Kilang Plaju Pertamina Produksi Biosolar
Merdeka.com - Pertamina Unit Kilang (RU) III meluncurkan bahan bakar ramah lingkungan biosolar (B 20) untuk mendukung program pemerintah berupa penggunaan 20 persen minyak sawit dalam campuran minyak diesel.
General Manager RU III Plaju, Yosua IM Nababan mengatakan, lahirnya produk ini merupakan bentuk dukungan Pertamina pada kebijakan pemerintah sesuai Peraturan Menteri ESDM No 41 Tahun 2018.
Dalam Permen disebutkan, adanya penggunaan campuran bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dengan minyak nabati (Fatty Acid Methyl Ester/FAME) sebesar 20 persen yang diproduksi oleh Badan Usaha Bahan Bakar Nabati (BU BBN).
-
Apa yang diapresiasi Pertamina dari pemerintah? Pertamina Apresiasi Pembayaran Dana Kompensasi BBM oleh Pemerintah PT Pertamina (Persero) mengapresiasi dukungan Pemerintah melalui Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN dan Kementerian ESDM sehingga terlaksana pembayaran dana kompensasi Bahan Bakar Minyak (BBM) selama tahun 2023 sebesar Rp132,44 triliun (termasuk PPN) atau Rp119,31 triliun (tidak termasuk PPN).
-
Kenapa Pertamina diapresiasi oleh pemerintah? 'Kami sangat mengapresiasi upaya pemerintah melalui Kementerian Keuangan RI yang telah mempercepat pembayaran dana kompensasi BBM yang telah disalurkan Pertamina sampai dengan Triwulan III 2023. Dana kompensasi sudah masuk kas perseroan dan ini merupakan wujud dukungan penuh Pemerintah kepada Pertamina untuk menjaga keberlangsungan layanan operasional BBM bersubsidi, mendukung working capital serta memperbaiki rasio- rasio keuangan perusahaan.' ujar Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam keterangan tertulis.
-
Bagaimana Pertamina mendukung program ini? Membuka kegiatan, sebagai salah satu BUMN penyelenggara, Corporate Secretary Pertamina Brahmantya S. Poerwadi menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat menarik dan bermanfaat, karena dilakukan di Kota Balikpapan, dimana tempat ini terdapat beberapa lini bisnis Pertamina Grup.
-
Siapa yang memimpin Pertamina? Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menjelaskan bahwa sejak restrukturisasi organisasi, tren kinerja keuangan konsolidasian Pertamina positif dan terus meningkat dari tahun ke tahun.
-
Siapa yang memimpin Pertamina saat ini? Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mengatakan Pertamina secara intens terus memantau perkembangan terkini dan dampak memanasnya geopolitik terhadap rantai pasok energi global.
-
Apa yang diluncurkan oleh Pertamina? Pertamina secara resmi meluncurkan Sustainability Academy dan Sustainability Center pertama di Asia untuk skala perusahaan migas dalam gelaran Indonesia Sustainability Forum (ISF) di Park Hyatt Hotel, Jakarta Kamis, (7/9).
"Launching Biosolar (B 20) ini menunjukkan bahwa Pertamina Refinery Unit III Plaju siap mendukung program Pemerintah dan memenuhi ketahanan suplai energi khususnya di wilayah Sumbagsel," kata dia.
Pertamina menjalankannya melalui sinergi bersama antara RU Unit III dengan Marketing Operation Region II Sumbagsel.
Sejauh ini, RU III telah mengembangkan sarana dan prasarana penerimaan FAME maupun produksi B-20 dalam tempo yang cukup cepat. Kilang RU III mampu mengolah pasokan FAME dari penyuplai dengan kapasitas 30.000-40.000 KL/bulan. FAME diterima melalui kapal dan disalurkan melalui Rumah Pompa Minyak di area tanki penyimpan untuk dilakukan pencampuran solar sebagai B-20 untuk kemudian di distribusikan melalui sarana prasarana yang ada baik melalui kapal maupun pipa ke TBBM wilayah Sumsel dan Lampung.
