Kinerja perusahaan Bakrie semakin meredup
Merdeka.com - Tiga perusahaan Grup Bakrie , merilis kinerja kuartal III 2013. Ketiga emiten tersebut antara lain PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR), PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG). Dari ketiga perusahaan, hanya Energi Mega Persada yang mencetak untung.
Berdasarkan laporan keuangan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Energi Mega Persada berhasil mencatat kenaikan laba 1,33 persen menjadi USD 202,91 juta. Lonjakan laba ini berasal dari hasil penjualan 10 persen saham di Blok Masela PSC ke Shell. Padahal, penjualan perusahaan hanya naik 32,76 persen menjadi USD 576,96 juta.
Kepala Riset E-Trading Securities, Betrand Reynaldi mengatakan, kinerja semua Grup Bakrie mempunyai risiko besar. Salah satunya berasal dari faktor utang. Secara keseluruhan anak usaha Grup Bakrie kesulitan membayar utangnya.
-
Siapa yang mengalami kesulitan keuangan? Meskipun kabar suami Zaskia Gotik yang sedang mengalami kesulitan keuangan, rumah tangga mereka dengan Sirajuddin semakin harmonis.
-
Siapa yang kehilangan harta karena masalah utang? Keluarga Pulitzer sempat masuk dalam daftar keluarga terkaya berkat bisnis media dan percetakannya. Namun hal ini harus berubah saat keluarga ini didera kesulitan lilitan utang hingga jutaan dolar Amerika Serikat. Padahal di tahun 1982, keluarga Pulitzer memiliki kekayaan bersih yang mencapai angka USD 25 juta.
-
Kenapa kekayaan Hartono Bersaudara turun? Berdasarkan data real time Forbes pada pekan awal September 2023, kekayaan Robert Budi Hartono mencapai USD25,9 miliar atau setara Rp381 triliun. Dengan total kekayaan itu, Robert berada di peringkat pertama sebagai orang terkaya di Indonesia. Selanjutnya, Michael Bambang Hartono di periode yang sama memiliki kekayaan sebesar USD24,8 miliar atau setara dengan Rp366 triliun. Posisinya saat itu berada di peringkat ketiga sebagai orang terkaya di dunia. Pada pekan awal Desember 2023, kekayaan dua saudara ini anjlok.Merujuk sumber yang sama, Robert Budi Hartono berada di peringkat 63 dengan harta kekayaan mencapai USD24,8 miliar. Dengan demikian, selama tiga bulan, kekayaan Robert turun USD1,1 miliar atau sekitar Rp1,5 triliun. Sementara sang adik, Michael Bambang Hartono juga mengalami kemerosotan kekayaan. Hartanya di pekan awal Desember sebesar USD23,8 miliar atau setara Rp368 triliun. Selama tiga bulan, dia mengalami penurunan nilai kekayaan sekitar Rp1 triliun.
-
Siapa yang terlilit utang ratusan juta? Eko Pujianto merupakanpengusaha muda yang pernah mengalami keterpurukan karena terjebak utang ratusan juta.
-
Apa penyebab utama keluarga miliarder jatuh miskin? Mereka harus menghadapi kenyataan bahwa kekayaannya habis akibat utang yang menumpuk dan kebiasaan pengeluaran yang tidak baik.
-
Siapa yang mengalami penurunan kekayaan? Pada awal Desember 2023, harta kekayaan Hartono Bersaudara anjlok. Beberapa konglomerat Indonesia terpantau mengalami kenaikan nilai kekayaannya. Prajogo Pangestu, Low Tuck Kwong, hingga Sri Prakash Lohia merupakan segelintir konglomerat yang mengalami kenaikan harta. Kendati demikian, kekayaan Hartono bersaudara terpantau mengalami penurunan.
"Itu perusahaan (ENRG) laba naiknya karena jual saham kan. Coba liat anak usaha lainnya juga alami kerugian. Kalau anak usaha Bakrie untung itu karena selama ini jual beli perusahaan bukan riil fokus bisnisnya, itu hampir semuanya. Itu bisa dilihat dari track recordnya ," ujarnya saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Jumat (1/11).
Bumi Resources dan Bakrie and Brothers tak seberuntung Energi Mega Persada. Dua perusahaan ini mengalami kerugian cukup signifikan. Tercatat, rugi bersih Bumi Resources di kuartal III 2013 mencapai USD 413,56 juta dari periode sama tahun lalu yang hanya USD 655,42 juta. Kerugian Bumi Resources memang mengalami penurunan 36,9 persen lantaran perusahaan berhasil menekan beban lain-lain sebesar 26,13 persen menjadi USD 671,54 juta dari periode sama tahun lalu USD 909,06 juta.
