Keuntungan untuk Indonesia dari Proyek Penyaluran Listrik Terpanjang Dunia
Merdeka.com - Perusahaan asal Australia Sun Cable akan membangun kabel bawah laut yang menghantarkan energi listrik dari Australia ke Singapura. Dengan melewati sebagian wilayah perairan Indonesia, Sun Cable akan menginvestasikan USD 2,5 miliar dan mendorong pembukaan tenaga kerja secara tidak langsung.
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan berharap hal ini bisa berkelanjutan ke depannya. Artinya akan ada investasi lanjutan setelah proyek Australia-Asia PowerLink ini dilaksanakan.
"Kami harap proyek ini bisa lebih berkelanjutan dan memberikan benefit kepada industri di Indonesia dan negara," katanya dalam konferensi pers, Kamis (23/9).
-
Kenapa PLTU Batang dibangun? Pembangunan PLTU Batang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Pulau Jawa dan merupakan bagian dari program penyediaan listrik 35.000 MW.
-
Dimana jembatan terpanjang di dunia? Jembatan Besar Danyang-Kunshan, China Panjangnya mencapai 164,8 Km, membentang di atas sungai Yangtze, salah satu sungai terpanjang di dunia.
-
Jembatan apa terpanjang di dunia? Jembatan Besar Danyang-Kunshan, China Panjangnya mencapai 164,8 Km, membentang di atas sungai Yangtze, salah satu sungai terpanjang di dunia.
-
Apa itu jalan tol terpanjang di dunia? Pan American Highway, mencakup seluruh sistem jalan raya antar negara bagian AS. Ini menjadikannya sebagai jalan tol terpanjang di dunia yang mencakup panjang sekitar 48.000 km.
-
Bagaimana cara mengelilingi benua Australia dengan jalan terpanjang? Dengan melalui jalan ini, seseorang dapat mengelilingi benua Australia secara terus-menerus tanpa menemui celah atau penghalang.
-
Apa itu energi listrik? Energi listrik adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh pergerakan partikel bermuatan, khususnya elektron, melalui suatu penghantar atau rangkaian tertutup.
Dia mengaku kaget dengan rencana awal dari proyek penyaluran tenaga listrik terpanjang di dunia ini. Sebab, proyek ini membentangkan kabel dari Darwin, Australia ke Singapura sekitar 4.200 kilometer.
"(semoga) Ini jadi gerbang untuk membuka peluang investasi yang lebih besar ke depannya antara Australia dan Indonesia," kata Menko Luhut.
Menko Luhut mengatakan, dengan dukungan Indonesia terhadap proyek ini, sebagai bukti Indonesia memiliki perhatian terhadap pembangunan energi baru dan terbarukan.
"Ini jadi salah satu dukungan Indonesia dalam membangun energi terbarukan," katanya.
Manfaat untuk Indonesia
Hadir secara daring, CEO Sun Cable, David Griffin menuturkan bahwa investasi senilai USD 2,5 miliar akan digelontorkan dan diterima manfaatnya oleh Indonesia.
Dia mengatakan akan menggunakan berbagai bahan yang bisa mendorong proyek bentangan kabel bawah laut ini. Kemudian, benefitnya akan dirasakan oleh industri manufaktur di Indonesia.
"Total investasi senilai USD 2,5 miliar ini akan dibagi dua, dengan USD 1 miliar untuk procurement, sementara sisanya akan digunakan untuk kelangsungan selama proyek berjalan," katanya.
Pada dana USD 1 miliar untuk procurement tersebut, itu termasuk dalam persiapan komponen manufaktur yang ada di Indonesia, aktivitas konstruksi, fasilitas operasional dan strategi peluang manufaktur.
Selain itu, David menuturkan, benefit lainnya yang bisa didapat oleh Indonesia adalah pembukaan lapangan kerja sebanyak 7500 orang tenaga kerja secara tidak langsung.
Kemudian juga dua universitas di Indonesia yakni Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berkesempatan ikut dalam riset terkait proyek ini.
Sejauh ini, David mengatakan proses proyek ini masih pada tahap melakukan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) di sepanjang jalur yang akan dilalui kabel bawah laut AA PowerLink ini.
"Kita punya rekomendasi, jadi kita sedang lakukan amdal, sehingga bisa kita submit pengerjaan dalam beberapa tahun ke depan," katanya.
Dia mengatakan, proyek ini akan berjalan sejak 2024 dan diharapkan akan selesai tahap final pada 2028 mendatang.
Reporter: Arief Rahman
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Untuk tahap pertama, Indonesia siap mengekspor listrik rendah karbon.
Baca SelengkapnyaBeberapa perusahaan Indonesia dan Singapura telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait ekspor listrik.
Baca SelengkapnyaLuhut menceritakan, kesepakatan ekspor listrik dengan Singapura sudah dimulai melalui nota kesepahaman alias MoU pada Maret 2023.
Baca SelengkapnyaMoU tersebut ditandatangani di Washington DC saat event International Telecoms Week 2024.
Baca SelengkapnyaAda 5 perusahaan dari Indonesia yang menawarkan proposal kuat untuk menyediakan listrik rendah karbon ke Singapura.
Baca SelengkapnyaAirlangga mengatakan Pemerintah akan mempersiapkan transmisi multi channel menuju Singapura untuk mengurangi risiko perawatan dan pemadaman.
Baca SelengkapnyaLuhut memaparkan, jumlah kapasitas ekspor listrik bersih ke Singapura akan bertambah dari rencana semula 2 Gigawatt menjadi 3,4 Gigawatt.
Baca Selengkapnyaingapura Ternyata Sangat Bergantung dengan Indonesia, Terutama soal Listrik dan Air
Baca SelengkapnyaPLTS terapung terbesar se-Asia Tenggara ini memiliki kapasitas 192 megawatt peak (MWp).
Baca SelengkapnyaErick menyebut, kerja sama ini akan memfasilitasi hubungan kerja terkait rantai pasok dan ekosistem kendaraan listrik.
Baca SelengkapnyaLuhut menjelaskan kerja sama ekspor listrik ke Singapura merupakan simbiosis mutualisme antar kedua negara.
Baca SelengkapnyaDiharapkan Indonesia bisa berbalik ekspor listrik ke Negeri Jiran di masa depan.
Baca Selengkapnya