"Kami berterima kasih atas apresiasi Menteri ESDM RI saat kunjungannya ke RU III lalu. Menciptakan energi bersih menjadi prioritas kami sebagai Green Refinery pertama di Indonesia, kata dia. Selain untuk memenuhi regulasi, injeksi FAME sebanyak 20 persen ke dalam produk solar dapat memberikan potensi peningkatan kualitas akhir produk."
Pjs General Manager MOR II, Hendrix Eko Verbriono mengatakan, keunggulan B 20 ini memiliki CetaNe number diatas 50 yang artinya lebih tinggi bila dibandingkan dengan CetaNe number solar murni yakni 48.
Semakin tinggi angka cetane, semakin sempurna pembakaran sehingga polusi dapat ditekan. Kerapatan energi per volume yang diperoleh juga makin besar. Selain itu, campuran FAME menurunkan sulfur pada produk Diesel tersebut, kata dia.
Penerapan bahan bakar ramah lingkungan ini tentunya juga berdampak pada pengendalian angka impor BBM sehingga diharapkan ikut mendukung stabilitas nilai rupiah dan menghemat devisa negara. Melalui pemanfaatan minyak sawit ini, selain menyejahterakan petani sawit dengan menjaga stabilisasi harga CPO juga mampu mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29 persen dari Business as Usual (BAU) pada tahun 2030.
RU III Plaju merupakan salah satu dari 30 lokasi yang ditentukan menerima FAME dengan pertimbangan kebutuhan B-20 untuk Provinsi Sumsel dan Lampung sebanyak 3.500 - 5.000 KL/hari.
Saat ini secara reguler dapat dipenuhi seluruhnya dari RU III Plaju yang mampu menghasilkan Biosolar (B 20) 180.000-200.000 KL/bulan. Ini merupakan bagian dari upaya Pertamina menjamin ketahanan stok BBM Ramah Lingkungan di pasaran.
Pertamina akan terus berinovasi menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan diantaranya langsung mengolah CPO di dalam kilang untuk menghasilkan green fuel berupa green gasoline, green diesel dan green avtur.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kerja sama ini selaras dengan roadmap pengurangan Gas Rumah Kaca (GRK).
Baca SelengkapnyaPertamina Patra Niaga memiliki peran penting dalam melayani dan mendistribusikan energi bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaPusat Energi Berkelanjutan bisa berperan lebih besar, termasuk melakukan pengkaderan terhadap para calon pemimpin energi berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaPipa baja yang diproduksi oleh PT Krakatau Pipe Industries dengan bahan baku baja hot rolled coil (HRC) dari Krakatau Steel.
Baca SelengkapnyaPGN berkomitmen mendukung seluruh kebijakan pemerintah termasuk pelaksanaan penyaluran gas bumi kepada industri.
Baca SelengkapnyaPertamina akan terus mengembangkan penggunaan bahan bakar berbasis bioenergi dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada.
Baca SelengkapnyaHasil produksi Polytama berupa bijih plastik jenis PP selama ini dapat dikembangkan menjadi beragam kebutuhan produk sehari-hari.
Baca SelengkapnyaSmelter Tembaga Freeport Dapat Suplai Gas Bumi 9,49 BBTUD, Sumbernya Dari Sini
Baca SelengkapnyaPertamina Patra Niaga terus berkomitmen mendorong pengurangan emisi karbon.
Baca SelengkapnyaStrategi PTPN V dalam memperkuat pemanfaatan EBT adalah melalui sinergi dan transfer pengetahuan dengan berbagai pihak.
Baca SelengkapnyaPenandatanganan perjanjian jual beli gas yang dilakukan oleh anak perusahaan Pupuk Indonesia ini tentunya akan berdampak positif bagi industri pupuk nasional.
Baca SelengkapnyaKonsorsium nantinya akan menggunakan jaringan pipa gas bumi PGN untuk mendistribusikan biometana berbahan POME.
Baca Selengkapnya