Kinerja Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Minus 1,49 Persen Sepanjang 2020
Merdeka.com - Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian, Muhammad Khayam mencatat, kinerja industri IKFT mengalami kontraksi hingga minus 1,49 persen sepanjang tahun 2020. Ini terjadi sebagai dampak pandemi Covid-19.
"Kondisi pertumbuhan Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil tahun 2020 masih mengalami kontraksi minus 1,49 persen, tapi itu lebih baik dibanding rata-rata industri pengolahan non-migas yang minus 2,52 persen," kata Khayam dalam diskusi virtual Industri Farmasi, Prioritas Baru Making Indonesia 4.0, Jumat (16/4).
Meski demikian, Khayam menyebut salah satu subsektor yaitu industri kimia dan farmasi yang pertumbuhannya baik yakni 9,3 persen sepanjang tahun 2020. Namun kinerja industri tekstil tengah anjlok parah.
-
Bagaimana IKN mendorong pertumbuhan ekonomi? UU Nomor 21 Tahun 2023 mengamanatkan pertumbuhan ekonomi inklusif dan merata, mencapai pertumbuhan ekonomi Indonesia-sentris dan pembangunan IKN melalui penguatan peran Otorita IKN, didukung lintas sektor.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023 lebih tinggi? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,“ terang Edy.
Dia menyebut, kontribusi sektor IKFT terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 4,48 persen di 2020. Sedangkan nilai ekspor IKFT mencapai 33,99 persen dari total ekspor keseluruhan.
Oleh karena itu, dalam rangka penyelenggaraan Hannover Messe 2021, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berharap kinerja sektor IKFT tahun 2021 dan seterusnya semakin membaik. Bahkan kini pemerintah menambahkan menjadi 7 sektor yang menjadi prioritas.
Sebelumnya, pemerintah hanya memprioritaskan sektor makanan dan minuman, tekstil dan busana, otomotif, elektronika, dan kimia. Namun semenjak Pandemi Covid-19, Pemerintah menambahkan 2 sektor prioritas lainnya, yakni alat kesehatan dan farmasi.
"Semenjak pandemi Covid-19 kita memerlukan farmasi dan alat kesehatan makannya pemerintah menambahkan dua sektor ini menjadi prioritas. Sektor-sektor yang harus dikembangkan seiring dengan pengembangan melalui ekonomi digital," jelasnya.
Dengan demikian, Kemenperin berharap ke depannya dalam pengembangan ekonomi digital 4.0 sektor IKFT juga bisa ikut berkembang.
"Kita ingin ke depan kalau kita bicara ekonomi digital khususnya 4.0 itu konsepnya adalah connectivity, bukan hanya sektor produksi yang terkait tapi seluruh sektor-sektor baik bahan baku, pemasaran, dan gudang itu terkoneksi," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal III-2023 sebesar 4,94 persen (yoy), lebih rendah dari periode yang sama di tahun 2022 sebesar 5,17 persen.
Baca SelengkapnyaKinerja sektor manufaktur Indonesia justru mengalami penurunan di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diklaim tetap kuat.
Baca SelengkapnyaMeski begitu, Faisol menilai hal ini justru menjadi peluang bagi industri dalam negeri seperti pabrik smelter nikel.
Baca SelengkapnyaPlt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan turunnya kinerja ekonomi tersebut dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global.
Baca SelengkapnyaSecara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.
Baca SelengkapnyaMendengar laporan itu, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian, Edi Prio Pambudi mengaku terkejut.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat, tiga besar negara tujuan ekspor non-migas Indonesia pada Januari 2024 adalah ke negara China, Amerika Serikat, dan India.
Baca SelengkapnyaMeskipun terjaga positif selama 38 bulan beruntun, Sri Mulyani melihat tren ekspor dan impor mulai terjadi pelemahan.
Baca SelengkapnyaVolume ekpor nikel tahun 2023 sebanyak 126,0 juta ton dan juga mengalami penurunan 14,06 persen secara bulanan.
Baca SelengkapnyaImpor barang modal mengalami persentase penurunan terdalam yaitu turun sebesar 10,51 persen.
Baca SelengkapnyaKondisi ini terjadi ketika diberlakukan Permendag 8 tahun 2024 tentang kebijakan dan pengaturan impor.
Baca SelengkapnyaPenurunan ini tak lepas dari anjloknya realisasi kinerja ekspor non migas pada Juli 2023 mencapai USD 19,65 miliar.
Baca Selengkapnya