Bakrie and Brothers mencatat kerugian mencapai Rp 750,79 miliar di kuartal III 2013 dari laba sebelumnya sebesar USD 252,27 miliar. Akibatnya, pendapatan perusahaan anjlok hingga 78,84 persen menjadi hanya Rp 2,93 triliun dari sebelumnya Rp 13,85 triliun. Penurunan laba ini disebabkan perusahaan mengalami rugi kurs sebesar Rp 823,82 miliar di kuartal III 2013 dari periode sama tahun lalu Rp 151,01 miliar atau naik mencapai 81,6 persen.
Berangkat dari kinerja tiga perusahaan Grup Bakrie ini, Betrand melihat ada beberapa faktor utama yang membuat kinerja perusahaan Bakrie melempem. Salah satunya dari penurunan harga komoditas sehingga menyebabkan kenaikan biaya baik dari sisi tenaga kerja, operasional. Belum lagi, hampir semua anak perusahaan Bakrie mempunyai suku bunga yang tinggi, faktor ini salah satunya menyebabkan tidak tuntasnya utang perusahaan.
"Mereka selalu menambah utang dengan jual aset, itu tidak menjadi perusahaan kuat, yang ada utang tambah karena suku bunganya hingga 21 persen. Maka yang harus ditelusuri itu bagaimana good governance nya, itu tidak ada perbaikan dari dulu sampai sekarang," ungkap dia.
Dia menilai perusahaan Grup Bakrie bisa saja menjadi perusahaan yang kuat asalkan ada perbaikan pengelolaan yang lebih dalam. Dia mencontohkan, Bakrie Telcom dan VIVA.
"Esia (Bakrie Telcom) itu ke depannya bagus karena kompetisinya gampang dibandingkan perusahaan telekomunikasi lainnya sedangkan VIVA itu juga bagus, perusahaan media banyak demand-nya," jelasnya.
Kemungkinan jika benar good governance Grup Bakrie ini buruk maka para investor dimungkinkan enggan menanamkan modalnya ke perusahaan. Dia mencontohkan, dibandingkan perusahaan Astra dan Bakrie yang sama-sama memiliki perusahaan CPO tapi selama ini para investor hanya lebih mempercayai Astra.
"Mereka punya perusahaan CPO, Astra (AALI) dan Bakrie (UNSP) tapi percaya deh pasti investor ke Astra. Bakrie itu sudah jelek namanya dari dulu, lalu para investor larinya ke Astra karena memiliki good governance yang lebih bagus," tegas dia.
Untuk itu, bagaimana kinerja Grup Bakrie ke depannya dipastikan semakin meredup. "Ya sampai saat ini tidak ada perbaikan, pesimis akan cemerlang lah," tutupnya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data OJK: Sisa Utang BUMN Karya ke Bank Himbara Tembus Rp78 Triliun
Baca SelengkapnyaAda 6 BUMN yang dipersempit skala operasinya sebagai bentuk penyelesaian utang-utang masa lalu.
Baca SelengkapnyaBerada di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, berdiri megah pabrik tekstil dengan belasan ribu karyawan yang menggantungkan hidup dari lini bisnis ini.
Baca SelengkapnyaKSPI telah membentuk Posko Orange untuk mengadvokasi ribuan karyawan Sritex.
Baca SelengkapnyaArya menjelaskan, tagihan yang tidak pernah diterima oleh Indofarma ini menyebabkan Indofarma kesulitan untuk membayar gaji karyawan sejak Maret 2024.
Baca SelengkapnyaHolmes mendadak bangkrut setelah alat-alat kesehatan buatannya diragukan.
Baca SelengkapnyaPT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) dinyatakan pailit berdasarkan putusan sidang di Pengadilan Negeri Niaga Semarang.
Baca SelengkapnyaPerusahaan berkode saham TINS ini mencatat rugi sekitar Rp450 miliar.
Baca SelengkapnyaBI mengeluarkan data berdasarkan survei konsumen bahwa daya beli masyarakat menurun, khususnya pada kelompok kelas menengah.
Baca SelengkapnyaSerikat Pekerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) farmasi PT Indofarma (Persero) Tbk (INAF) mengadukan nasibnya kepada Komisi VI DPR RI
Baca SelengkapnyaAdapun, perusahaan yang dimaksud ialah PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP). Perusahaan ini bergerak di bidang pengolahan dan pengekspor udang.
Baca SelengkapnyaEdhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) mengingatkan Menteri BUMN Erick Thohir terkait kinerja banyak perusahaan BUMN belakangan ini
Baca Selengkapnya