Kimia Farma resmikan klinik Hemodialisa dan apotek ke 1.000 di Bandung
Merdeka.com - PT Kimia Farma (Persero) Tbk (Persero) meresmikan klinik Hemodialisa sekaligus menggelar launching apotek yang ke 1.000. Acara tersebut diresmikan oleh Wakil Walikota Bandung, Oded Muhammad Danial dan Direktur Utama Kimia Farma, Honesti Basyir.
Honesti mengatakan peresmian tersebut merupakan bukti komitmen Kimia Farma dalam meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat, khususnya masyarakat kota Bandung.
"Ini membuktikan komitmen dan keseriusan Kimia Farma untuk meningkatkan pelayanan di Kota Bandung sesuai slogannya Bandung juara, kalau mau juara masyarakatnya harus sehat," ujar Honesti di Klinik Hemodialisa, Bandung, Kamis (28/12).
-
Di mana Bio Farma didirikan? Tahun 1923, lembaga dipindahkan ke Bandung di lokasi yang saat ini menjadi gedung Heritage Bio Farma dan menambah objek penelitiannya dengan serum ular berbisa.
-
Siapa pria yang mendirikan apotek? Seorang pria asal Bekasi, Jawa Barat bernama Kukuh Prasetyo menceritakan perjalanan hidupnya yang tak mulus. Dia berjuang dari titik terendah dalam hidup demi bisa mencapai kesuksesan.
-
Siapa yang meresmikan laboratorium? Gubernur Jawa Barat, Mochamad Ridwan Kamil, meresmikan Gedung Laboratorium Lingkungan Jawa Barat, di Jalan A.H Nasution, Kota Bandung, Selasa (8/8).
-
Dimana apotek tersebut berada? Gambar ilustrasi Menurut dia, setelah terpontang panting ke sana, ke mari, akhirnya pada tahun 2023 ini Apotek Zenturion miliknya berdiri di kawasan Bekasi Junction, wilayah Bekasi Timur.
-
Kenapa pria ini mendirikan apotek? “Saya ingin terus memberikan bantuan kepada masyarakat kurang mampu agar dapat memperoleh obat dengan harga yang terjangkau. Saya berkomitmen mengubah nasib dan membangun masa depan yang lebih baik bagi mereka yang menghadapi kesulitan,“ katanya
-
Siapa yang hadir di peresmian? Peresmian dua kampung moderasi ini dihadiri oleh sejumlah pihak seperti Wali kota Serang, Kemenag Kota Serang, dan perwakilan umat beragama di sana.
Klinik Hemodialisa Bandung merupakan produk layanan kesehatan baru dari Kimia Farma dengan keunggulan antara lain berada di lokasi strategis di tengah Kota Bandung dengan fasilitas lengkap dan terintegrasi dengan klinik dan laboratorium klinik, waktu pelayanan yang flexible disesuaikan dengan permintaan pasien dan juga layanan antar jemput pasien dari dan menuju klinik.
"Jadi keberadaan dari klinik Hemodialisa ini merupakan suatu hal yang sangat tepat bagi kami untuk mendukung program pemerintah khususnya pemerintah Kotamadya Bandung, kita mengetahui bahwa gaya hidup masyarakat itu juga merupakan pengaruh yang sangat besar dalam kesehatan," jelasnya.
Klinik hemodialisa mengusung konsep homey atau pelayanan cuci darah layaknya di rumah sendiri dengan tujuan untuk meningkatkan kenyamanan, kepuasan, kualitas dan harapan hidup pasien, terutama untuk para penderita diabetes dan hipertensi yang telah memasuki tahapan CKD (Chronic Kidney Disease).
"Dalam rangka untuk memberikan langkah kuratif (mengobati) dan tentunya tidak melakukan langkah kuratif saja, preventif juga kami siapkan."
Dalam kesempatan serupa, Wakil Walikota Bandung, Oded Muhammad Daniap menyatakan apresiasinya, Kimia Farma telah membuktikan membangun sebuah kolaborasi kebersamaan dengan Pemerintah Kota Bandung khususnya dalam urusan kesehatan.
Oded mengungkapkan, beberapa waktu belakangan jumlah penderita gagal ginjal sudah semakin tinggi. Sehingga, keberadaan Klinik Hemodialisa tersebut diharapkan bisa membantu pasien.
"Berdasarkan catatan yang saya dapatkan ternyata hampir 54 persen bahkan tahun ini katanya bertambah 2 persen jadi 56 persen masyarakat yang gagal ginjal pada umumnya adalah masyarakat generasi umur produktif di bawah 55 tahun."
"Ini barangkali tidak bisa hanya sekedar mempersiapkan, bagaimana kita memberikan sebuah edukasi kepada masyarakat kita agar dalam pola hidup dan pola makan ini lebih sehat lagi," tambahnya.
Kimia Farma telah menyediakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di seluruh wilayah lndonesia, dimana pada saat yang sama merupakan grand launching apotek yang ke 1.000 dan klinik kesehatan ke 500.
Hingga kini Kimia Farma telah memiliki 10 optik, 47 laboratorium klinik dan 47 cabang Trading dan Distribution. Sebanyak 161 klinik telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rumah sakit ini nantinya akan membantu pemenuhan faskes di Depok dan Jawa Barat dengan sejumlah inovasi.
Baca SelengkapnyaIde awal pendirian klinik karena melihat jemaah haji memerlukan perawatan di masing-masing sektor.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta masyarakat tak perlu repot membawa anak berobat atau program bayi tabung ke luar negeri.
Baca SelengkapnyaUntuk menjadi perusahaan global, Kimia Farma Apotek harus lebih transparan melalui IPO.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku senang, investasi senilai Rp2 triliun akan menjadi kamar-kamar rumah sakit sebanyak 400 pintu.
Baca SelengkapnyaPendapatan pada semester I tahun ini, meningkat sebesar 11,78 persen secara tahunan (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp4,43 triliun.
Baca Selengkapnya68th IPSF World Congress mengangkat tema Envision the Evolution of Life’s Quality as Forthcoming Pharmacists.
Baca SelengkapnyaPabrik katalis ini akan menjadi industri yang ramah lingkungan, mendukung pengembangan green fuel.
Baca SelengkapnyaBiofarma kembangkan Medtrack dalam proses serialisasi dan distribusi vaksin Covid-19 dari tahun 2021 sampai dengan saat ini ke seluruh Indonesia.
Baca SelengkapnyaProgram ini merupakan bentuk kepedulian perusahaan dalam meningkatkan kualitas pendidikan, terutama pendidikan kesehatan.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan BMN ini digunakan untuk usaha yang lebih produktif.
Baca SelengkapnyaMenarini merupakan bisnis keluarga yang didirikan sejak 1886 di Florence, Italia.
Baca Selengkapnya