjualan properti residensial triwulan IV-2023 tercatat meningkat 3,37 persen (yoy).

Baca Selengkapnya